"WHAT THE HELL ARE YOU DOING HERE, ROGER?!" Jane berteriak terkejut. Bagaimana tidak terkejut, bila sepagi ini Calvin sudah berdiri manis di depan rumahnya.
"Menjemputmu, Sunshine." Ucap Calvin sambil tersenyum manis. Menurut Calvin pemandangan ini sungguh menyenangkan. Jane Meyer dengan mata yang ingin keluar, muka merah padam, dan sungutan yang terus keluar, adakah yang lebih menggemaskan dari ini?
"Aku sudah ada janji dengan mobilku, Roger. Pergi sana!" Usir Jane terang-terangan.
Detik selanjutnya setelah pengusiran itu, Calvin melangkah ke mobil Jane dan mengeluarkan pisau lipat dari kantongnya kemudian menancapkannya di ban mobil Jane. Pisau lipat itu memang sengaja Calvin bawa, sebagai persiapan, karena jelas sekali bahwa membawa Jane perlu persiapan yang matang.
"CALVIN! KAU GILA!!" Jane kembali berteriak, kali ini dia benar-benar marah. Tangannya sudah mengepal ingin meninju cowok di hadapannya.
"Lihat? Mobilmu sedang sakit. Ayo berangkat bersamaku." Ucap Calvin santai. Seolah tak peduli raut wajah Jane yang sangat ingin membunuhnya.
"Lebih baik aku naik taks." Ucap Jane sambil mengambil handphone-nya di dalam tas.
"Tidak ada taksi yang lewat rumahmu." Balas Calvin santai.
"Masih ada Uber." Kata Jane sambil menunjukkan aplikasi yang sedang dia buka kepada Calvin.
"Terlalu lama menunggu. Kau bisa telat."
"Aku tak peduli." Ucap Jane. Tangannya masih sibuk dengan aplikasi layanan taksi online, tidak menyadari bahwa cowok di hadapannya mulai kesal dengan tingkahnya.
"Naik mobilku Jane Meyer! Demi Tuhan! Aku tak akan menyentuhmu di dalam mobil. Kau mau aku gendong ke mobilku? Jangan buat aku kehilangan kesabaran, sweetheart. Karena aku juga menyiapkan obat bius untuk ulah nakalmu." Tandas Calvin dengan sorot mata tajam yang belum pernah Jane lihat sebelumnya. Calvin selalu terlihat konyol di depannya. Dan ketika Jane melihat sorot mata Calvin yang tajam seolah siap menerkamnya, dengan lemah akhirnya Jane hanya bisa mengangguk.
"Anak pintar." Ucap Calvin sambil mengusap lembut rambut Jane.
***
Di dalam mobil hanya suara radio yang terdengar. Jane melirik Calvin yang sedang fokus menyetir. Menerka-nerka apa yang membuat cowok ini menjadi selalu hadir di hari-harinya.
"Aku tampan. Aku tahu." Ucap Calvin tiba-tiba. Jane mendengus kesal. Enggan melirik lagi ke cowok di sebelahnya.
"Tahu dari mana alamat rumahku?" Akhirnya Jane membuka suara.
"Aku tahu segala hal tentangmu, J." Jane memutar matanya malas mendengar balasan Calvin.
"Jangan panggil aku seperti itu." Ucap Jane. Tidak boleh. Tidak boleh ada yang bisa memanggilnya J!
"Jadi lebih suka kupanggil apa? Sunshine? Sweetheart? Darling? Baby? Love?"
"Ck. Untuk ukuran laki-laki kau terlalu banyak bicara." Decak Jane.
"Untuk ukuran perempuan kau terlalu menggiurkan untuk tidak diajak bicara." Balas Calvin santai dengan seringai jahil di mulutnya.
"Serius Calvin. Jika kau merasa bertanggung jawab padaku karena malam itu. Lupakan saja. Aku baik-baik saja. Jadi kau tak perlu menggangguku tiap saat." Ucap Jane. Sejujurnya Jane sudah mulai jengah. Dia tahu dia sedang menjadi mainannya Calvin sekarang. Jane akan meladeni tentu saja, tapi Calvin melangkah terlalu jauh jika hanya ingin bermain dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEEP YOU SAFE
Romance18+ Mengandung kata-kata yang harusnya disensor Hidup Ben dan Jane Meyer tak akan lagi sama. Kematian ayah mereka menjungkir balikkan hidup yang tadinya sempurna. Ben membenci Jane. Jane membenci dirinya sediri. Sedang Calvin tahu, dia bodoh karena...