12. Dira

3.6K 279 2
                                    

Author note; julian jacob as pemanis😍

Langit masih memegang tangan ku erat berusaha menyembunyikan ku dari balik badan tegapnya, napasnya naik turun berusaha menahan emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit masih memegang tangan ku erat berusaha menyembunyikan ku dari balik badan tegapnya, napasnya naik turun berusaha menahan emosi. Tangan lainnya mengepal seperti menahan diri untuk tidak memukul cewek di hadapannya itu.

"Dia 'kan cewek yang lo bilang waktu itu? hahahah" gadis putih berambut panjang itu tertawa getir, ekspresi kecewanya bahkan terlihat jelas.

"Gue tanya sekali lagi, ngapaiin lo disini?" suara Langit seperti membentak membuat beberapa siswa yang tengah lalu lalang dekat dengan area sekolah berbalik penasaran.

"Udah, kita cuman ngobrol biasa kok" aku bersuara berusaha membuat lingkaran tangan langit di pergelangan tanganku melemas.

"Biasa apanya? tadi dia dorong-dorong lo ke belakang, itu biasa?" pegangan tangan Langit kembali mengeras berusaha tetap menjadi tameng ku di depan cewek yang aku bahkan tidak tahu siapa.

Beberapa menit yang lalu, aku tidak sengaja menabrak bahu cewek itu sesaat setelah beberapa langkah keluar dari gerbang sekolah, aku sudah meminta maaf dan dia mengucapkan 'gapapa', tapi baru saja aku ingin kembali melangkah ia menghentikan ku dan memandang wajahku teliti.

Teman di sampingnya seperti membisikkan sesuatu, dan sesaat kemudian, dia menunjukkan seringai yang seratus persen berbeda saat aku menabraknya beberapa detik lalu.

"Jadi lo yang ada di fotonya Azka?" tanyanya sambil mendorong bahu ku membuat aku yang dengan gampang terdorong ke belakang.

"Dari samping sih mirip, ya gak?" tanyanya pada teman di sampingnya dan di balas anggukan.

"Sorry, kenapa ya?" jawab ku ingin tahu maksud dari cewek bermata hitam itu

"Gausah sok ga tau deh" balasnya dengan tatapan sinis

Dan entah darimana, Langit tiba-tiba saja muncul membuat kami berdua tersentak.

"Dira, lo balik aja sekarang" ucapan Langit membuat ku tersadar dari lamunan, cewek bernama Dira itu justru tersenyum miris.

"Balik? hahaha tau ga Az, seharusnya daritadi tuh gue yang nanya sama lo, ngapaiin lo disini? gue? ya jelaslah mau liat gimana tampang perusak hubungan kita berdua" Dira berucap pedas sambil memandang ke arah ku membuat aku membalas tatapan sinisnya.

"Ga salah denger nih gue? perusak hubungan? gue aja ga kenal ama lo" aku tidak bisa menahan emosi karena ucapan Dira, aku tentu saja tidak seperti apa yang dia bicarakan, sama sekali tidak, aku tidak serendah itu.

"Diem lo! jadi dia orangnya 'kan, Az?" Dira lagi-lagi bertanya pada sosok di hadapannya berusaha menuntut penjelasan.

"Dia sama sekali bukan perusak hubungan, dia ga tahu apa-apa, Dir" suara Langit turun beberapa oktaf berusaha menjelaskan.

".. tapi dia orang kedua yang gue maksud. Dia emang alasan gue mau putus sama lo, tapi bukan berarti lo bisa nyalahin dia"

Dira membasahi bibirnya sambil mengedarkan pandangan keseliling berusaha menutupi ekspresi kecewanya, sementara kaki ku bergetar bersamaan dengan tenggorokan yang terasa kering, mungkin aku butuh lebih banyak pasokan oksigen karena perkataan Langit barusan.

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang