Seperti jam istirahat biasanya. Mila selalu pergi kekantin bersama kedua sahabatnya, selly dan amel. Mungkin hanya selly yang tidak sekelas dengannya Di bangku kelas 11 ini, sejak kelas 10 mereka terbiasa bersama. Mereka dipertemukan saat awal MOS (Masa Orientasi Siswa) dan sejak itu mereka dipertemukan dengan senior-senior nya, ditambah deretan para osis dan anak basket yang sangat populer di SMA SAFITRI. Mungkin bagi kalian, terdengar aneh dengan nama sekolah ini. Beda dengan sekolah lainnya yang membawa nama garuda,nusa atau bangsa dan lain-lain.
sekilas info, konon katanya Sekolah ini diberi nama SMA SAFITRI karna awal pembukaan sekolah ini pada hari raya idul fitri sekitar tahun 1975 masehi.
Sampai dikantin selly dan amel memilih tempat yang paling pojok, dekat dengan kaca dan langsung tersorot pemandangan lapangan basket. Ditambah sedang ada latihan disana. Sementara mila yang selalu memesan makanan dan minuman untuknya dan kedua sahabatnya itu.
"Terimakasih bi" seraya mengambil nampan yang diberikan bi onah, dengan 3 mangkuk bakso yang tertata diatasnya.
Bukkkk!
Seorang pria bertubuh besar, dada yang bidang dengan otot-otot besarnya itu. Mampu menabrak mila dan membuat rok abu-abu nya basah karena air mineral yang dibawa pria itu.
Aku mendengus kesal, kesal se-kesal kesalnya. Bagaimana tidak. Aku sudah berjalan dengan sangat hati-hati melewati para siswa/siswi yang berkerumunan diarea kantin. Dengan sangat crobohnya pria ini menabrak ku dan membuat rok-ku basah.
"sorry" katanya menatapku, namun aku masih memperhatikan nasib malang dari rok-ku yang basah ini.
Kini aku menatapnya. Tepat pada bola mata hitam yang sangat langka pada bola mata pria lainnya. "oke gamasalah" aku meninggalkan nya menuju tempat kedua sahabat ku. Meskipun sebenarnya kesal dan jengkel. Tapi aku lebih memilih pasrah daripada harus berdebat toh percuma rok-ku ini takan berubah jadi kering.
"astaga mila, lo kenapa?" selly langsung beranjak dari kursi nya dan memperhatikan rok ku ini. Disusul amel.
Aku tak menjawab pertanyaan sahabatku itu dan memilih untuk duduk dan menikmati bakso ku yang sangat menggiurkan ini. Tak memperdulikan keadaan rok ku yang masih basah.
"ganti" sebuah kaos olahraga berada tepat depan mataku dengan lengan dan setelah ku melihat pemiliknya. Ternyata dia, pria yang menabrak ku tadi
"gausah makasih" kataku sambil menjauhi kaus itu. Bukan nya sombong atau apa, aku hanya tidak gampang untuk menerima apapun dari orang yang baru ku kenal meskipun dalam niat baik sekalipun.
Selly dan amel yang melihat nya entah mengapa mereka jadi senyum-senyum gak jelas. Seperti anak kecil yang baru mendapatkan permen.
Pria itu kini menarik pergelangan tanganku, dan membuatku beranjak dari kursi. Aku heran dengan sikafnya ini, mengapa begitu lancang? Dan bukan hanya itu. Dia membawaku keluar area kantin dan membuatku tak sempat berpamitan dengan amel dan sely.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLATIF [ COMPLETED ]
Short Story"kenapa?" "karna nyari yang pas itu susah, nyari yang bener-bener langsung dapet feeling itu susah. Jadi gue ngerasa dari awal gue udah dapet feeling sama lo. Gue tau, dapet yang terbaik emang sulit, tapi bakal gue kejar terus. Karna gue yakin lo te...