Part 17 "Pray for Valle"

2.2K 138 6
                                    

Author POV

Sesampainya di pekarangan rumah besar kawasan Jakarta utara. Dengan rumah bernuansa Classic

Aku langsung di suruh masuk dan menuju kamar Valle oleh Assistant Valle yang sepertinya sudah di pesan oleh Valle

Aku masuk dan sudah ada kedua orang tua Valle dan juga Valle yang terbaring lemah dengan wajah yang sangat pucat
"Ka?" Lirihnya sangat pelan dengan senyumnya

Behind my smile and my laugh. I saved a thousands of pain

Farid langsung memeluk Valle dan tak lupa mengelus rambutnya. Yang ternyata rambutnya rontok dan semakin tipis karena kaker

"Valle, rambut lo?" Tanya Dania langsung memeluk dan nangis di pelukan Valle
"Jangan nangis ya sayang" jawab Valle membalas pelukan Dania dan mengusap air mata Dania
"Jaga diri baik baik ya sayang. Aku dan yang lain pasti doain yang terbaik buat kamu" ucapku mencium kening Valle

Semua dikamar Valle menitihkan air mata. Tak disangka Valle berhati bagaikan malaikat bisa tersenyum walau dibalik senyum indahnya menyimpan ribuan kesakitan.

"Kalian bisa ikut tante?" Tanya Villa
"Bisa tante" jelas Farid diikuti anggukan oleh sahabatnya
"Tunggu ya sayang" ucap Martin

Sampai di sebuah ruangan berukuran besar seperti ruangan khusus.
Farid dan teman temannya duduk di sofa berhadapan sofa Villa dan Martin

"Tante mohon, jangan kasih tau ke siapa siapa penyakit Valle. Cukup kalian aja"ucap Villa memohon
"Pasti tante" jelas Farid dibalas anggukan oleh yang lainnya
"Memangnya separah itu kah tan kondisi ka Valle?" Tanya Nathan penasaran
"Iya. Bagaimana tan kondisinya Valle sekarang?" Tanya Justin sama penasarannya
"Kondisi Valle sangat sangat memburuk. Kanker otaknya sudah mencapai stadium 4 dan akan semakin bersarang ke bagian organ lainnya jika tidak di lanjuti" jelas Villa

Semua diruangan tersebut kaget. Bahkan bisa melebihi tingkat kaget

"Jadi. Om dan tante memutuskan untuk membawa Valle ke luar negeri. Kalian bisa mengunjungi Valle jika kalian mau. Di rumah sakit VBR Kent Hospital" jelas Martin dan memberi sebuah kartu nama alamat rumah sakit tersebut

Farid mengambil kartu tersebut, dan mereka saling lirik melirik.

Tak tersadar waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Segera mereka bergegas ke kamar Valle dan membawa Valle dengan kursi roda yang sudah disediakan beberapa minggu yang lalu

Farid yang menggotong Valle ke kursi roda tak lupa mencium puncak kening Valle
Valle menangis dengan kondisi pucat pasi yang terukir di wajahnya
"Jaga diri ya kak" jelas nya dan mencium pipi Farid

Semua di ruangan tersebut nangis histeris. Mereka sangat tak nyangka sosok Valle saat ini

Rachell yang sedari tadi diam tak mengatakan sepatah katapun seketika memeluk Valle

"Valle. Jaga diri lo. Gue bakal jengukin lo nanti" liriknya tersendu sendu dengan air mata penuh di pipinya
"Pasti. Kita pasti bakal jengukin lo" jelas Nathan menenangkan Rachell dengan air mata yang juga penuh di pipinya

Semua wajah mereka penuh dengan tangisan

"Makasih banyak. Kalian emang sahabat gue. Jangan nangis plis" ucap Valle seperti lirihan dengan senyuman
Dan mereka langsung menatap Valle dengan tatapan sendu
"Jaga diri ya sayang" ucap Farid lembut

***
Sudah menempuh waktu 30 menit. Farid langsung menggotong Valle kembali ke kursi roda dan mendorong kuris roda Valle memasuki Bandara

Dan 3 orang Bodyguard Martin yang sudah menunggu di Bandara untuk ikut sampai Milan untuk mengawasi Valle dengan pengawasan ketat. Tak lupa barang barang Valle sudah dibawa oleh mereka

I'm Ok?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang