"Long time no see Jasmine." Gadis itu menyeringai dihadapan Jase yang masih bergeming dari tempatnya.
"Apa yang kau lakukan disini Ash?" Jase menatap wanita itu tajam.
"Aku? Tentu saja menemui kekasihku. Ah ... Aku lupa kalau aku baru saja menemuinya." Wanita itu yang tak lain adalah Ashely menyeringai pada Jase. "Bagaimana aku bisa melupakan makan malam romantis kami di Gordon Remsey, ah … memang tak akan pernah ada kata puas saat bersama dengan Aiden."
Jase benar-benar tak ingin mempercayai ucapan wanita ular dihadapannya ini, tapi entah kenapa sisi lain dirinya melihat kebenaran dari apa yang diucapkannya.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan?" Tanya Jase mengabaikan rasa sakit hatinya membayangkan Aiden telah melalui makan malam bersama dengan wanita ini.
Ashley tertawa mengejek sambil melangkah mendekati Jase. "Kau lucu sekali Jase. Aku tidak menginginkan apa-apa, aku hanya ingin berkunjung ke apartemen kekasihku. Apa ada yang salah?"
"Dia bukan kekasihmu Ash, dia tunanganku." Jase sendiri tak menyangka dengan ucapannya tapi pertahanan dirinya sebagai seorang wanita yang calon suaminya akan direbut wanita lain membuatnya mengucapkan itu.
" Heuh. Masih tidak tahu diri seperti biasa. Baiklah kuakui dia tunanganmu, tapi dia tak pernah serius denganmu. Aku yakin kau tahu tentang hal itu."
"Apa maksudmu?"
"Ayolah, jangan pura-pura bodoh Jase. Aku tahu pertunangan kalian hanya karena perjodohan. Aiden yang tak menyukai hal semacam itu sengaja memanfaatkanmu agar dia tak selalu didesak orangtuanya untuk menikah. Setidaknya dengan memanfaatkanmu dan juga kebodohanmu dia bisa sedikit bernapas lega. Kau itu wanita yang membosankan, kau pasti tak berpikir kalau Aiden benar-benar menyukaimukan? Jangan sampai sakit hati dua kali Jase, Aiden pada akhirnya akan tetap bersamaku. Aku tak masalah walaupun nanti dia akan menikahimu."
Perkataan Ashley seolah menghujam jantungnya, mengoyak hatinya. Hatinya ingin menyangkal semua itu tapi akal sehatnya membenarkan semua yang dikatakan Ashley. Pertunangan mereka tak lebih dari bisnis. Apa yang diharapkannya?
Dengan pertahanan terakhirnya Jase menatap tajam kearah Ashley. Dia tak mau terintimidasi dengan situasi ini. "Aku tak peduli dengan apa yang kau katakan atau apapun hubunganmu dengan Aiden. Tentang aku dan Aiden biarlah kami sendiri yang atur bagaimana hidup kami, dan … Sebaiknya kau segera pergi dari sini."
"Aku memang akan pergi. Lagipula Aiden tidak ada. Dan aku sudah mengatakan apa yang ingin aku katakan padamu. Sampai jumpa lagi Jase." Ashley melenggang pergi dari hadapan Jase dengan senyum penuh kemenangan.
Jase masih diam ditempat dengan pandangan kosong. Tiba-tiba Jase tertawa kecil menertawakan kebodohannya sendiri. Matanya memerah menahan tangis. "Cinta? Hh... Kau benar-benar bodoh Jase. Kau sudah membiarkannya melangkah terlalu jauh. Memang seharusnya sejak awal aku tak membiarkan ini terjadi." Jase bergumam pada dirinya sendiri. Kemudian dia melangkah masuk ke apartemen dengan keputusan barunya. Dia akan memainkan peran ini dengan profesional. Tidak akan melibatkan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate And Wishes In Autumn
RomanceDimanapun kau bersembunyi jika takdir berkata "ya" maka kau akan tetap bertemu dengannya. Ketika pahitnya kenangan masa lalu tak bisa dihapus satu-satunya hal yang mampu dilakukan Jasmine hanyalah membuat benteng dalam hatinya dan menyembunyikan sem...