(Part 5) Trouble

222 16 0
                                    

Alfa meraih sebuah kotak berwarna coklat tua yang berada di kursi belakang. "Nah sekarang buka mata lo" suruhnya sambil menggenggam kotak itu di depan gue.

Dengan pelan gue membuka mata gue, gue melihat kotak yang dibawanya. Dia menyodorkan kotak itu ke gue, "Buka, Mel" suruhnya lagi.

Gue mengambil kotak itu, pelan-pelan gue membuka tutup kotak tersebut. Ternyata isinya adalah jaket kesayangan gue yang kemarin ketinggalan di sekolah.

"Gue kira kemarin lo ga ngambilin jaket gue yang ketinggalan" ucap gue sambil memeluk jaket kesayangan gue. Tapi, ada wangi yang berbeda saat gue menciumnya. "Loh kok, baunya kaya wangi parfum lo sih?" tanya gue heran.

"Iya, kemarin gue cuci jaket lo. Abisnya, baunya busuk banget" candanya sambil terkekeh.

"Ejek aja terus" tanggap gue dengan sinis. "Eh tapi, makasih ya" lanjut gue lagi sambil senyum sendiri merhatiin jaket gue yang akhirnya kembali.

"Yaudah, keluar sana lo, ntar dicariin nyokap lo" suruh Alfa.

"Iye bawel" jawab gue sambil membuka pintu mobilnya.

Gue masuk ke dalam rumah yang udah gelap. Dengan hati-hati gue menutup kembali pintunya agar tidak membuat suara yang berisik. Gue berjalan pelan menuju kamar, berharap nyokap dan bokap gak kebangun.

Di kamar, gue bersiap-siap untuk tidur tapi sebelumnya, tak sengaja gue melihat kalendar, dan tanggal yang udah gue tandain sebagai pengingat. "Ya ampun gue lupa senin besok Ujian Sekolah" gumam gue sambil menepuk kepala gue.

Hari senin tiba. Cuaca hari ini sangat terik, meskipun masih pagi tapi udaranya sudah panas. Untung saja yang biasanya selalu diadakan upacara, hari ini ditunda karena adanya Ujian Sekolah untuk kelas 3, dan Ujian Tengah Semester untuk kelas 1 dan 2.

Gue masuk ke dalam ruangan ujian. Karena duduknya sesuai absen dan berdampingan dengan ade kelas, teman dekat yang satu ruangan dengan gue hanya Driana.

Gue duduk di bangku gue dan membuka buku, mencoba untuk belajar. Tapi semuanya buyar saat suara Adinda, teman satu kelas gue yang duduk di depan mengajak gue ngobrol dengan suaranya yang nyaring.

"Mel, emang lo lagi deket ya sama Alfa?" tanya Adin tiba-tiba sambil memainkan kotak pensil gue.

"Deket sebagai sahabat, Din" jawab gue mencoba untuk biasa saja saat mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulut Adin.

"Tapi kok deketnya beda gitu sih?" tanya Adin lagi mencari jawaban dari gue yang lebih spesifik. "Alfa kayanya suka deh sama lo" tambahnya lagi menduga-duga.

Gue gak bisa ngomong apa-apa saat mendengarnya. Hening.

"Jangan mau, Mel sama dia. Mendingan mantan lo tau" lanjutnya lagi dengan tangannya yang masih memainkan kotak pensil gue.

Dan untuk yang pertama kalinya, ada orang yang nyuruh gue untuk jauhin Alfarizi. Gue diam seperti patung saat mendengar Adin berkata itu. Teringat dengan semua tentang dia, gue sadar gue gak bakalan bisa lupain Alfa. Dan gue bertanya-tanya sendiri kenapa Adin nyuruh gue jauhin dia.

Gue ingin menanyakan Adin alasan dia menyuruh gue menjauhi Alfa namun, belum sempat gue bertanya, guru pengawas sudah datang dan ulangan dimulai.

Bel istirahat berbunyi. Akhirnya ulangan ekonomi selesai. Gue dan Driana langsung menuju ke depan ruangannya Wenda dan Selin. Gue bertemu Alfa di depan ruangan itu, dia lagi memasukan kotak pensilnya ke dalam tas.

"Woi" sapa Alfa yang melihat gue melewatinya.

"Apa?" jawab gue. "Eh, Al nanti pulang bareng ya" pinta gue kepadanya.

DIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang