Two

1.3K 62 5
                                    

"Ada yang ingin kau tanyakan Ms. Meyer?" Suara Mr. Greg, dosen kampusku menyadarkan lamunanku. Mataku berkedip dan melirik teman di sebelahku untuk mencoba mencari tahu.

"Kau tahu aku selalu menghargai orang-orang yang mau fokus pada mata kuliahku kan, Ms. Meyer?" Aku mengangguk sambil bilang 'iya' sebagai jawaban. Aku memperhatikan kok! Sumpah! Hanya saja beberapa menit tadi fokusku hilang karena mencoba mengingat kejadian malam yang kuhabiskan bersama Calvin.

"Tapi kau juga harus tahu bahwa aku tak pernah senang dengan orang-orang yang sibuk dengan dunianya sendiri di kelasku. Kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan?" Sialan Mr. Greg! Jelas aku tahu maksudnya. Aku harus keluar hanya karena melamun beberapa menit! Sial aku membenci Mr. Greg dan kuasanya. Aku mengucapkan kata maaf lalu keluar dari kelasnya.

Belakangan aku susah fokus, sejak malam itu. Kenapa kakak membuat pesta ulang tahun seliar itu? Oke kakakku memang penjahat kelamin lainnya, tapi dia selalu tenang, bijaksana, dan tak suka hura-hura. Jangankan hura-hura, dia tak pernah suka tempat bising, sama sepertiku. Lalu kenapa Calvin bisa ada di pesta kakakku? Kakakku adalah pengusaha, apakah seorang pengusaha terlampau serius seperti kakakku juga hangout dengan mahasiswa konyol seperti Calvin? Lalu kenapa aku bisa berada di kamar Calvin?

Terakhir yang aku ingat adalah aku takjub dengan pestanya, lalu pusing seketika dan badanku gemetar, aku tak pernah cocok dengan pesta macam itu, kemudian aku mengambil minum agar aku lebih tenang. Apakah aku minum alkohol saat itu? Aku pernah minum alkohol, dan kurasa satu gelas kecil alkohol belum pernah membuatku mabuk. Tapi aku melupakan semuanya, bagaimana Calvin bisa membawaku, apakah kakak tidak mencariku, dan bagaimana proses penyatuanku dengan Calvin? Aku ingin mengingatnya. Karena yang aku ingat hanyalah aku terbangun lalu berteriak melihat punggung telanjang di sebelahku, dan mengamuk kepada Calvin lalu pergi begitu saja. Tanpa peduli bahwa aku belum mandi, dan mungkin maskaraku luntur sampai pipi, juga tak peduli jika ada yang melihat air liurku yang kering.

Aku menghela nafas berat sambil memukul kepalaku. Dasar kepala bodoh! Mengingat malam itu saja aku tak mampu. Baiklah, lupakan saja. Toh itu malam yang tidak penting, kan? Itu hanya malam dimana keperawananku pergi diam-diam dariku.

Aku tetap melangkah sambil mengusir rasa aneh di dadaku. Mungkin ke perpustakaan pilihan yang bagus. Aku bisa menjernihkan pikiran. Mungkin buku-buku sastra favoritku dapat menenangkan aku.

Lorong kampus terlihat sepi, hanya ada beberapa anak yang terlihat sibuk dengan laptop mereka. Aku mendengus kesal. Jika aku harus mengulang mata kuliah Mr. Greg karena lamunanku tadi. Aku akan menyalahkan Calvin! Seratus persen itu semua salahnya.

"Wah, J! Kebetulan yang menyenangkan. Kau tidak ada kelas?" Holly shit! Kenapa dia bisa muncul ketika aku sedang memakinya dalam hati? Dan di antara banyak lorong di kampusku, haruskah aku bertemu Calvin Roger setelah insiden pengusiran tadi?! Aku mendengus. Enggan menjawab dan kembali mengambil langkah.

"Wow wow, J! Kenapa buru-buru?" katanya sambil menghadang langkahku. Seringai iblis masih tertempel di wajahnya.

"Minggir, Roger!" Ucapku kesal. Aku bahkan sampai menghentakkan kakiku.

"Tidak mau, Sunshine." Aku melotot padanya. Apasih yang dipikirkan Tuhan ketika menciptakan mahluk macam dia?

"Apasih maumu, Roger?!"

"Bermain. Denganmu." Dia menyeringai lebar, lebih ke meringis konyol.

"Oh ya? Permainan macam apa?" Ucapku pura-pura tertarik.

"Well, permainan yang bisa membuat kita basah, Sunshine."

"Ini tidak hujan, Babe." Ucapku dengan penuh senyum sinis. Senyum yang ingin menguliti dia hidup-hidup.

KEEP YOU SAFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang