Part 11: Secret Reveal

737 29 2
                                    

Jase sedang bersandar di kepala tempat tidurnya sambil membaca sebuah novel romance kesukaannya. Sedangkan Aiden tengah duduk di sofa tak jauh dari tempat tidur tampak serius dengan percakapannnya melalui webcam dengan seorang relasi bisnisnya. Setelah pembicaraan mereka di pantai beberapa jam yang lalu mereka berharap bahwa ini akan menjadi awal yang baik untuk hubungan mereka berdua. Walaupun Aiden tidak secara terang mengatakan bahwa pria itu mencintai Jase tapi itu sudah lebih dari cukup untuk Jase. Mengetahui bahwa setidaknya Aiden peduli pada kebahagiaannya sudah membuat hati Jase diliputi kehangatan janggal yang terasa menyenangkan. Jase sudah memutuskan untuk berdamai dengan perasaannya sendiri, berdamai dengan masa lalunya. Biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya.

Aiden meminta seseorang yang diajaknya berbicara untuk menunggu sebentar kemudian beralih menatap Jase yang masih serius dengan novelnya. “Jase.”

“Hm?” Jase hanya bergumam tanpa mengalihkan perhatiaanya dari novel ditangannya.

“Bisa aku minta tolong sesuatu?”

Jase mengalihkan pandangannya ke Aiden. “Apa?”

“Tolong ke ruang kerja Dad dan ambilkan aku amplop coklat besar di laci atas sebelah kanan.”

“Oke.” Jase meletakkan buku dimeja kecil sebelah kiri tempat tidur kemudian beranjak turun.

“Ingat Jase laci sebelah kanan.”

“Aku mendengarnya Aiden.” Jase mendengus kesal kemudian beranjak menuju ruang kerja. Sampainya disana Jase dibuat kagum dengan banyaknya rak-rak buku yang terisi penuh dan tersusun dengan rapi. “Apa mereka membaca semua ini?” gumam Jase pada dirinya sendiri.

Jase berjalan mendekati meja kerja kemudian membuka laci sebelah kanan seperti yang dikatakan Aiden lalu mengambil amplop coklat besar baru setelah dia menutup laci perhatiannya tertuju pada selembar foto yang berada diatas meja. Jase mengambil foto itu memperhatikannya dengan dahi berkerut. Foto itu menampakkan seorang gadis kecil kira-kira berusia 7 tahun sedang tersenyum manis tapi yeng membuat Jase penasaran adalah wajah gadis itu terasa sangat familiar untuknya. Selain foto dimeja itu juga ada tiga buah amplop coklat, Jase nampak ragu tapi rasa penasaran yang menguasainya membuatnya memberanikan diri mengambil amplop itu. “Aiden pasti tak akan menggantungku kan hanya gara-gara aku mengintip sedikit isi amplop ini?”

Jase tertegun membaca isi amplop tersebut. Dari apa yang dia tangkap dia yakin kalau ini semua adalah data-data dari gadis di dalam foto itu. Yang menjadi pertanyaannya adalah untuk apa Aiden menyelidiki tentang keberadaan gadis itu? Dan kenapa gadis itu menyandang nama Meyer? Seolah menjawab pertanyaanya Jase menemukan satu foto lagi  terselip diantara file-file itu. Foto gadis yang sama tapi kali ini dia tidak sendiri, seorang gadis yang lebih kecil ada bersamanya tampak tertawa bahagia tapi bukan itu yang membuat Jase tercengang melainkan dia sangat yakin kalau gadis kecil itu adalah dirinya.

Tiba-tiba kepedihan yang tidak bisa dijelaskan menghujam hatinya. Reflek tangannya terangkat memegang dadanya yang terasa sesak. Siapa gadis itu? Perasaan apa ini? Kenapa aku merasa ingin menangis saat melihatnya? Pertanyaa-pertanyaan itu memenuhi pikirannya dan hanya satu orang yang bisa menjawabnya.

*** Fate And Wishes In Autumn ***

Jase kembali ke kamar, Aiden masih tampak mendiskusikan hal penting dengan kliennya. Begitu melihat Jase masuk Aiden memberikan tatapan kesal padanya.

“Kenapa lama sekali?” Tak menghiraukan nada kesal Aiden, Jase memberikan amplop itu kemudian duduk diujung tempat tidur menatap Aiden dengan tatapan tajam sambil menggenggam tiga buah amplop coklat dipanggkuannya.

Jase sama sekali tak mengalihkan pandangan mengintimidasinya dari Aiden selama hampir setengah jam, Aiden berkali-kali melirik Jase dengan tatapan bingung merasa tak nyaman dipandangi dengan ekspresi seperti itu saat dia sedang membicarakan kontrak bisnis dengan kliennya. Akhirnya Aiden mengakhiri pembicaraannya setelah menentukan jadwal meeting berikutnya. Mendengus dengan pandangan bingung Aiden menutup leptopnya kemudian bersandar disofa sambil melipat tangannya di depan dada dan balas memandang Jase yang masih bergeming dari tempatnya.

Fate And Wishes In AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang