6

2K 114 1
                                    




Sampai ditempat tujuan, pertandingan dimana latif yang akan memimpin tim nya. Kadang penampilan dan segala macam tentang latif membuatku terlena, aku duduk dibangku VIP yang diberikan latif kemarin, memperhatikan para pemain, dan mendoakan supaya tim latif yang menang, entah karna apa. Aku maunya tim latif harus menang.

Pertandingan dimulai, saat wasit meniup pluit, latif menatap kearahku dan memberikan senyumannya. Dan aku pun tersenyum menyemangatinya.

Saat sedang asik menonton pertandingan, ponsel ku berdering. Selly menelpon ku.

"hallo sell?"

"maaf gak bisa gue skarang mah"

"lagi nemenin kak latif basket"

"sorry ya"

"iya besok aja"

"bye"

Hanya itu yang diucapkan mila saat ditelpon tadi, skor pertandingan sudah 9-4 dipimpin oleh tim nya latif. Ah betapa bahagia nya aku melihat tim jagoan ku kini unggul memimpin.

Pluit ditiup wasit mempertandakan waktu telah selesai dengan hasil 75-45 Yess! Tim latif lah pemenangnya. Aku senang sekaligus bangga.

latif menghampiriku setelah bersalaman ala laki-laki ditengah lapangan sana dengan para pemain basket tadi, para chilidress sedari tadi memperhatikan latif sang kapten yang gagah, keren dan tampan.

Kringat nya sangat membanjiri wajahnya dan rambutnya pun ikut basah karna keringat nya, aku memberikan saputangan yang selalu ku bawa, dan air mineral yang dibawa latif dan dititipkan pada ku saat bertanding tadi.

"congratulations" kata ku menatapnya

Dia menatapku balik dan tersenyum "udah gue duga, kalo ada lo. Pasti menang"

Aku heran "loh kok gitu?" memangnya aku jimat apa lanjutku dalam hati

Dia mendekatkan wajahnya membuat jantungku berdetak lebih dari biasanya "gue-nya semangat kalo ada lo"

Aku hanya senyum, bingung harus menjawab apa kalau sudah begini.

"mila?" latif memanggilku

"hm" kubalas,

"liat gue" katanya menatapku

Akupun segera menatapnya dengan detakan jantung yang lebih-lebih cepat

"pacaran yuk" bola mata itu menatapku lekat-lekat dan perkataan tadi mampu membuatku tertegun sampai  panggilannya menyadarkan ku "mil?,"

Kini aku berusaha menatapnya, mencari-cari dia sedang serius atau tidak. Namun yang kudapat sebuah tatapan harapan dari salah satu keseriusan.

"kaka serius?"

Dia mengangguk "kalo lo gak nerima gue sekarang, gapapa gue coba lagi besok. Kalo lo besok gak nerima lagi, ya gue coba lusa"

"kalo lusa tetep gak diterima?"

"bakal gue coba setiap hari mil." Matanya meyakinkan.

"kenapa?"

"karna nyari yang pas itu susah, nyari yang bener-bener langsung dapet feeling itu susah. Jadi gue ngerasa dari awal gue udah dapet feeling sama lo. Gue tau, dapet yang terbaik emang sulit, tapi bakal gue kejar terus. Karna gue yakin lo terbaik" bola mata dan kata-kata itu mampu menenggelamkan mila dalam rasa haru.

"tau dari mana gue terbaik?"

"feeling aja si" dilanjut senyum nya yang merekah. "jadi gimana?" sambung nya.

"nanti aja ya kak jawabannya" kataku berusaha memastikan hati supaya tidak salah bicara.

Aku bukan mau menolak latif, cuman mau tau aja sejauh mana dan bener apa engga perkataan nya tadi.

MILLATIF [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang