anak tk pembawa huru hara ( r.e.v.i.s.i)

391 50 10
                                    

tidak ada yang lebih membosankan dari sekedar duduk di sebuah ruangan ber ac , dengan seorang guru garang di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tidak ada yang lebih membosankan dari sekedar duduk di sebuah ruangan ber ac , dengan seorang guru garang di depannya. sudah sejak 15 menit yang lalu niko teruduk diam di depan seorang wanita tua bernama bu aswin , dengan mulut di lakban dan tangan diikat kuat.

bu aswin atau yang lebih dikenal sebagai malaikat kematian star high itu , paham betul dengan semua karakter murid di sekolahnya . termasuk dengan anak bermasalah seperti niko , bu aswin tidak ingin mengambil resiko dengan segala kilahan dan ngelesan ala niko , sehingga lakban dan tali ia gunakan untuk menyumpal semua akses ngeles niko.

"sekolah itu tempat untuk belajar , bukan untuk berantam. dengar itu?!" matanya mulai mendelik tajam kearah dua siswa di depannya.

niko mengangkat bahunya acuh , "amuamuamu ( tanya aja sama monyet samping saya)" bu aswin menautkan alisnya mendengar gumaman tidak jelas niko , matanya kembali mendelik tajam seraya memajukan kepalanya , "kalau ngomong yang jelas . cemana aku bisa mengerti bahasa kalian ini!"

"amuamau ( ibu di panggil monyet sama dia)" kini tatapan bu aswin tertuju pada ray yang sedang bergumam sama tidak jelasnya dengan sorot mata serius . wanita paruh baya itu mendengus kesal sebelum akhirnya menggebrak meja kantornya dengan keras . membuat kedua siswa itu mengumpat dengan suara yang tidak dimengerti bu aswin.

"amuam (anjing)" umpat ray setelah bu aswin menggebrak meja dengan keras.

"amamauma (astagfirul aladzim)" gumam niko dengan suara yang sengaja di dramatisir.

"cukup cukup , pening kali kepala saya berbicara dengan bahasa kalian ini . saya cuma ingin mengingatkan sama kalian , jaga etika di sekolah . jangan berbuat seenaknya , terlebih hari ini murid murid sd dan tk sedang berkunjung ke sekolah kita . apa kalian ini tidak malu ?!"

"amauam ( enggak)" gumam mereka bersamaan . bu aswin terlihat tersenyum simpul mendengar jawaban yang ia anggap "iya"dari kedua muridnya.

"kalau begitu , kalian akan saya lepaskan . tapi tolong jangan buat kepala saya pusing lagi dengan acara berantam kalian itu . banyak anak kecil hari ini , jangan sampai mereka mencontoh adegan tidak senonoh kalian " oceh bu aswin lagi .

baik niko maupun ray , keduanya tidak mengoceh lagi . sengaja membiarkan bu aswin untuk melihat bagaimana ekspresi memelas dan memohon mereka . bahkan saking menghayati pencitraan kali ini , ray sampai rela memeluk bu aswin saat keduanya telah terlepas dari jeratan lakban sialan , juga tali yang melilit pergelangan tangannya.

"makasih ya bu . saya janji akan menjadi masyarakat yang berguna . baik bagi nusa dan bangsa, serta mengharumkan nama sekolah ini" ucap niko seraya melemparkan senyum semanis mungkin .

****

rendy melipat tangannya di depan dada , kedua kakinya menumpu tubuhnya yang bersandar di tembok samping ruangan bk . lelah sudah dia menunggu selama lima belas menit di tempat ini, hanya untuk sesuatu yang sangat membosankan lagi menyebalkan .

im sorry [ sedang revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang