Part 26 "Bukti"

1.9K 122 0
                                    

Rachell dan Silla (?) 👆👆👆

Ga akan ada yang bisa mencintai satu sama lain, jika salah satu dari mereka tidak saling cinta
-Farid-

Bagi Mahrina, ketiga orang di hadapannya ini adalah orang terpandang dan banyak pengawasan ketat

"Maafin suami saya non. Maaf jika saya dan suami saya masuk kedalam masalah non" ucap Mahrina memegang tangan Valle
"Kalo gitu lo jelasin semua tujuan lo!" Ucap Valle membentak dan menepis tangannya
"Valle. Sabar" ucap Dania menenangkan Valle dan Rachell mengelus punggung Valle lembut
"Kita omongin di dalam saja non" jelas Sutiyo mulai mereda

Rachell mulai memanfaatkan kesempatan ini untuk merekam pembicaraan mereka dengan Sutiyo dan Mahrina secara diam diam dari dalam tasnya
Rachell membisikkan sesuatu ke Dania juga Valle agar Dania mem Video kesempatan ini

"Yaudah" jelas Valle mulai mereda
"Saya ambilkan minum dulu ya non" ucap Sutiyo
"Gue ga haus. Cepetan to the point"

"Tunggu. Gue akan videoin ini buat di jadikan bukti cadangan. Tenang. Lo gabakalan gue laporin ke polisi" jelas Valle dan Dania mengambil ponsel dari dalam Tas nya

Nit..

"Jadi gini non. Saya disuruh oleh nyonya Villa dan tuan Martin untuk membawa non ke rumahnya dan menukar jasad non Silla dengan orang lain" jelas Sutiyo diangguki oleh Mahrina

"Jadi jam tangan yang ditangan jasad Silla waktu itu?" Tanya Rachell kaget
"Itu memang sengaja saya ambil jam tangan milik non Silla ke tangan jasad palsu non Silla supaya tidak ada kecurigaan" jelas Sutiyo lagi
"Lalu bagaimana bisa kalian tau bahwa saya akan kecelakaan?" Tanya Valle
"Itu memang sudah diluar kendali. CCTV yang tidak jauh dari sana memang punya tuan Martin dan nyonya Villa. Di CCTV tersebut menampirkan nyonya melompat dari dalam mobil. Dan tuan Martin juga nyonya Villa langsung menyuruh saya juga istri saya untuk segera mengambil jasad nyonya" ucap Sutiyo panjang lebar

Gue lihat di balik wajahnya. Tidak ada tanda kebohongan, hanya kejujuran yang tersisa.

"Dan nyatanya. Nyonya belum kehilangan nyawa. Masih bisa di selamatkan" tambah Mahrina
"Apakah ini semua real? Apakah kalian dibayar oleh kedua orang tuaku?" Tanya Valle tak sabaran
"Apakah 50 juta jadi bayaran kalian?" Tanya Rachell menambahkan
"Lebih dari itu. Kami diberi 1 Milyar. 50 juta hanya uang muka awal sebelum saya dan istri saya melakukan aksi tersebut" jelas Sutiyo
"Baiklah. Tapi sebelumnya apakah bapak tau alasan om Martin dan tante Villa melakukan itu?" Tanya Dania buka suara sembari memegang ponselnya
"Saya kurang tau pasti. Saya hanya tau jika tuan Martin dan nyonya Villa sayang sama non. Awalnya mereka ingin memberi tau non. Tapi karena terlanjur sayang, mereka tidak ingin non meninggalkan mereka" jelas Sutiyo dan diangguki oleh istrinya

"Segitu sayangnya kah Mom dan Dad? Tapi tetap saja itu tidak baik" batin Valle

"Sekali lagi, kalian jangan bilang ke kedua orang tuaku. Jika bilang, ga segan segan saya akan melaporkan kalian ke pihak kepolisian dengan semua bukti dan rekaman video atas tindakan kekejaman kepada anak" perintah Valle dan mereka mengangguk patuh

"Terima kasih pak" jelas Valle berjabat tangan dan pergi menuju mobilnya diikuti oleh Sahabatnya

Nayvalle POV

Gue dan sahabat gue kembali ke tempat mobil Rachell dan Dania berada. Semua mata masih terus memperhatikan gue dan sahabat gue. Gue dan sahabat gue melihat sebuah Panti yang di dalamnya terdapat puluhan anak anak. Bisa dibilang ratusan mungkin.

Gue, Rachell dan Dania menghampiri panti tersebut yang bernama

"PANTI INDAH"

Kami disambut dengan anak anak yang menghampiri kami. Gue dan sahabat gue tersenyum simpul.

Betapa sedihnya mereka hidup tanpa kasih sayang kedua orang tua.

Gue dan sahabat gue langsung pulang tanpa memasuki Panti tersebut. Namun, sekumpulan anak anak disana menghampiri ku dan Sahabatku dan langsung memeluk kaki kami

Kami? Ya, maksudnya gue, Rachell dan Dania

Sebelum kami memasuki mobil, gue mengatakan sesuatu kepada mereka dan berjongkok menyeimbangkan tinggi mereka begitupun Rachell dan Dania

"Nanti aku sama temen ku balik lagi kesini ya" jelas gue
"Iya, nanti kami balik lagi kesini" jelas Rachell dan diangguki oleh Dania
"Kakak namanya siapa?" Tanya seorang anak laki laki kisaran 10 tahun
"Aku namanya Naysilla, yang ini Dania dan yang ini Rachell. Mereka berdua adalah sahabat aku" jelas gue memperkenalkan sahabat gue satu persatu
"Hi. Aku Dania"
"Hello. Aku Rachell"
"Dah dulu ya. Nanti kita kali kali main kesini lagi. Aku ajak teman ku yang lain nanti" jelas Gue bangkit dan pergi menuju mobil sembari melambaikan tangan ke anak anak panti diikuti sahabat gue
"Janji ya ka. Hati hati" balasnya masih melambaikan tangan kearah kami

Selama perjalanan gue dan Rachell masih memikirkan cara buat memberi tahu bahwa gue adalah Naysilla yang selama ini menjadi Nayvalle.

Gue dan Rachell Video Call Dania. Walaupun jarak kami tidak jauh bersama Dania. Tapi Dania juga harus menyarankan rencana ku nantinya.

"Gimana kalo kita sekarang kerumah Nathan aja deh. Suruh ka Farid dan yang lainnya ngumpul dirumah Nathan dan Lo ceritain ke mereka semuanya" jelas Rachell masih fokus kearah jalanan.
"Tapi kalo menurut gue. Mending jangan dulu deh. Kita tunggu waktu yang tepat" jelas Dania.

Rachell tampak memikir
"Gue punya ide" ucap Rachell menoleh kearah gue dan Dania melalui ponsel gue
"Apa?" Tanya gue dan Dania bersamaan
"Mending lo cerita ke Nathan sama ka Justin dulu. Abis itu kalo mereka berdua beneran percaya kalo lo itu Naysilla. Baru kita cari cara selanjutnya melalui Nathan dan ka Justin. Kali mereka berdua cerita ke kedua orang tuanya. Dan setelah kedua orang tua mereka percaya. Baru kita kasih buktinya" jelas Rachell panjang lebar

Gue dan Dania menganguk
"Ide yang bagus" jelas gue dan Dania bersamaan

Gue yakin Rachell selalu benar kalau dalam masalah misi

"Yaudah sekarang kita kerumah Nathan sama ka Justin" jelas Dania

Sesampainya dipekarangan rumah besar, kami memencet bel rumahnya.

Cekrek

Menampilkan Nathan dengan baju santainya dan terlihat bingung
"Lo pada mau ngapain? Eh sayang" tanya Nathan sembari tersenyum kearah kami
"Boleh kita masuk?" Tanya gue melamunkan ekspresinya yang terus tersenyum kearah Rachell.
"Oh iya. Gua lupa. Mari" jawabnya masuk kedalam.

Kami duduk diruang tamu berhadapan dengan Nathan yang duduk sendiri.

I'm Ok?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang