Real

7.3K 885 82
                                    

Normal people? Stay in your line!

****

"Hyung, berhenti! Kau mendengarku? Yaakk aku bilang berhenti!"

"-kalau kau seperti ini terus orang tuamu akan sangat marah! Kau mau blue film-mu dibakar habis, huh?!"

Sebuah gelas dilempar asal, mencumbu dinding dengan mesra sampai pecah tak berbentuk.

Cukup, itu hampir saja mengenai tempurung kepala Hoseok.

"Haha kau lihat gelas itu? Huks-" kalimatnya terpotong oleh cegukan.

"-dia sama seperti hatiku Hosiki, huks" Yoongi menepuk-nepuk dadanya, mengambil gelas baru kemudian mulai menuang birnya untuk kesekian kali.

"Berhenti hyung, kau sudah sangat mabuk!" peringat Hoseok, merampas gelas yang masih belum tersentuh itu dari tangan Yoongi.

Yoongi merenggut protes, tak kehabisan akal untuk meminum bir, ia menenggaknya langsung dari botolnya.

"Hyung jaebal.." lirih Hoseok, kali ini dengan sebuah binar permohonan dimatanya melihat sang sahabat begitu kacau dan rapuh disaat yang bersamaan.

Melihat semua ini membuat Hoseok merasakan yang namanya deja vu, ini pernah terjadi sebelumnya.

Yoongi, club, dan bir, perpaduan semua itu tidak akan menghasilkan hal baik.

"Aku berharap itu tidak akan terjadi lagi" gumamnya putus asa.

Puk

Sebuah tepukan diterimanya di bahu.

Hoseok menoleh dan menemukan namja yang tak asing tengah menatap simpatik kearahnya dan Yoongi.

"Ada apa kau menyusul kami kemari?!" tanyanya ketus.

Orang yang diajak berbicara hanya tersenyum polos, mendudukan dirinya disamping Yoongi yang sudah benar-benar teler.

"Aku tidak punya urusan dengan kalian sunbaenim, hanya saja aku merasa perlu meluruskan sesuatu"

Hoseok menaikan alisnya, memasang pose 'apa?' dengan gesture tubuhnya.

"Aku dan Jimin, kami tidak memiliki hubungan apa-apa, selain teman, dan satu lagi, tidak ada hal spesial diantara kami seperti yang kalian pikirkan"

"Apa aku harus percaya?"

Namja tadi menganggukan kepalanya meyakinkan.

"Kau bisa menelpon kekasihku jika kau masih belum percaya"-sambil memperlihatkan layar ponselnya yang menunjukan kontak bernama Hyungwon, dengan tambahan emoticon lope-lope yang membuat Hoseok mual.

"Baiklah-baiklah! Tapi aku ada pertanyaan untukm-aigoo Yoongi hyung kepalamu!" ujar Hoseok sambil menyangga kepala Yoongi yang hampir mencium lantai dengan dramatis.

"Maaf, sampai dimana kita tadi?"

"Kau akan memberiku pertanyaan"

"Ahh matja, nevermind, aku hanya ingin menanyakan dimana kau mewarnai rambutmu, ombre biru sepertinya cocok dengan postur wajahku"

Sebuah perempatan siku-siku imajiner menonjol keluar didahi namja tadi.

"Aku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan salon langganganku, kau lupa disini ada orang yang perlu kau bawa pulang sebelum ajal menjemputnya?"-sambil menunjuk Yoongi yang sudah pingsan dengan lirikan matanya.

"Kau benar, baiklah aku duluan ya emm siapa namamu tadi?" tanya Hoseok sambil membopong tubuh Yoongi.

Orang tadi kembali tersenyum, kali ini nyaris terlihat seperti menyeringai jika saja Hoseok bukan keledai dungu.

B For Bitch (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang