"Jadi Alfa nembak lo lusa kemaren, Mel?" tanya Selin kepada Mela.
"Tuh kan bener, Mel lo pasti ditembak" tambah Driana. Mela hanya tersenyum sendiri mendengar hal itu.
"Eh gue cocok gak sih make baju ini?" ucap Wenda yang baru saja menghampiri ketiga temannya sambil menunjukkan foto dari ponselnya.
"Lo mending make yang warna emas ini" usul Selin melihat foto yang satunya.
Yap, Selin,Driana,Mela,dan Wenda sedang berada di salon. Mereka akan bersiap-siap untuk promnight party nanti malam. Untuk malam ini mereka ingin tampil secantik dan semenarik mungkin.
Flashback on
Sepulangnya dari sekolah, ada rasa sedih sekaligus senang yang menerpa hati Mela. Dia sedih karena hari ini adalah hari terakhir dia mengenakan seragam abu-abunya, serta ini adalah hari terakhir dia menjadi pelajar SMA. Namun, dia juga bahagia karena dia akan segera memasuki jenjang kuliah dan kini tinggal liburan panjang yang menantinya.
Mela meletakkan ponselnya di meja belajar, dia merebahkan tubuhnya di kasur namun, tak lama kemudian ponselnya bergetar. Dia segera bangun dan mengambil ponsel berwarna putihnya itu.
Notification from
M.Alfarizi: PSaat melihat namanya muncul di layar ponsel, dia kaget. Mela berpikir beribu-ribu kali, dia juga bingung mengapa tiba-tiba Alfa memulai chat duluan.
AmeliaP: apa?
M.Alfarizi: itu yang tadi bener?
AmeliaP: maunya?
M.Alfarizi: Gue nanya serius, Mela-_-
Amelia membaca pesan itu dan dia bingung ingin menjawab apa. Dia mengingat kembali apa yang barusan terjadi di sekolah ketika dia menyatakan perasaannya kepada Alfa. Terutama, saat Alfa mengedipkan matanya untuk menjawab pertanyaan dari Selin. Apa benar? Apa benar Alfa juga menyukai dirinya? Dia sampai tidak bisa membayangkannya.
AmeliaP: ya
Secara tak sengaja, tangannya menulis pesan itu dan mengirimkannya. Padahal, sebelumnya dia ingin bilang bahwa tadi hanya guyonan dia dan temannya semata. Mela kembali menggigit bibirnya, alisnya mengkerut, dan wajahnya panik. Dia ingin menarik pesannya kembali ketika Alfa hanya membaca jawabannya. Beberapa menit kemudian, Alfa membalas pesannya itu.
M.Alfarizi: Lo mau jadi pacar gue gak?
***
Amelia dan ketiga temannya baru saja sampai di rumahnya setelah pulang dari salon. Mereka berencana akan bersiap-siap serta berangkat bersama dari rumahnya. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore sementara acaranya akan mulai pukul enam malam.
Amelia memeriksa ponselnya untuk yang kesekian kalinya. Dia menunggu Alfa untuk membalas chat-nya namun, tidak ada satupun notification dari cowo yang baru saja beberapa hari ini menjadi pacarnya. Dia menghela nafas dan meletakkan ponselnya di atas meja. Mungkin sudah berjam-jam pesannya itu belum juga dibalas.
"Lo kenapa sih kaya orang galau?" tanya Wenda sambil melirik ponselnya Mela.
"Kenapa ya gue ngerasa jadi kaku sama Alfa. Gak bisa frontal kaya dulu lagi" jawab Mela yang sedang duduk di kursi belajarnya sambil memerhatikan ponselnya.
"Baru pertama pacaran kaya gitu kali, Mel" komentar Selin yang sedang memainkan ponselnya.
"Tapi ngga gitu! Rasanya beda...." ucap Mela sambil mendengus kesal. "Dia beda dan karena dia berubah, gue pun jadi ngerasa gak enak. Lo pernah gak sih pacaran sama bekas sahabat lo sendiri dan malah jadi gak nyaman? Tapi di sisi lain lo juga gak mau dan gak rela dia jatuh cinta sama cewe lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA [COMPLETED]
Teen FictionAmelia adalah seorang gadis biasa. Dia pernah jatuh cinta namun dikecewakan, terakhir kali dia pacaran, hubungannya benar-benar tidak direstui oleh keluarganya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan cowo ini. Muhammad Alfarizi, mantan ketua osis di sek...