Semenjak kejadian tadi sore Jase belum keluar dari kamarnya. Bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Air matanya terus mengalir tanpa bisa dicegah. "Brengsek kau Aiden! Sebenarnya apa maumu?!" Jase terus mengutuk perlakuan Aiden padanya.
Jase ingin pulang saja kerumahnya tapi mengingat malam ini dia akan membahas masalah resort dengan beberapa orang yang terlibat dengan proyek maka dia mengurungkan niatnya. Bagaimanapun dia harus bersikap profesional. Jase segera menghapus air matanya saat mendengar ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.
“Jase, kau didalam?” Tanya Victoria tampak cemas.
Jase segera melompat dari tempat tidurnya, kemudian melihat wajahnya di cermin.“Ya Vic, tunggu sebentar, aku masih ganti baju.” Teriak Jase berbohong. “Ah, bagaimana ini mataku terlihat sembab.” Jase memakai bedak tipis untuk menyamarkan wajahnya yang sembab walaupun pada kenyataannya tidak memperbaiki apapun. Kemudian Jase segera membuka pintu. Victoria berdiri di depan pintu dengan membawa baki berisi makanan. “Masuklah.”
“Aku membawakanmu makan malam. Aku mencemaskanmu karena kau tidak turun untuk makan. Apa kau baik-baik saja ?” Victoria meletakkan makanan untuk Jase di meja sembari mengamati wajah Jase.
Jase berpikir mencari alasan yang tepat.”Itu... Ah, tadi aku ketiduran.” Jase tersenyum masam.
“Pantas saja wajahmu sedikit sembab. Aku kira kau sakit Jase.”
“Aku baik-baik saja Vic, jangan khawatir.”
“Oke, sekarang makanlah dulu, masih ada 15 menit lagi sebelum rapat.”
“Terima kasih. Duduklah Vic, temani aku makan.” Jase memasang tampang memohon.
“Baiklah, kau tak perlu menunjukkan wajah seperti itu.
**Fate And Wishes In Autumn**
Sedari tadi Aiden tidak berhenti mondar-mandir di ruang kerjanya. Tiba-tiba dia merasa bersalah pada Jase. Tidak seharusnya dia menyerang Jase tiba-tiba seperti tadi. Dia merutuki kebodohannya sendiri. Salah satu tujuannya kembali ke negara ini karena dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Jase. Dia harus mengakui kalau dia belum bisa melupakan gadis itu. Selama di Jerman berkali-kali Aiden di kenalkan dengan gadis-gadis cantik tapi tak ada satupun yang bisa mengalihkan perhatiannya dari Jase. Tapi sekarang yang dilakukannya malah membuat Jase semakin menjauhinya.
Aiden menyesali perpisahannya dulu, semua itu hanya karena kesalahpahaman dan keegoisan mereka. Jase mengira Aiden meninggalkannya demi Ashley padahal pada kenyataanya tidak seperti itu. Aiden sudah menganggap Ashley seperti saudaranya sendiri karena mereka sudah mengenal sejak kecil walaupun dia tahu kalau Ashley menyimpan perasaan padanya. Saat itu setelah mengantarkan Ashley ke New York menemui keluarganya Aiden langsung terbang ke Jerman karena memang ayahnya menyuruhnya untuk menangani perusahaan yang ada disana. Tapi karena saat itu Aiden juga terpancing emosi dengan perkataan Jase maka dia tidak menjelaskan apapun pada Jase dan membiarkan kesalahpahaman itu terus berlanjut hingga saat ini.
Aiden mengusap wajahnya kasar “Hhh... baiklah sepertinya aku harus minta maaf pada Jase.” Aiden segera mengambil sweeternya yang tadi tergeletak di sofa kemudian keluar dari ruangannya menuju tempat pertemuan.
"Selamat malam." Aiden menyapa semua orang yang ada di ruangan. Aiden duduk di kursi paling ujung. "Baiklah kita bisa mulai sekarang." Rapat itu berlangsung hingga hampir jam 12 malam dan selama itu pula pandangan mata Aiden tak pernah lepas dari Jase dan Jase tahu itu.
Udara diruangan terasa tersedot habis hingga dia kesulitan bernapas karena terus-menerus mendapat tatapan tajam dari Aiden. Jase berusaha untuk tidak mempedulikannya tapi gagal. Tentu saja bagaimana kau bisa berpura-pura tidak tahu saat ada seorang pria dengan pesona luar biasa yang menatapmu hampir 4 jam lebih? Apa dia tak khawatir bola matanya akan lepas kalau terus-menerus melotot seperti itu? Apa dia vampire? Dari tadi dia melihatku tanpa berkedip? Apa dia sekarang jadi psikopat? Dia pasti sudah gila! Pikiran-pikiran itu yang sedari tadi terus berputar di kepala Jase. Dia terus mengutuk Aiden selama rapat berjalan. Dan begitu rapat di tutup dia bisa bernapas lega. Jase segera naik kembali kekamarnya tapi saat dia akan menutup pintu tiba-tiba Aiden menarik pintunya hingga terbuka dan dia masuk kekamar Jase kemudian mengunci pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate And Wishes In Autumn
RomanceDimanapun kau bersembunyi jika takdir berkata "ya" maka kau akan tetap bertemu dengannya. Ketika pahitnya kenangan masa lalu tak bisa dihapus satu-satunya hal yang mampu dilakukan Jasmine hanyalah membuat benteng dalam hatinya dan menyembunyikan sem...