Kalo ada part yang hilang hapus dulu dari library kalian yaaa.. Selamat membaca, btw part ini minim konflik. Masih banyak typo karena ga bener-bener di edit. Yah pokoknya dibaca aja yaa hahaha
Jane tahu ini salah. Calvin menciumnya dan Jane menutup mata menikmatinya. Ciumam Calvin lembut tanpa menuntut. Membawa Jane pada gelombang yang menyenangkan.
Setidaknya dengan begini gadisnya berhenti menangis, batin Calvin.
Ciuman mereka tidak terlalu lama, tapi cukup untuk meledakkan isi kepala Jane. Sesenggukan Jane berubah menjadi lenguhan. Calvin ingin mencakar wajahnya sendiri ketika mendengar lenguhan itu. Dia harus segera menyudahinya sebelum kejantanannya meledak.
Jane terpaku ditempat ketika Calvin menarik wajahnya. Rasa Calvin masih tertinggal di bibirnya. Jane kehilangan dirinya sendiri. Calvin tersenyum melihat Jane. Mengelus rambut Jane dengan halus.
Mencium Jane akan menjadi kegiatan favoritnya. Bibir Jane manis, lembut, dan seolah memang tercipta untuk Calvin. Calvin ingin menjelajahi setiap incinya lagi. Ini bahkan lebih candu dibandingkan morphine!
"Maaf." Ucap Calvin sambil tersenyum. Jane tidak tahu kenapa Calvin harus minta maaf, toh Jane juga menikmati itu. Menyesalkah? Jadi alih-alih menjawab, Jane hanya mengernyit bingung.
"Aku tidak minta maaf untuk yang tadi." Ucap Calvin seolah mengerti kebingungan Jane. Calvin masih tersenyum dengan manis. Jane tidak marah! Calvin bersorak senang dalam hati. Artinya Calvin boleh menciumnya lagi, kan?
"Aku minta maaf untuk yang ini." Lanjut Calvin sebelum akhirnya memangkas jarak mereka lagi. Sialan! Calvin tak akan pernah merasa cukup!
Calvin membuka matanya dan melihat mata terpejam Jane. Jane menikmatinya! Calvin tidak pernah lebih bahagia dari ini. Ciuman Calvin menjadi menuntut. Calvin tahu dia harus berhenti, dan seharusnya tangannya diam di tempat. Tapi Calvin tidak bisa! Tangannya sudah bergerilya dimana-mana, dan erangan Jane seolah menjadi ijinnya.
Ketika tangan Jane mulai menjambak rambutnya, Calvin langsung menarik diri dan mendesah frustasi. Calvin memandang keadaan Jane dan mati-matian menahan sumpah serapah melihatnya. Calvin ingin menelanjangi Jane! Tapi Jane sedang tidak sehat, dan Calvin tak ingin menyakitinya.
Calvin mengusap bekas pagutan di bibir Jane, masih ada sisa saliva mereka di sana. Bibir Jane terasa lembut di tangannya. Calvin berjanji akan mencium Jane lagi dan lagi nanti.
"Jangan memandangku seperti itu." Ucap Calvin frustasi. Pandangan Jane sayu dan memohon, Calvin menahan tangannya untuk tidak merobek baju Jane. Jane mengerjab mengembalikan kesadarannya.
"Aku berengsek, iya kan?" Tanya Calvin dengan suara lirih. Jane menjawabnya dengan anggukan.
"Seharusnya aku menunggu kau sembuh dulu." Ucap Calvin lagi dengan raut menyesal. Jane kembali mengangguk, Calvin terkekeh melihatnya.
"Lebih baik?" Tanya Calvin, Jane kembali mengangguk. Calvin kembali terkekeh, kali ini lebih kecang.
"Banyak yang bilang ciumanku mengalahkan dopamine memang." Ucap Calvin disertai seringaian khasnya. Jane tersadar dan serta merta memerah. Jane membiarkan Calvin menciumnya dua kali! Dua kali!
"Kau memerah." Ujar Calvin dengan kekehan menjengkelkan.
Jane menahan kesal. Rasanya dia ingin menghantamkan kepalanya sendiri. Bisa-bisanya dia bertingkah seperti gadis kehausan belaian. Jane memukul kepalanya sendiri.
"Hey.. Hey... Kepalamu bisa pusing." Cegah Calvin sambil menahan tangan Jane. Jane menghela napas pasrah.
"Calvin." Panggil Jane.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEEP YOU SAFE
Romance18+ Mengandung kata-kata yang harusnya disensor Hidup Ben dan Jane Meyer tak akan lagi sama. Kematian ayah mereka menjungkir balikkan hidup yang tadinya sempurna. Ben membenci Jane. Jane membenci dirinya sediri. Sedang Calvin tahu, dia bodoh karena...