Part 11 "Ugly"

2.2K 166 2
                                    

Author POV

Terlihat Sean dan Tasya yang terus memperhatikan gelagat Farid kepada Valle juga sebaliknya yang terasa panas di hati mereka

Tak disangka tanpa mereka ketahui Dania melihat kearah Tasya dan Sean yang terus memperhatikan Farid dan Valle terang terangan
"Lo liat di pojok deket ruang perpus. Dua condet itu perhatiin Valle sama abang gue mulu Chell" bisik Dania ke Rachell
"Gue harus waspada. Kayaknya kita harus hati hati sedikit Dan. Kita harus awasi Valle. Karna gue yakin, Valle dalam bahaya" bisik Rachell
"Pasti. Udah kita jangan liatin mereka, nanti mereka malah curiga ke kita" bisiknya lagi

Selang beberapa menit Tasya dan Sean terlihat begitu serius dengan obrolannya sampai merasa geram sendiri, Tasya mendatangi Farid dengan tujuan hubungan mereka kandas hari ini juga

"Hi sayang" ucap nya mengagetkan Farid dan bergelayut manja di lengannya
"Dasar Cabe" ucap Rachell
Dania yang kesal sendiri karna tidak suka abangnya di dekati oleh condet asam itu "Ngapain lo gangguin abang gue hah!?" Tanyanya membentak
"Sana lo gausah ganggu gue. Gue udah punya Valle sekarang" jawab Farid
"Tau dasar cabe gatau malu" ucap Nathan emosi

Terlihat kaget dengan ucapan Farid membuat Tasya tak tahan akan emosinya yang meningkat untuk membalas semua kesakitannya kepada Valle

Brak
"Heh Bitch! Udah puas lo buat Farid jauh dari gue?" Tanya nya mencekam
Tetap saja Valle tidak memperhatikannya. Dia malah fokus akan ponselnya dan tiba tiba

Byur...
Baru kaget karna siraman di kepalanya dan ponselnya yang langsung mati terkena siraman air milik Tasya

Semua mata tertuju kepada Valle dan Tasya, karna mereka tidak berani melawan Tasya selain Valle dan sahabat sahabatnya

"Hp gue" geram Valle
"Kenapa hape lo? Ga mampu beli?" Tanya Tasya

Tak perduli, dia malah membuang Iphone miliknya ke tempat sampah di hadapannya

"Sorry ya, stok Iphone gue dirumah banyak Jalang!" Jawab Valle dengan seringaian sadisnya

Plak...
"Lo bilang apa? Jalang? Hellow lo malah yang Jalang. Bukan Jalang deh, tapi lebih tepatnya P.H.O!"bentak Tasya

Plak plak plak Byur
"Jaga omongan lo Cabe busuk!" Bentak Valle tak kalah sadis dengan tiga tamparan mulus di wajah Tasya dan siraman jus Jeruk milik Valle

Semakin geram akan tingkah Valle, Tasya mendorong Valle hingga kepala Valle tersungkur kebelakang dan beradu trotoar dengan darah yang begitu berlinang di sekujur kepalanya

Semua mata terlonjak kaget akan perlakuan kasar Tasya kepada Valle

"Ngapain lo gangguin adek gue?" Tanya Bagas ketika datang dan berjongkok ke arah Valle
"A-adek lo?" Tanya Tasya bingung
"Ya, dia adek gue. Lo mau gue keluarin dari sini hah?" Bentak Rifki berapi api

Raut wajah Tasya seketika pudar. Dia malah terlihat takut akan terdengar bukti bahwa Valle adalah adiknya dan Valle termasuk pemilik yayasan sekolah UKI

"Jadi Valle itu?" Tanya nya kaget
"Iya Bitch! Sekali lo gangguin Valle, hidup lo tinggal nama!" Bentak Rifki dan berlalu pergi

Memang di UKI tidak banyak yang mengetahui Valle adalah adik dari Bagas dan Rifki termasuk anak pemilik yayasan kecuali sahabatnya

Bagas dan Rifki langsung membawa Valle untuk segera pulang dan suhu badan Valle menaik drastis dan memanggil dokter kerumah

Tak sadarkan diri selama Valle di rumah berbaring di kamarnya hingga Bagas terasa geram sendiri dan memegang tangan nya ke puncak kening Valle dan juga mengelus perban yang berada di kepala Valle

"Suhu badannya makin naik dek" ucap Bagas kepada Rifki
"Yaudah bawa ke Rumah sakit aja ka. Takut kenapa kenapa gue" jawab Rifki
"Awas aja Tasya kalo adek gue sampe kenapa kenapa" ucap ka Bagas pada dirinya sendiri

***
Dibaringkan Valle di ruang ICU dengan beberapa alat medis ditangan dan tubuhnya. Tak lupa dia jika telah menelfon Farid menggunakan ponselnya yang sempat menyimpan kontak Farid jika ada keperluan yang menyangkut Valle

Kedua orang tua Valle tidak bisa datang karna pekerjaan diluar negeri yang mengharuskan mereka tidak bisa di berhentikan

Setengah jam kemudian Farid datang bersama teman temannya dan langsung berlari menghampiri Bagas dan Rifki yang terlihat panik

"Gimana ka kondisi Valle?" Tanya Farid buka suara dengan nafas terengah engah
"Gatau pas kepala Valle tersungkur ke trotoar gua langsung bawa dia ke rumah sekalian manggil dokter. Terus suhu tubuhnya ga turun turun udah gitu Valle gasadarkan diri terus nah suhu badannya malah makin naik, yah akhirnya gua bawa ke rumah sakit takut kenapa kenapa" jelas Bagas diangguki oleh Rifki

Terlihat seorang dokter dengan dua orang suster keluar dari ruangan Valle
"Apa ada keluarga nyonya Valle?" Tanya dokter
"Saya adiknya dok" jawab Bagas dan diangguki oleh Rifki
"Ikut saya, kalian boleh ikut saya jika kalian mau" ucap Dokter

Tak beberapa lama, Farid dan teman temannya langsung mengangguki dan mengikuti dokter sampai keruangan dokter tersebut yang bertuliskan

Ruang Konsul Dr.Steve

Farid langsung membuka suara
"Jadi gimana Dok keadaan Valle?" Tanya Farid tak sabar
"Tenang bang, tenang" jawab Dania menenangkan Farid
"Jadi gini..." ucapan Dokter menggantungkan
"Keadaan nyonya Valle sangat memburuk. Nyonya Valle kekurangan banyak darah, namun sayang stok darah di rumah sakit ini tidak cukup untuk banyaknya darah yang nyonya Valle butuhkan saat ini" jawab dokter

Farid dan teman temannya terlihat syok akan ucapan yang dokter lontarkan

"Tapi untungnya kalian langsung membawa nyonya Valle kesini, kalau tidak kemungkinan besar dia... akan kanker otak" ucap dokter
"Ka-kan- kanker otak dok?" tanya Rachell kaget
"Iya. Tapi untungnya tidak terlambat. Nanti biar suruhan saya yang akan mencari darah untuk nyonya Valle dan kalian bisa melakukan pembayaran administrasi terlebih dahulu" jawab dokter

Setelah cukup lama diruangan dokter kami tetap tidak membolehkan satu orang pun masuk karna kondisi Valle yang begitu memburuk dan ka Bagas yang sudah melakukan administrasi langsung menunggu di ruang tunggu dengan wajah yang terlihat frustasi

***
"Kacau. Gimana ini?" Tanya Tasya
"Lu sih, segala emosi gitu. Gue juga baru tau kalo dia adiknya ka Bagas sama ka Rifki" jawab Sean panjang lebar

Sedikit wajah yang murung Tasya langsung berlanjak pergi meninggalkan Sean ditempat

Farid POV

Gadis yang kucintai tengah tertidur di atas bankar rumah sakit. Bukan tidur, melainkan tak sadarkan diri

Hari ini aku sedang tidak ingin pergi ke kampus melainkan menemani Valle yang terbaring lemah di rumah sakit

Entah rasa apa. Sudah seminggu ini aku tidak pergi kuliah dan udah seminggu ini juga Valle tidak sadarkan diri. Melainkan KOMA

Cekrek
Menampilkan wanita paruh baya dan pria paruh baya yang histeris melihat Valle. Mungkin mereka orang tua Valle yang baru pulang dari luar negeri

Dan aku menyalami kedua orang tuanya Valle
"Bagaimana keadaan Valle nak?" Tanya wanita tersebut dengan menahan isakan tangisannya
"Valle koma selama seminggu tante" jawab gue
"Bagaimana bisa? Siapa yang melakukan ini?" Tanya papa nya Valle
"Dia di Bully sama temen temen aku dan Valle om gara gara--" jelas ku panjang lebar
"Bisakah mereka tak melihat kondisi anakku ini? Jika Valle kenapa kenapa. Tak tanggung aku mengeluarkan anak itu dari UKI" jelas papa Valle ber api api sambil mengelus punggung istrinya

Terus ku genggam erat tangan Valle

Tuhan, aku mohon bisakah kau menyadarkan kekasih ku ini?

Kurasa pergerakan jari Valle yang ku genggam bergerak pelan. Dan mata Valle terlihat membuka perlahan

"Mom? Dad? Dimana aku?" Tanya Valle setelah matanya mulai terbuka penuh
"Kamu di rumah sakit sayang. Kamu pingsan" jawab papa Valle
"Ka? Mengapa kau menangis?"
"Hem, aku hanya merindukanmu" jawab gue tersenyum

Terima kasih tuhan. Terima kasih atas pertolonganmu

I'm Ok?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang