Mila menyusuri koridor kelas yang tampak sepi karna ini masih jam pelajaran, SMA SAFITRI memang mempunyai guru-guru yang disiplin dan tak pernah absen mengajar. Jadi jangan heran kalau jam pelajaran seperti ini koridor sekolah sepi kaya kuburan.Langkah mila menuju lapangan basket, karna baginya. Basket adalah olahraga yang menyenangkan.
Berhasil memasukan bola kedalam ring basket adalah hal yang paling membanggakan. Bagaikan mendapat hadiah dari ciki-ciki diwarung bu minah.
"boleh ikutan?" suara itu membuat mila kaget dan membalik kan badannya.
"ka latif" kataku kenapa dia bisa ada disini lanjutku dalam hati
"lo bolos jam plajaran?" tanya nya mengambil bola ditangan ku. "yess!" senyum manisnya merekah saat bola itu masuk kedalam ring.
"enggak" jawabku simpel masih memperhatikannya yang kini asik bermain basket sendirian.
"kenapa?" sambil melemparkan bola itu dan aku langsung menangkapnya dengan baik.
"diusir" bola itu kini ku lemparkan kedalam ring, namun hasilnya meleset. Bola itu tidak masuk sesuai prediksiku "payah" katanya melihat bola ku meleset
Dia duduk ditengah lapangan "gara-gara seragam?"
Aku mengangguk.
"maaf" katanya untuk yang kesekian kalinya.
"gapapa ka, kecelakaan namanya juga" aku duduk disampingnya.
"baru berapa jam ketemu gue rasa gue tertarik sama lo" latif duduk menatap langit-langit yang cerah. Tidak panas juga tidak hujan.
****
Sepulang sekolah tadi mila langsung menutup pintu kamarnya berbaring diatas kasur yang empuk dan tertidur sampai tak sempat untuk mengganti pakaian sekolahnya. Handphone nya terus berdering, namun sang pemilik enggan untuk menanggapinya dan kembali menenggelamkan wajahnya kepada guling,bantal dan selimutnya.
"dek banguuun" suara briton itu mampu mengganggu mimpi indahnya, bagaimana tidak pria itu membangunkannya dengan mendorong-dorong tubuh mila hingga
Buukk!
Mila terjatuh "bang rahmaaaaaannnn" teriak mila kesal
"ada tamu noh bangun" katanya, tiduran dikasurku sambil memainkan ponsel ku.
"apasi ganggu privasi orang aja" aku menarik ponselku dari genggaman nya.
"eh kok lu pake baju gede amat? Di gue juga muat itu dek" rahman memutarkan badanku memperhatikan ku.
"ish apasi, siapa tamunya?" ketusku.
"la? La apa ya? Lantung apa lalat ya?" sambil menggaruk-garu kepala nya yang sepertinya tidak gatal samasekali.
Mendengar ucapan yang ngelantur dari bang rahman. Lebih baik aku mengintip saja dari balik pintu kamar yang kubuka sedikit.
Dan ternyata.
latif berada disana, duduk dengan kemeja putih berlengan pendek dan jeans hitam selutut, dihias jam dipergelangan tangannya. Sambil memainkan ponselnya. Tampan.
Mila pun segera mengganti baju dan merapikan rambutnya yang nampak acak-acakan serta memakai bedak tipis saja cukup dan parfum yang disemprot asal.
Sekilas info, bang rahman adalah kakak mila. Dia lebih tua 2 tahun dari mila, dan sekarang rahman kuliah di Universitas Indonesia fakultas hukum semester 3. Rahman tipikal cwo playboy yang selalu memacari lebih dari 1 wanita. Dan sebenarnya dia bukan playboy yang ahli. Buktinya seringkali kepergok pacarnya saat sedang bersama pacarnya yg lain. Rahman tampan, putih tinggi, beralis tebal dan berkumis tipis. Ahli dalam berbicara juga suka membuat lirik lagu dengan gitar kesayangannya. Mungkin itu saja gambaran dari Rahman putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLATIF [ COMPLETED ]
Short Story"kenapa?" "karna nyari yang pas itu susah, nyari yang bener-bener langsung dapet feeling itu susah. Jadi gue ngerasa dari awal gue udah dapet feeling sama lo. Gue tau, dapet yang terbaik emang sulit, tapi bakal gue kejar terus. Karna gue yakin lo te...