7. Luka Lama

22 7 0
                                    

"Setiap mimpi yang datang dengan ingatan tentangmu adalah luka terpedih yang engkau tabur dihatiku, namun mengenalmu adalah hal yang jauh lebih indah dalam hidupku. Bagaimana mungkin mencintaimu adalah sebuah luka bagiku kurasa dugaanmu salah."

Entah bagaimana yang saat ini Daniel sedang rasakan dadanya terasa sesak luka lama yang telah ia simpan rapat-rapat mulai terbuka kembali kejadian setahun yang lalu yang menyebabkan Daniel harus kehilangan kekasih yang ia sayangi pergi untuk selama-lamanya. Entah kenapa Michelle mengingatkannya pada Nabila kalau saja Daniel tak gesit menarik tubuh Michelle mungkin kejadian satu tahun yang lalu akan terulang kembali, kini bulir-bulir bening telah keluar dari mata kecoklatan milik daniel dirinya sedang menangis menumpahkan segala keluh kesah serta kepedihanya matanya yang kini menatapi langit malam dengan wajah sendu .

Nabila kamu apa kabar sayang, maafin aku, aku gabisa ngejagaiin kamu, aku emang laki-laki bodoh yang emang gamau ngalah, aku emang laki-laki egois kan bil? Makanya sekarang kamu muak ninggalin aku, tapi kamu tau bil aku lakuin itu semua demi kebaikan kamu aku sayang kamu bil sayang banget, entah kepada siapa ia berbicara Daniel malah hanya menangis sejadi-jadinya menumpahkan segala penyesalan yang ada dimasa lalunya. Matanya kian sembab dadanya terasa sesak karena kekurangan pasokan oksigen, karena mulai kelelahan akibat menangis perlahan ia mulai memejamkan matanya berharap bisa tidur dengan pulas malam ini.

  sayup-sayup sinar matahari menyemprotkan cahayanya langsung pada wajah Daniel ia tak sadar semalam ia tidur di rooftop rumahnya, matanya silau karena terkena paparan langsung sianar matahari, melihat jam sekilah rupanya sudah pukul 10 pagi dan hari ini hari senin itu artinya daniel sudah terlambat sekolah, ah masa bodo amat siapa yang peduli jalankan untuk pergi bersekolah ingin keluar kamar saja ia sungkan.

****

Kini Michelle tengah terduduk manis sambil membolak-balikan bukunya mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh Bu Susi, entah mengapa ada perasaan mengganjal yang menjalar ditubuhnya, ia melirik kesebelahnya terdapat bangku itu kosong tidak ada yang menempati entah kenapa gadis itu malah mimikirkannya, ah apa yang sedang kupikirkan tepisnya pada pikiran aneh yang menghantuinya.

"Woy bengong aja." Senggol David yang kini tengah duduk dibangku Daniel.

"Sial, kaget gue." Balasnya acuh.

"Daniel kemana kok ga masuk?." Tanyanya

"Mana gue tau sih emang gue emaknya."

"Lah lo kan gebetannya."

"Palelu ijo, gausah bikin gosip deh."

"Oh jadi bukan gebetan toh, bagus deh."

"Bagus deh?" Tanya nya heran.

"Iya bagus lah, jadinya aku bisa deketin kamu tanpa ada saingannya." Ucap david sumringah yang sebenarnya hanya untuk bercanda.

PLETAKKKK....

Satu jitakan mendarat mulus di kepala David.

"Awwww... sakit sayang kamu kok tega sih sama aku." Ucapnya sembari meringis kesakitan.

"Cabut lo ah berisik."

"Uhhh, galak ugha lu"

"Gue lagi gak mood vid please."

"Iyaiya sorry deh, tapi kalo diliat-liat lo hebat juga ya."

"Hebat? Maksudnya?"

"Iya hebat, lo cewek satu-satunya yang bisa dudukin tempat nabila dan daniel ga ngebantah waktu di suruh bu susi lo duduk ditempatnya."

A Little Peace From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang