Mobil ambulan telah datang saat salah satu warga yang melihat hal tersebut melaporkan ke polisi dan rumah sakit terdekat.
Alfa dilarikan ke salah satu rumah sakit di daerah itu. Saat dia masuk ke ruang UGD, gue langsung menelfon orangtuanya dari hpnya. Beberapa belas menit kemudian, ibunya datang.
"Gimana keadaan Alfa?" tanya ibunya ke gue dengan wajah sangat panik.
"Dokter...dokter bilang dia harus di operasi tante" jawab gue dengan wajah cemas.
"Ya ampun" ibunya langsung lemas dan duduk di kursi ruang tunggu.
Gue menghampiri ibunya dan duduk di sebelahnya. Gue lihat ibunya menangis, gue tau persis apa yang dirasain seorang ibu kalau lihat anaknya sekarat seperti itu.
"Tante...maaf ya..." ucap gue pelan sambil menundukkan kepala. "Kalau saat itu Mela lebih berhati-hati, pasti Alfa gak bakalan kaya gini" lanjut gue menyesal sambil menitikkan air mata.
"Gakpapa nak, memang sudah jalannya kaya gini. Kita harus sabar dan berdoa, semoga Alfa baik-baik aja" jawab ibunya dengan tegar sambil memeluk gue dengan hangat.
Gue kira, ibunya bakalan marah sama gue kalau tau Alfa kecelakaan karena menyelamatkan gue. Tapi gue salah, ibunya benar-benar baik dan berhati seperti malaikat.
Tak lama kemudian, mama dan papa datang. Mereka menanyakan keadaan gue, tapi gue bilang gue gak terluka sedikitpun. Mereka juga menanyakan keadaan Alfa kepada ibunya.
Beberapa jam berlalu, dokter keluar dari ruang UGD dan memanggil kedua orangtua Alfa. Sementara gue duduk panik di ruang tunggu, bertanya-tanya sendiri tentang apa yang dibicarakan dokter saat itu. Gue melihat ibunya menangis lagi saat medengar dokter berbicara, lalu orangtua Alfa masuk ke dalam kamar Alfa dirawat.
Gue yang melihat itu langsung berdiri dan berlari ke arah dokter, "Dok, gimana keadaan temen saya?"
"Kakinya lumpuh total. Untuk sementara dia harus dirawat disini dan mungkin dia harus memakai tongkat untuk jalan" jawab dokter dengan tegar.
Gue langsung menutup mulut gue dan gak percaya dengan apa yang baru gue denger. Gue melihat ke arah jendela kaca kamar Alfa dirawat. Dia tidur di kasur itu dengan lemas. Kepala dan tangan kanannya diperban. Kakinya yang lumpuh tertutup dengan selimut yang dia pakai. Sementara ibunya memeluk dia erat, dan ayahnya menatapnya dengan cemas
"Semua ini gara-gara gue"ucap gue dalam hati. Gue berjalan menuju orangtua gue, "Ma, Pa, Mela mau pulang" kata gue dengan lemas.
"Kamu gak pamit dulu sama Alfa dan orangtuanya?" tanya mama sambil mengerutkan wajahnya.
"Mama aja yang titipin salam Mela. Mela nunggu di mobil aja ya" jawab gue. Gue langsung pergi menuju ke mobil. Gue gak bisa maafin diri gue sendiri dengan apa yang terjadi hari ini.
Keesokan harinya....
Gue berjalan lemas menuju kelas. Gue masih teringat kejadian kemarin. Sesampainya di kelas, hampir seluruh kelas menanyakan hal itu ke gue.
"Mel, emangnya bener ya yang bikin Alfa kecelakaan itu elo?"
"Ceritain dong kejadian kemarin"
"Kok bisa sih Alfa kecelakaan?"
Namun, gak ada satupun yang gue hirauin. Gue langsung duduk di bangku gue dan menghela nafas panjang, tapi gue gak sanggup lagi. Gue langsung memeluk Selin yang ada di sebelah gue dan menangis lagi.
"Semuanya gara-gara gue Sel. Gue temen yang jahat. Gue bikin Alfa celaka" ucap gue sambil terisak-isak.
"Suutt, udah Mel jangan nyalahin diri lo sendiri. Lo gak salah, Mel" kata Selin menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA [COMPLETED]
Teen FictionAmelia adalah seorang gadis biasa. Dia pernah jatuh cinta namun dikecewakan, terakhir kali dia pacaran, hubungannya benar-benar tidak direstui oleh keluarganya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan cowo ini. Muhammad Alfarizi, mantan ketua osis di sek...