Naysilla POV
Sebelum aku menginap dirumah asli ku. Aku sudah mengirim pesan Line ku pada Mom lama ku - Tante Villa bahwa aku hari ini akan menginap dirumah Rachell. Dan juga mengundangnya untuk makan malam esok di Cafe Bazze.
Nayvalle Martin K : "Mom. Aku dari kemarin sampai esok akan menginap di rumah Rachell. Mom jangan khawatir ya 😗😘"
Villa Martin Kent : "Iya sayang. Jaga diri kamu 😚"
Maafin aku Mom. Aku tidak mau buat Mom dan Dad kehilangan aku. Hanya saja, cara Mom dan Dad salah kepadaku.
Nayvalle Martin K : "Ok boss 👌👍"
Nayvalle Martin K : "Oh iya aku lupa. Besok malam jam 8, Mom sama Dad bisakan makan malam di Cafe Bazze?? Aku yang merencanakan ini. Ada temen temen aku juga kok disana. Ajak ka Rifki sama ka Bagas juga ya Mom"
Villa Martin Kent : "Ada apa sayang? Tumben sekali kamu. Nanti Mom tanya Dad dulu ya sayang"
Nayvalle Martin K : "Baiklah Mom. Kabari aku secepatnya"
[Read]
Segitu sayang kah Mom dengan ku?
Aku hari ini sedang tidak berkirim pesan dengan Farid. Karna sebelumnya aku sudah memperingatinya untuk tidak menghubungi atau mengirimkan aku pesan untuk hari ini karena tugas ku yang begitu banyak. Dania pun menolong ku saat tadi nyaris ketahuan bohong kepada Farid.
Kami sekarang dirumah ku. Diruang keluarga khusus. Ruang keluarga ini kedap suara. Jadi tidak akan ada yang mendengar percakapan kami.
Kami merencanakan mulai dari waktu yang tepat, strategi, dekorasi dan lain sebagainya.
Kami membagi tugas mulai dari Mom dan Dad yang menyuruh Bodyguard nya untuk membeli dekorasi persiapan esok malam.
Bang Justin dan Nathan yang membagi jadwal acara tersebut berlangsung dan Strategi agar acara esok malam berjalan dengan baik.
Rachell dan Dania yang mendatangkan Cafe Bazze untuk memesan Cafe tersebut dengan alasan acara makan malam keluarga.
Setelah barang dekorasi sudah ada di hadapan kami. Begitu juga Rachell dan Dania yang baru pulang dari Cafe tersebut untuk meminta persetujuan dan kami diperbolehkan. Walaupun alasannya untuk makan malam keluarga Houdston.
Aku langsung membuat sketsa letak dan posisi yang akan dijadikan tempat kami makan malam. Lebih tepatnya kebenaran yang akan terbongkar.
"Perfect" Gumamku pelan yang masih bisa di dengar beberapa orang.
Waktu sudah semakin larut. Aku kembali ke kamarku. Juga Dania dan Rachell yang kembali ke kamar mereka yang sudah di sediakan oleh Mom.
***
Sinar matahari begitu menusuk melalui dari celah gorden ku yang sedikit terbuka. Karena terlalu malam aku tidur, aku putuskan untuk tidur kembali. Tak lupa menutup gorden yang terbuka tadi. Namun, mata ku tertahan ketika dering ponsel ku berbunyi menandakan siapa yang menghubungi ku pagi pagi seperti ini.Tante Villa is calling...
Nama Mom sudah aku ubah menjadi Tante Villa. Walaupun aku merasa kesal, namun aku tau mereka sayang terhadapku.
Ku geser Slide Answer di ponselku dan mengarah ke telinga ku dengan sesekali menutup mataku.
"Ada apa Mom?"
"Mom sama Dad bisa sayang"
"Benarkah Mom? Bagaimana dengan ka Rifki juga ka Bagas?"
"Iya sayang. Mereka juga bisa. Hanya makan malam kah?"
"Iya. Yasudah. Terima kasih Mom. Salam untuk Daddy"
"Sama sama sayang. Pasti Mom sampaikan nanti"
Tutt.. tutt..
Setelah itu aku kembali tidur karena waktu yang sepagi ini membuat mata ku tak tahan untuk menutupnya.
Kubuka mataku perlahan setelah tidur kembali dari pagi tadi. Aku ingin tertidur lagi namun langkah mataku terhenti karena akan ada acara makan malam hari ini.
Waktu menunjukkan pukul 14.00 siang. Aku langsung masuk ke kamar mandi dan menuju Walk in Closet untuk memakai pakaian ku.
Hari ini aku memakai baju berlengan panjang berwarna hitam putih dengan garis horizontal, celana jeans abu abu, sepatu Nike hitam dan jam tangan hitam. Rambut gerai dan pasti Make up Natural.
Aku langsung menuruni anak tangga dan mendapati keluarga ku dan kedua sahabatku sedang asik makan siang.
"Hem" tegur ku ke mereka. Dan duduk di meja makan.
Mereka menoleh "Dasar Kebo" cibir bang justin
"Abis gue ngantuk bang. Gue ngantuk gegara dengerin lo nembak cewek tengah malem" jawab gue singit.
Dia menatap heran bercampur tajam kearah gue "Lo-" jelasnya terpotong
"Udah diem bang. Intinya PJ!" saut gue sedangkan bang Justin mendengus kesal.
"Udah cepet makan makanannya. Kan kita mau langsung ke Cafe Bazze buat preapere" elak Mom mengalihkan pembicaraan.
"Iya sayang. Udah kamu makan, tadi pagi kamu juga kan engga sarapan. Nanti urusan bang Justin mah biar Daddy yang tanganin" jelas Dad sedangkan aku memeletkan lidah ke arahnya "Wlee"Sampai di Cafe Bazze kami langsung menuju ke ruangan Manager nya. Kami memberikan properti dan bahan yang akan dibutuhkan malam ini. Memberi sketsa yang sudah aku buat tadi malam. Dan menjelaskan setiap rinci rencana kami. Dia sendiri saja sedikit tertegun melihat gue yang aslinya adalah Naysilla. Bagaimana jika semuanya?
"Baik nyonya. 1 jam sebelum acara dimulai, Semua akan berjalan dengan lancar" ucapnya berlalu pergi sebelum dibalas anggukan oleh kami.
Sekarang semuanya berbalik ke rumah dan berbaring ke atas kasur. Karena masih tersisa sekitar 2 jam lagi. Gue memutuskan untuk menyuruh Dania dan Rachell ke kamar gue.
Tak sampai 5 menit, mereka datang langsung masuk dan duduk di samping gue diatas kasur. Berhadapan dengan gue.
"Terus entar pas di tengah tengah gue pura pura kaya gimana nih?" Tanya gue bingung menghadap ke arah mereka bergantian.
Dania tampak berfikir begitupun Rachell.
"Mending lo pilih dress yang suka di pake Silla, Higheels, wedges dan barang lainnya yang sering Silla pake. Biar mereka inget. Tapi barang yang mereka ketahui kalo itu barang punya Silla" usul Dania
"Tumben lo pinter" saut gue dan Rachell heran
"Ho'oh" balasnya dengan senyum yang mengembang disertai naik turun alisnya.
"Oh ya. Lo pura pura megang kepala lo aja kayak tiba tiba bilang Silla atau apalah. Jago akting kan lo?" Tambah Rachell
"Yowes" jelas gueAku langsung berlari menuju ruang khusus penyimpanan barang. Mencari Dress dan barang yang sering Silla pakai sewaktu acara acara formal.
Gaun yang indah. Gumam ku pelan.
Dress biru tanpa lengan yang tergantung di lemari kaca besar beserta Higheels dan barang lainnya di tempat tersebut. Aku melangkah menghampiri Dress biru langit tersebut. Aku mencoba Dress tersebut yang pernah aku pakai pada Victoria's Secret tahun 2010 sewaktu aku masih tampil menjadi model dan Dress ini hanya aku yang memiliki. Pantas saja, karena Drees yang aku beli harganya milyaran rupiah.
Setelah itu aku mencopot Drees yang sudah lama tidak aku pakai, Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30.
Aku menggantungkan Drees itu lagi dan kembali ke kamarku. Langsung duduk di atas kasur berhadapan dengan Dania dan Rachell.
"Gue udah dapet Drees nya. Drees yang pernah gue pake di acara Victoria's Secret"
"Bagus" jawab Dania dan Rachell bersamaan"Udah sana lo balik ke kamar. Preapere" peringat gue. Mereka mengancungkan dua ibu jari masing masing tanda mengerti.
Langkah mereka terhenti di depan pintu karena gue "tunggu"
Mereka membalikkan badan menghadap gue "kenapa?" Tanya Rachell bingung
"Sebenernya gue udah sedikit tau kalo gue Silla. Mulai dari acara ultah lo Chell. Sorry" elak gue dengan cengiran.Rachell hanya ber 'oh' ria "Selaw Sill"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Ok?
Teen Fiction[Selesai] Siapa tak sangka, seorang yang cuek dan dinginnya membuat semua cowok terpanah akan sifat kepribadiannya. Namun, apa bisa luluh jika dia mengingat seorang cowok di masa lalunya atau sebaliknya? Nayvalle Martin Kent Tetap mencari tau keber...