Help

3.4K 429 12
                                    

Tapi ini terlalu cepat. Darimana ini semua berasal ?

"Hiks... Uhhh" Aku langsung menatap ke belakang dimana Seorang adik kelas yang sadar ia menangis dengan suara keras langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"ARGHH... GARHHHH"

BRAK !
BRAK !
BRAK !
BRAK !

Aku menatap pintu yang digebrak. Sedikit meringis karena meja dan kursi yang ditumpuk mulai goyah jika saja tidak ditahan Andi, Farhan, Jihan, Adam, kak Dika, Daniel dan satu orang kakak kelas yang belum aku tahu namanya.

Aku meremas tanganku sendiri saking takutnya, kakiku bergetar hebat di atas lantai yang kupijak. Kepalaku menunduk dan telingaku makin mendengar suara - suara geraman dari arah luar. Meskipun begitu tidak ada satupun dari kami yang berteriak dan menjerit kecuali adik kelas yang sedang menangis tersedu dengan menutup mulutnya dengan telapak tangan. Aku tidak bisa memikirkan apapun saat ini.

Takut. Takut. Takut.

DOR..!

DOR..!

DOR..!

Tiga tembakan terdengar, tidak ! Kali ini tembakan beruntun. Lalu hening meski masih ada beberapa tembakan lain. Seseorang menggedor pintu kelas kami.

"OI KALIAN YANG DIDALEM ! AYO BURUAN KELUAR !!"

Aku terkesiap kaget dan refleks berdiri, menatap ke arah pintu dan melihat Daniel yang balas menatapku. Aku mengangguk mengisyaratkan dia untuk membuka pintu. Aku menyuruh semua anak perempuan untuk bangkit. Lalu menuntun mereka untuk sampai ke depan kelas.

Kulihat Adam dan Daniel siap - siap dengan senjatanya kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Begitu Farhan dan Jihan menurunkan kursi dari meja dan membuka pintu.
2 orang dewasa menenteng senjata laras panjang menatap kami dengan pandangan yang sulit di artikan.
Salah seorang dari mereka menyuruh kami ikut. Kami segera membentuk barisan, bergerombol.

"Adam, Daniel jaga samping !" Aku menitah. Segera berlari keluar kelas yang lantainya telah penuh dengan darah dan melirik ke belakang beberapa jasad Zombie telah tergeletak.

"Jaga belakang, Wa !" Seorang dari mereka yang memakai rompi anti peluru memimpin di depan dengan senjatanya. Kami terus berlari menuju lantai bawah dan begitu sampai lapangan....

ARGHHHH.... GURGHHHH... ORGHHHHHHHH

"HUWAAAAA !!!!!"

Aku menyaksikan seseorang tengah di tarik oleh makhluk itu. Aku bisa saja menggapainya namun kakiku tidak mau digerakan. Kakiku lemas, aku ketakutan sekali. Segalanya hening dan berubah menjadi slow motion. Tubuhku gemetaran seluruhnya. Samar - samar kudengar seseorang memanggil namaku.

"......NDA !!"

"DINDAAAA !!!"

Dan semuanya terjadi dengan cepat...

Sebuah tubuh besar menimpaku dari samping, berusaha menggapai dagingku dengan mulutnya yang berdarah - darah. Aku menahan lehernya dengan sebelah lenganku. Dengan kekuatanku percuma saja menjauhkan makhluk itu.

DOR...!

Satu tembakan menembus kepala. Darahnya memuncrat dan mengenai seragam dan wajahku. Aku masih setengah sadar begitu ketika seseorang menarikku bangun...

Daniel

"LARI !" Aku mengikuti perintahnya, berlari ketika kulihat semua temanku sedang berada di koridor yang menuju tangga untuk ruang lab komputer. Ruang lab komputer tepat di seberang gedung tempat kelas kami berada. Aku hampir mencapai koridor begitu seorang yang kuketahui adalah Grina berusaha menggapai tanganku.

"UGH !" Aku berhasil sampai koridor. Namun...

"D-daniel !"
Daniel dan seorang lagi yang memakai rompi anti peluru tengah sibuk menembaki kepala zombie yang terus bergerombol menuju mereka. Mereka terjebak.

"Dinda, buruan naik tangga !" Aku menghiraukan Grina.

Untuk sekali ini saja... kumohon..

biarkan kami hidup sekali lagi !

Terima kasih telah memberi dukungan. Saya akan sebisa mungkin update lebih cepat. Tolong berikan saran dan kritik agar saya dapat berkembang lebih baik lagi. Terima kasih.

Last Days Of Earth [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang