Guys, how long was I gone ?
Pada akhirnya aku mengikuti saran Nine, dan pagi itu kami habiskan dengan belajar bela diri dasar hingga menjelang tengah hari. Perutku mulai keroncongan dan yang lain pun sudah kelelahan dilihat dari peluh mereka yang membasahi dahi. Kami memutuskan untuk menyudahi latihan dan pergi bersama ke sebuah bangunan yang dipandu oleh Nine.
Didalamnya seperti hall yang lumayan luas untuk dapat menampung banyak orang, rupanya tempat ini digunakan sebagai ruang makan bersama. Terlihat lebih seperti kantin dengan banyak meja dan kursi yang diletakan secara berkelompok. Di depan sana terdapat meja - meja besar untuk menaruh makanan yang tersedia. Semacam prasmanan. Kami tinggal memilih apa yang akan kami makan hari ini.
"Makanlah sesuka kalian, setelah itu kalian bisa bersih - bersih dan istirahat. Untuk Dinda aku butuh kamu setelah ini" Nine berkata sambil berlalu dari hadapan kami. Aku diam disana tidak menjawabnya.
Aku mengedarkan pandangan ke beberapa orang yang sudah duduk dan sedang menikmati makanan. Mereka mencuri pandang ke arah rombongan kami. Aku bisa merasakan tatapan intimidasi namun tidak terlalu memperdulikannya.
"Kita boleh ambil makan sepuasnya ?? Serius ?? Kalo gitu gua duluan !!" Adam langsung berjalan cepat ke depan, dengan setengah berlari Rani dan Andi menyusul di belakangnya.
"Ayo kita makan dulu" Temanku yang lainnya ikut berjalan dan mengantri untuk mengambil makanan. Sementara aku masih terdiam di posisi semula.
"Hey" Aku tidak sadar Daniel ternyata masih ada di sampingku. "Jangan peduliin tatapan mereka, oke ?"
Aku hanya mengangguk dan mengikuti Daniel yang sudah berjalan duluan. Sesampainya di sana, aku melihat - lihat makanan apa yang disajikan. Aku mengernyit begitu melihat bentuk makanan yang tidak bisa diindentifikasi.
"Um... Apa ini ?" Aku menunjuk salah satu makanan dan bertanya pada seseorang yang bertugas membagikan makanan.
"Jangan banyak tanya dan makan saja !"
Aku tidak bisa memprotes dan menyerahkan piringku ke depan. Piring yang digunakan hanyalah piring plastik untuk sekali pakai. Sesuai aku memenuhi makananku dengan sebuah benda yang tidak jelas apa, aku mengedarkan pandangan lagi. Melihat dimana teman - temanku duduk. Begitu melihat Grina melambaikan tangan padaku, aku segera bergegas ke sana.
"Gua tantang yang berani makan duluan" Rani berkata serius membuat kami segera membatu di tempat. Aku mengangkat makanan yang kelihatan seperti bubur itu dengan sendok dan menggeleng.
Satu persatu teman - temanku menggeleng, tidak berani untuk memakannya. Kecuali...
"Gua coba ! Aaaaaa..."
Adam dengan gerakan cepat menyendok makanan itu dan memakannya. Aku menahan nafas ketika Adam menelan makanan itu.
Selama beberapa detik Adam tidak bersuara dan membuatku khawatir. Dia terdiam dengan tetap memegang sendok. Mataku terus terpaku untuk melihat bagaimana reaksinya.
"Wow... Ini--" Adam menaruh sendoknya dan menunjuk makanan dengan jarinya. "Menarik" dan wajah Adam seakan menahan muntah.
Aku langsung menggeser piringku ke depan. Ragu untuk memakannya. Walaupun aku tahu, pasti semuanya sudah sangat kelaparan. Daniel tertawa ringan dan menoleh ke arahku. Aku ikut memberi senyum kecil.
"Kita masih ada roti dan choco bar di tas gua kalo semuanya kelaparan" Aini berkata begitu sambil menatap kami bergantian.
Semuanya langsung setuju dan akan beranjak dari situ sebelum ada seseorang yang menepuk bahuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Days Of Earth [discontinued]
AventureHari - hari terakhir di muka bumi. Apa yang akan kalian lakukan ? Bertahan hiduplah. [THIS WHOLE STORY IS MINE. PLAGIARISM IS STRONGLY PROHIBITED]