Prolog

918 44 21
                                    

Amelia Prameswari

Dia sering dipanggil Mela, dia duduk di kelas 3 SMA di Jakarta. Dia gak terlalu terkenal di sekolahnya tapi dia cukup berprestasi. Beberapa kali memenangkan lomba, selalu masuk kelas unggulan, dan mendapat rangking yang cukup bagus, tapi semua itu belum cukup baginya.

Amelia pernah memliki pacar, kaka kelas yang kini sudah lulus. Tapi, hubungannya gak pernah direstui sama keluarganya yang akhirnya membuat dia putus dengan pacarnya. Kini, dia menganggap semua cinta itu sama, pasti suatu saat akan ada seseorang yang tersakiti. Sampai akhirnya dia bertemu dengan cowo yang membuat hidupnya berbeda. Dari situlah ceritanya bermulai.

Muhammad Alfarizi

Mantan ketua osis yang terkenal di sekolah. Dia satu kelas dengan Amelia di kelas senior. Meskipun dia pernah jadi ketua osis, tapi bagi Amelia  tingkahnya masih sama saja seperti anak kecil. Banyak juga ade kelas yang suka sama dia, padahal wajahnya gak terlalu ganteng juga. Mantannya pasti cewe yang terkenal atau cantik.

Tubuhnya tinggi dan dia pandai bersosialisasi, mungkin itu yang membuat cewe-cewe baru di sekolah tertarik dengannya. Dia bersahabat dengan Raka yang juga banyak disukai ade kelas. Awal masuk semester kedua, dia semakin dekat dengan Amelia padahal, sebelumnya mereka bahkan tidak pernah mengobrol. 

Selina Renaisa

Sahabat sekaligus kotak curhat Amelia dari awal dia masuk SMA. Selin dan Mela salalu duduk berdua. Kalem dan selalu mengalah menjadi ciri khas dari tingkah laku Selin. Semenjak SD, dia selalu satu kelas dengan Raka dan nyokap mereka berdua juga deket. Tapi ntah kenapa, Selin malah benci dengan Raka.

Selin pernah jatuh cinta dengan kaka kelas, tapi dia malah digantungin. Dia tipe cewe yang setia, buktinya udah 2 tahun dia suka sama kaka kelas itu meskipun perasaanya gak dibalas.

Driana Adelia

Dia juga sahabat Amelia dan Selin. Kalau Driana, gak kalah pinternya sama Mela, terutama di pelajaran matematika. Dia pernah pacaran sama ketua kelasnya waktu masih kelas 2 SMA, tapi mereka putus dan sampai kini rasa menyesal pernah nerima cowo itu masih menghantui Driana. Ngomongnya yang ceplas-ceplos, emang kadang bikin orang kesel. Dia paling jago untuk urusan adu bacot.

Wenda Laina

Wenda baru berteman dengan Mela,Selin,dan Driana di kelas 3. Tapi, ntah kenapa mereka langsung deket. Wenda emang jarang nongkrong sama ketiga sahabat barunya itu karna dia juga punya geng di luar kelasnya. Tapi, setiap di kelas dan jam istirahat, kemana-mana mereka selalu berempat.

Wenda itu bijak dan enak buat dijadiin tempat curhat. Tapi, kadang dia suka gak sengaja ngebocorin rahasia orang lain. Meskipun begitu, dia orangnya baik. Dia keturunan batak chinese dan punya kaka cowo yang ganteng, dan sempat disukai sama Driana.

Raka Aditya

Sahabat Alfa yang satu ini, suka banget modusin cewe. Bahkan hampir semua cewe di kelasnya pernah dia modusin, termasuk Driana. Raka termasuk salah satu cowo most wanted dan banyak ade kelas yang suka sama dia, padahal bagi Mela dan sahabat-sahabatnya, dia gak ada gantengnya sama sekali.

Raka juga sahabat Mela dari awal masuk SMA. Meskipun tingkahnya nyebelin dan suka ngejahilin Mela, tapi kalau Mela udah marah, kelar deh semuanya. Raka punya geng yang isinya beranggotakan Alfa dan ketiga cowo lainnya yang juga populer dan banyak disukain sama ade kelas.

-----------------------------------------------

Amelia's pov

Hari Rabu di akhir bulan Febuari. Dari sini cerita gue bermulai. Gue nunggu dia datang, tapi dia gak masuk hari itu. Biasanya di kelas ips dia selalu duduk di belakang gue namun, hari ini tidak ada sosoknya. Hanya temannya sendirian yang duduk disana. Lo tau siapa orangnya? Yap, Muhammad Alfarizi yang sering gue panggil Alfa.

Gue juga bingung kenapa akhir-akhir ini gue jadi deket sama dia, dan suka bercanda atau duduk bareng sama dia. Padahal, awal masuk semester pertama, gue ngerasa dia itu mantan ketua osis yang bego karena nilainya turun semenjak di pacaran sama ade kelas, dan berujung putus.

Banyak yang bilang, ade kelas itu pacaran sama dia cuma karna numpang tenar. Dan yang lebih tragis, setelah ade kelas itu terkenal, Alfa malah diselingkuhin. Mangkanya mereka putus.

"Sepi ya rasanya hari ini" ucap gue kepada Selina yang duduk di sebelah gue.

"Nggak juga ah, Mel" komentar Selin cuek sambil makan jajanan yang tadi dia beli di kantin.

Dan yang perlu lo tau, gue juga pernah pacaran sama kaka kelas namanya Rio. Hampir setahun gue pacaran sama dia dan banyak yang support kecuali, keluarga gue.

Gak ada satupun keluarga gue yang suka sama dia. Dan tepat di awal tahun 2016, gue minta putus sama Rio. Karna pengalaman inilah yang bikin gue takut bilang kalau gue punya pacar, terutama ke nyokap.

Keesokannya, mendung di pagi hari itu. Gue suka cuaca yang mendung, rasanya enak, dingin, teduh. Ditambah langit yang masih agak gelap. Gue ingat banget suasana di hari itu, betapa gue menyukai sejuknya udara saat itu. Gue duduk di lapangan, seperti biasanya selalu ada pembiasaan di lapangan sekolah seperti warm up untuk pikiran.

Diantara kerumunan siswa-siswa, gue melihatnya. Ya, benar itu dia! Dengan tasnya yang kebesaran, rambutnya yang agak gondrong, badannya yang lucu, dan cara berjalannya yang unik yang membuat gue senyum-senyum sendiri melihatnya.

Dia berjalan menuju ruang tata usaha, sepertinya dia gak lihat gue memperhatikannya dari sebrang lapangan. Loh tapi, kenapa rasanya gue senang sendiri ngeliat dia? Gue memalingkan wajah, menundukan kepala, dan berusaha untuk tidak melihatnya lagi.

Selesai acara, semua anak kembali ke kelasnya masing-masing. Begitu gue sampai di kelas, ntah kenapa rasanya gue semangat banget. Sambil tersenyum riang gue berjalan menuju ke bangku.

Bel istirahat dibunyikan, "Mela, lo mau ke kantin ga?" ucap sahabat gue, Driana dari belakang bangku.

Driana itu  suka banget hunting photo yang aesthetic ala-ala tumblr gitu. Dia duduk dengan Wenda, dan selalu duduk di belakang bangku gue. Dua bangku di pojok kelas selalu jadi tempat duduk yang kita tempati. Saat kami jalan ke kantin, gue bertemu dengan Alfa dan teman-temannya di bawah tangga.

"Woiii udah masuk juga lo, gue kangen" ucap gue sambil menambahkan tawa di akhir kalimatnya untuk menandakan bahwa itu hanya candaan semata.

Namun, dia gak tau apa yang gue ucapkan itu benar, gue emang kangen meskipun hanya satu hari dia gak masuk. Tapi dia hanya tersenyum sambil mengangkat salah satu alisnya. Bukan, bukan senyum biasa yang dia berikan, tapi senyum yang berbeda. Senyum yang hanya bisa gue temuin di wajahnya. Raut wajah yang gak bisa ditiru siapapun.

----------------------------------------------------------

NB: Maaf kalo ceritanya garing:D
Saran dan masukan sangat gue butuhkan.
Makasih udah baca❤

DIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang