Nayvalle POV
Gue mendatangkan sebuah Mall di pusat keramaian kota jakarta untuk membeli sebuah Novel. Yang pasti ber-genre romantic. Setelah aku mendapatkan lima buah Novel dengan judul dan karya yang berbeda beda aku memutuskan untuk mendatangkan restoran D-Cosh
Mataku terbelalak saat melihat Sean bersama seorang perempuan disampingnyaKayaknya serius banget
Aku memutuskan untuk mendengar percakapan mereka, apa mereka pacaran atau justru bukan? Tapi mana mungkin jika wanita itu kakaknya. Mana mungkin mereka se mesra itu. Padahal Sean bilang ada acara keluarga
"Kau tau kan, aku adalah kekasihmu bukan si cewek tengil itu" ucap wanita di samping Sean kesal
"Kau tau kan? Dia itu kaya. Melebihi kekayaan orang tua ku sayang. Aku memilih nya hanya untuk mencari kesenangan" jawab SeanAku memilih untuk merekam semua percakapan mereka mulai dari Sean yang terlihat biasa saja hingga Sean yang mencium pipi nya
"Ayolah, Calm Down. Aku hanya mencintai mu" ucap Sean dan merangkul gadis itu
"Baiklah, tapi kau harus janji bahwa kau harus memutuskan nya" rengek gadis ituAuthor POV
Farid dan temannya mengikuti Valle. Mulai dari Valle bersama Rachell hingga mereka terbelalak akan Valle yang menangis dengan arah mata tak henti
"Bukankan itu Sean?" Tanya Dania buka suara saat dia memperhatikan arah mata Valle
"Ya dia Sean" jawab justin sama kagetnya
Nathan yang tak ingin kakaknya disakiti langsung mengucapkan kata katanya dengan sedikit menajam "Dasar laki laki hidung belang. Bisa bisanya kau mempermainkan kakak ku"Ya, Nathan adalah laki laki yang tangguh. Dia sempat mengikuti bela diri Teakwondo selama lima tahun di LA dan tentu dia sudah sabuk hitam. Walaupun dia terlihat muda, tapi tetap dia laki laki yang tangguh. Sekali dia marah terhadap seseorang. Itu sudah mencapai tingkat kekuatannya
Rachell yang melihat emosi Nathan langsung meredakannya "Cukuplah Nathan, nanti juga Valle akan memutuskan hubungan dengan dia. Lagi pula mana mau dia di duakan"
"Benar sekali itu Rachell" jawab Arga buka suara karna memang dia dan Aziyz sedari tadi tak berkomentar apapunNayvalle POV
Hari ini sangat melelahkan untuk ku. Mungkin aku akan membersihkan tubuhku yang lengket ini
Setelah Valle rasa cukup dan sudah memakan makan malam bersama keluarganya dia langsung menuju kamarnya untuk membuka ponselnya yang sedari tadi tidak dia mainkanRachell Halsey : "Gimana keadaan lo? Masih pusing?"
Nayvalle Martin K : "Oh tentu tidak, hanya kurang Vit saja. Kan memang aku akhir akhir ini sering sakit"
Rachell Halsey : "Hm, kalau begitu jaga kondisi tubuhmu 😊 apakah kau besok masuk?"
Nayvalle Martin K : "Terima kasih Chell. Tentu masuk"
Rachell Halsey : Baiklah
[Read]
Dengan mataku yang lima watt ini aku mulai menutup mataku perlahan dan masuklah dunia mimpiku yang indah
***
Berjalan di koridor dengan suasana yang dua kali lipat lebih ramai dari biasanya membuat ku sedikit malas untuk masuk. Tentu hari ini di kampusku akan mengadakan sebuah Seni seperti bakat yang harus di tunjukkan dan setiap kelas harus mewakilkan 2 orang. Satu orang laki laki dan satu orang perempuan"Lo yang dipilih Valle" teriak Dania ketika aku memasuki ruang kelasku
"Dipilih apa?" Tanya ku bingung
Rachell terkekeh sejenak "Lo dipilih jadi perwakilan kelas buat menampilkan bakat"
"Siapa yang menyuruh gue? Gue aja baru dateng. Masa gue langsung dipilih" tanya gue penuh tanda tanya
"Mr. Stein" ucapnya bersamaanYa, Mr.Stein. dia terkenal dengan galaknya dan kumis lebatnya yang membuat semua murid takut kepadanya. Tapi dia terkenal baik jika kalian mengetahui dari sisi kebaikannya
"Baiklah" jawab ku langsung duduk di kursi ku
"Guys, kita Free Class! Dan lo Valle sama Adam. 2 jam lagi kalian bakalan nunjukin bakat kalian masing masing" teriak Vero ketua kelas tiba tiba dengan kegembiraannyaAku mendongakkan mataku tak percaya. What? Aku saja belum mempersiapkan diriku. Bagaimana bisa ini di pilih secara mendadak tanpa aku yang mengetahui sebelumnya
"Lo akan membawakan bakat apa Valle?" Tanya Rachell tiba tiba
"Gatau. Gue belum prepare" jawab gue datar
Gue liat mata Dania dan Rachell membelalak "Lo belum siap siap !?" Tanya nya bersamaan
"Lo kan tau, gue aja baru di pilih dadakan mana gue tau" jawab gue biasa
"Terus ntar lo bakal bawain bakat apa?" Tanya Dania
"Liat aja" jawab gue dan bangkit pergiFarid POV
Aku berjalan menuju kelas Tasya -kekasihku
Dan langsung menarik pergelangan tangannya"Kamu kenapa sayang?" Tanya Tasya manja dengan lipstick tebal di bibirnya
"Gue mau kita putus" jawab gue dinginGue liat Tasya sedikit tak percaya setelah mendengar perkataan yang gue lontarkan
"Pu-putus? Maksud kamu apa sih!?" Tanya nya
"Gue mau kita putus! Putus!" Jawab gue membentak
"Tapi kan alasan kamu itu apa sih tiba tiba mutusin aku ga jelas gini !?" Tanya nya sedikit memberontak
"Gue punya alasan yang ga harus lo ketahui. Mulai saat ini gue katakan sekali lagi KITA.PUTUS!" jawab gue membentak dan langsung pergi meninggalkannyaLo harus tau, alasan gue karna gue sayang sama Valle
Nayvalle POV
Setiap kelas mulai menunjukkan bakat nya masing masing hingga setelah kelas ini -kelas IT. Kelas aku lah yang akan menunjukkan bakat ku walau aku sendiri bingung akan menampilkan bakat apa
"Baiklah terima kasih Dava dan Sania telah menampilkan bakatnya dari perwakilan kelas IT" teriak guru dengan microfone yang berada di tangannya tanpa kuketahui siapa nama guru itu
Teriak dan sorakan pun mulai memenuhi indra pendengaranku hingga sebuah tangan menarik tanganku
"Selamat ya. Percaya diri aja" ucap Farid. Ya dia adalah Farid dengan Wajah tampannya
"Thanks" jawabku datar"Baiklah, sekarang adalah perwakilan dari kelas Sastra Indonesia. Pertama kita panggilkan Adam" teriak guru itu lagi
Adam menyanyikan Full lirik lagu Afgan - Percayalah. Aku tau kalo cinta itu harus percaya satu sama lain. WEW
"Terima kasih Adam"
"Penampilan kedua dari kelas Sastra Indonesia adalah Nayvalle. Kemarilah Valle" teriak guru itu dengan gembiraGiliran gue lu sok sokan gembira. Mentang mentang nih sekolah punya gue
"Sekali lagi percaya diri" bisik Farid pas di telinga gue
"Gue tau" jawab gue dinginKu berjalan secara perlahan. Semua mata menatap kagum kearah ku
"Cantik aned"
"Minta ID, Snapchat dong"
"Mau di temenin ga neng"
Lontaran kata kata mereka tetap tak menggubris rasa gugup ku. Lagi pula memang aku bukan tipe orang yang mudah perduli dengan orang lain
Tanpa kusangka aku melaju ke arah Grand Piano berwarna putih suci yang terletak di ujung panggung dengan sebuah kursi yang berwarna serupa dengan alat musik yang akan ku tampilkan. Aku duduk di kursi tersebut tanpa ku rasa sebuah senyuman seseorang mengarah ke arahku. Begitu pun detak jantung ku tetap tak bisa ter kontrol jika mengandung unsur dirinya. Farid
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Ok?
Ficção Adolescente[Selesai] Siapa tak sangka, seorang yang cuek dan dinginnya membuat semua cowok terpanah akan sifat kepribadiannya. Namun, apa bisa luluh jika dia mengingat seorang cowok di masa lalunya atau sebaliknya? Nayvalle Martin Kent Tetap mencari tau keber...