siapa yang kamu pilih?

109 22 22
                                    


aku, kamu, dan cerita kita. harus diakhiri seperti apa kisah kita ini. apakah kamu menginginkan cinta ini berakhir manis dibawah naungan pohon sakura. atau malah, kamu menginginkan kisah kita berakhir saja, layaknya angin lalu. aku tidak peduli apa pilihanmu, karna merajut kisah denganmu sudah cukup indah dan mengesankan bagiku. tidak peduli apa akhir dari cerita ini.



pukul 18.42

dia termenung. hanya rembulan yang setia menemaninya pada malam hari ini. hembusan angin malam berkali kali membuat tubuhnya merinding, dingin. namun bimbang hatinya, terus memaksanya untuk tetap berdiri di balik jendela yang terbuka, dan menyandarkan sebagian tubuhnya pada kayu pinggiran jendela.

dia menatap bulan, seolah bercerita tentang isi hatinya yang terasa sangat abu abu, tak terbaca. lalu ia menatap bintang, meminta izin untuk meminta sedikit cahaya untuk menerangi gelap hatinya. namun keduanya menggeleng bersamaan, angkuh hanya sekedar untuk membantu. bintang dan bulan sudah terlalu bahagia di langit sana, mereka saling mengisi tempat yang kosong, mereka terus bersama sampai berjuta juta tahun yang akan datang. mereka terlalu malas untuk membantu dia yang tengah termenung dibawah sana, walau hanya sekedar untuk menyampaikan sebuah pesan.

dia fanya, termenung sendirian dalam kurun waktu yang lama. menyandarkan beban pada kayu jendela, menatap nelangsa langit malam yang tengah banyak berbintang. pikirannya mengawang kemana mana, pergi jauh menelusuri kenangan beberapa tahun silam. ketika seseorang yang ia harapkan bisa memberikan jawaban atas pertanyaanya selama ini, pergi entah kemana menghilang tanpa jejak dan tanpa sepatah jawaban pun.

dia benci?sangat. kecewa? pasti. tidak ada seorangpun yang mengharapkan perpisahan, terutama dari seorang yang telah dianggap sebagai pewarna hari. sejak hari dimana surat yang ia buat telah berpindah tangan pada orang lain, tak lagi ia mendengar kabar soal orang yang seharusnya menerima sepucuk surat itu. awalnya ia pikir, dia hanya pergi untuk beberapa waktu, pergi menenagkan diri setelah mengalami pristiwa menyayat hati.

namun ia pergi dalam kurun waktu yang lama. sampai sampai fanya lupa, kapan terakhir ia bertatap muka dengannya. hanya informasi dari para penggosip sekolah, yang mengatakan kepergian dia dikarenakan patah hati karna cintanya yang tidak diterima. namun fanya tahu, berita itu tidak benar. dia tidak selemah, seperti dalam berita para penggosip sekolah.

kepergiannya adalah misteri. dan akan selamanya begitu. fanya telah lama menanti sesuatu  yang tidak pasti, yang jelas jelas tidak akan pernah kembali lagi. maka detik ini ia putuskan, untuk menghapus segala rasa yang telah tercipta. membiarkan rasa itu pergi, menemui sang pemilik hati yang baru. fanya lelah, terus menunggu yang belum tentu juga menunggunya.

tok tok

suara ketukan pintu, membuatnya tersadar dari lamunan panjang tentang perasaan hatinya. di tengokannya kepala kebelakang, menanti si pengetuk masuk dengan sendirinya. karna fanya terlalu malas, hanya untuk sekedar menjawab 'masuk'. jeda sesaat, sebelum akhirnya pintu berdecit pelan hingga sebuah kepala menyembul keluar.

"halo" si pengetuk pintu tercengir, menampilkan deretan giginya yang putih.

fanya mencebikan bibir, kesal karna si pengetuk pintu bukanlah orang yang pernah berhasil mengetuk hatinya. dia dino, sepupu paling menyebalkan yang pernah fanya miliki. bahkan diusianya yang kini menginjak kepala 2, dan berkuliah dengan mengambil jurusan hukum sekalipun. tidak ada tanda tanda pikirannya berubah menjadi lebih ideologis dan realistis. malah yang ada, kegilaan sepupunya itu semakin menjadi jadi setelah mengambil kejurusan hukum di univeristasnya.

"ngapain lo kesini?" tanya fanya seraya menutup jendela kamarnya, lalu menarik gorden pink nya hingga langit malam tak lagi nampak.

dino kembali nyengir, langkahnya yang gerasak gerusuk menuntunya untuk menengkurapkan tubuh dengan santai di atas kasur empuk fanya. "gue mau cerita" katanya sambil mesem mesem bahagia. meliihat dino yang sedang bahagia, membuat fanya semakin kesal dengan hidupnya. apa di dunia ini, hanya dia yang menderita?

im sorry [ sedang revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang