Seorang gadis tengah berdiri di depan tiga buah makam. Kesedihan jelas terpancar dari sorot matanya walaupun kini bibirnya sedang mengulas sebuah senyuman.
“Dad.. Mom.. My silly brother.. See, aku masih tersenyum hingga sekarang. Aku selalu mengingat kata-kata kalian untuk tidak menangis, menangis hanya membuatku terlihat lemah. Benarkan??” lirihnya sambil menahan air mata yang sudah mendesak keluar dari sudut matanya. “Aku tersenyum.. aku tersenyum” kalimat itu terus diulang dalam benaknya bagaikan mantra untuk meyakinkan dirinya sendiri. “Hhhhh... sepertinya aku harus segera pergi ke kampus, mommy pasti akan mengamuk kalau tau aku terlambat. Aku pasti akan kesini lagi.” Gadis itu tersenyum sambil memandang cukup lama makam yang ada didepannya kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan makam itu menuju mobilnya. Mobil audi putih itu melaju dijalanan pemakaman yang sepi, meninggalkan jejak pada dedaunan kering yang ikut berhamburan bersamaan dengan perginya mobil itu. Hari ketiga musim gugur. Musim yang menyiratkan banyak kenangan pahit bagi gadis itu. Jasmine Kylee Meyer.
**Fate And Wishes In Autumn**
“Damn!! aku lupa hari ini kelas masuk lebih awal.” Jasmine berlari menyusuri lorong kampus sambil terus mengumpat menyadari kecerobohannya. Dia sudah terlambat 10 menit untuk kelas Mr. Rodman yang tak lain adalah dosen pembimbing untuk tugas skripsinya. Dan itu artinya adalah masalah. Mr. Rodman tidak pernah mentoleransi mahasiswanya yang terlambat berarti Jase harus menerima skripsinya yang indah akan menjadi sasaran amukan Mr. Rodman dan akan berakhir dengan coretan-coretan tinta merah yang dapat diartikan juga dia harus mengerjakan ulang semua dari awal. Hell!! Memikirkan harus begadang lagi semalam membuatnya bergidik ngeri. Jase semakin mempercepat langkahnya saat sampai di depan kelasnya tiba-tiba saja langkahnya terhenti. Pandangannya tertuju pada seorang pria tampan. Tidak, lebih tepatnya amat sangat tampan, yang sedang berada di meeting room kampusnya bersama tiga orang dosen. “Tidak mungkin. Apa yang dilakukannya disini?” Tiba-tiba dadanya terasa sesak saat melihat pria itu. Dipandangnya lagi sekilas pria itu kemudian senyum pilu terukir dibibirnya sebelum akhirnya benar-benar pergi menuju kelas. Saat masuk kelas napasnya masih tersengal-sengal karena berlari ditambah dengan pertemuan tak terduganya dengan pria yang paling tidak ingin ditemuinya.
“What happen? Kau sedang jadi buronan siapa Jase??” Emily bertanya dengan heran melihat Jasmine masuk kedalam kelas dengan ngos-ngosan dan tatapan aneh.
“Apa?” Jasmine menghempaskan tubuhnya ke kursi berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
“Kau seperti habis berlari maraton. Apa kau dikejar rentenir? Kakekmu bangkrut?? perusahaan keluarga Meyer paillit?”
“God!! Kau bosan hidup Em??” Bentak Jasmine kesal dengan mulut temannya yang selalu bicara tanpa berpikir dahulu. “Bukannya hari ini Mr. Rodman mengajar lebih pagi? Kemana dia?”
“Mr. Rodman tidak jadi mengajar hari ini. Bukannya Ace sudah mengirim pesan padamu?” Ujar Emily santai sambil duduk di meja milik Jasmine.
“What?? Kau serius? lalu kenapa tadi aku harus berlari-lari?!” Gerutunya sambil mengeluarkan ponsel dari tasnya. Satu pesan diterima. Ternyata benar Acelyn telah mengirim pesan padanya.
“Oh my god! Jase.. Sejak kapan kau jadi itik buruk rupa? Kau berantakan. Eeww.. Kau berkeringat” Kata seorang gadis yang baru saja memasuki kelas kemudian duduk di depan bangku Jasmine dengan tatapan jijik. Dia adalah Acelyn. Gadis perfectionis yang menganggap make up adalah nyawanya. No make up no more life.
“Oh.. Shut up Ace. Hariku sudah buruk tak perlu kau tambahi dengan hinaanmu yang manis itu. Aku haus. Temani aku kekantin” Kata Jasmine sambil beranjak dari bangkunya tak memperdulikan ucapan Acelyn. Suasana hatinya benar-benar buruk pagi ini. Emily dan Acelyn juga beranjak mengikuti Jasmine menuju kantin. Jasmine melirik sekilas tempat pria tadi berada tapi disana sudah tidak ada siapa-siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate And Wishes In Autumn
RomanceDimanapun kau bersembunyi jika takdir berkata "ya" maka kau akan tetap bertemu dengannya. Ketika pahitnya kenangan masa lalu tak bisa dihapus satu-satunya hal yang mampu dilakukan Jasmine hanyalah membuat benteng dalam hatinya dan menyembunyikan sem...