Rencana!

90 4 2
                                    

TOLONG UNTUK TETAP BERHATI-HATI DIKARENAKAN BANYAKNYA TYPO BERTEBARAN. TERIMAKASIH!

ADA ADIK-ADIK YANG UNYU-UNYU MAMPIR DI PART INI LO... MAU TAU? LANGSUNG BACA AJA.....
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Apa kau ingin menduakan cintanya Kento? Fuma"

"Mungkin"

\(lapangan komplek)/

Dengan tangan yang terlipat ke depan dada hika mulai menatap fuma dan Marius dengan tatapan yang meminta penjelasan, hika lalu berdiri dari duduknya dan dia mulai mendekat ke arah fuma dan Marius.

"Dan kau Marius, apa kau sekarang mau mengkhianati TEMAN mu sendiri?" tanya hika.

"Kak hika ini ngomong apa sih, kak fuma juga..." Marius mendorong fuma menjauh dari tubuhnya "bercanda aja" ucap Marius dengan kesal, namun kekesalan Marius hanya dibalas dengan cengir oleh fuma. "Ini salah paham" ucap Marius sambil tersenyum tipis kearah hika.

"Jadi sebenarnya ada apa?" Tanya hika lagi dengan nada yang sudah malas "kalau gak penting, mending aku pulang aja" hika mencoba melangkah maju namun jalannya langsung ditutup oleh fuma dan Marius.

"Dengerin dulu kak hika" rengek Marius dengan puppy eyes nya.

"Hn" secara bergantian hika melirik ke arah fuma dan Marius "haaaa.." hika menghela nafas panjang "ya udah, jadi ada apa?"

"Gini kak hika, sebenernya besok itu adalah hari jadinya FUMAKEN jadi kak hika mau bantu kan?" Marius masih bertahan dengan puppy eyes nya.

'kenapa seorang same seperti aku ini harus kalah dengan tatapan memelas dari seorang uke' batin hika.

Mendapatkan tatapan seperti itu hika merasa tidak bisa menolak permintaan Marius "jadi apa yang bisa aku bantu?" Tanya hika.

Marius meraih tangan kanan hika dan langsung menggenggamnya dengan erat "kak hika, atas nama kak fuma aku mau minta tolong pinjamkan kami rumah untuk membuat pesta perayaan" sekali lagi Marius mengeluarkan jurus andalannya (puppy eyes).

Tapi entah kenapa jurus Marius kali ini rasanya tidak berpengaruh, pasalnya dengan enteng hika langsung menghempaskan genggaman tangan Marius begitu saja sambil memalingkan wajahnya "maaf, tidak bisa" ucap hika pelan.

"Kenapa?" Tanya Marius dan fuma bersamaan.

Hika kembali menatap ke arah Marius dan fuma "Karena itu bukan rumah ku" jawab hika santai "itu rumah pak RT, aku cuma menumpang hidup disana" tambahnya.

"Kalau gitu, gimana kalau kak hika bantuin kita minta izin sama pak RT" ucap fuma penuh pengharapan.

' ingin membantu pun tetap tidak bisa kan' batin hika.

"Tetap saja tidak bisa" hika menghela nafas untuk kesekian kalinya "meski mendapatkan izin pak RT pun tetap saja tidak bisa, karena pak RT sendiri sedang sakit jadi tidak mungkin kan kita membuat pesta disana" hika menjawab pertanyaan yang sebenarnya baru akan di ajukan oleh Marius dan fuma.

Marius mau pun fuma tidak lagi merengek atau pun memelas karena mereka tau itu semua tidak akan merubah apa pun, mereka mungkin sangat membutuhkan tempat untuk berpesta tapi mereka tidak ingin menjadi orang yang egois di kondisi seperti dan Mereka berdua dan ditambah hika pun diam mungkin untuk memikirkan solusi terbaik untuk saat ini.

1mnt......

(Berfikir💭) Marius dengan tangan yang menggaruk pelan pipinya, fuma sendiri (berfikir💭) sambil memandang langit-langit, dan hika mondar-mandir tidak jelas (berfikir💭)

house of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang