Pagi-pagi sekali, bahkan matahari belum menunjukkan dirinya Michelle sudah dibangunkan oleh salah satu Butler Yukio yang selalu menjaganya.
"Nona, saatnya bangun." Sepasang mata berwarna Grisaseo Azulado Pardo terbuka menandakan sang pemilik tubuh baru ini telah bangun dari mimpinya. Sang Butler menyibakkan tirai jendela dengan perlahan dan membuka jendela agar udara segar ikut masuk ke dalam kamar Michelle.
Sekarang, ingat apa yang sudah diarahkan oleh Yukio dan Liam. Berpura-puralah menjadi seorang anak polos yang lupa ingatan. "Good Morning, George." Sapa Michelle sambil melemparkan senyuman yang paling manis, sehingga membuat orang yang dipanggil George juga melemparkan senyum padanya.
"Tuan Yukio sudah memberi tahu nona ternyata. Saya tahu kalau nona bukanlah nona Ella, tapi itu tidak masalah buat saya. Tak lama lagi, nona akan benar-benar menjadi bagian dari keluarga ini." Michelle merasa dirinya akan merepotkan orang lain, karena itulah ia akan mencoba sebaik mungkin.
Dibantu oleh beberapa Maid lainnya memudahkan Michelle untuk membersihkan dirinya. Lebih tepatnya, para maid yang melakukan perawatan terhadapnya. "Nona berendamlah dulu, anda sudah lama berbaring di atas ranjang." Jelas Kate yang kemarin nyaris saja tidak selamat.
"Baiklah.."
Dirinya diantara ingin merasa tidak seharusnya ia berada disini atau ia harus bersyukur karena Yukio sudah merawatnya. Setelah menghabiskan waktu selama 30 menit, ia keluar dari kolam dan para maid mulai merias dirinya dan memasang beberapa perhiasan kepala.
"Anda benar-benar cantik, nona. Benar-benar jelmaan dari dewi Aphrodite." Menurut Michelle ini cukup pas menggunakan rok selutut dan atasan yang sederhana. Apalagi ditambah dengan sepatunya yang tampak begitu elegan. "Tunggu sebentar nona. Anda melupakan liontin anda." Untunglah Kate mau memasangkannya.
"Apa ini terlalu berlebihan, Kate?" Ia tidak percaya kalau ia akan dirubah menjadi secantik ini. "Apa ada acara formal, sampai-sampai aku harus mengenakan pakaian ini." Kate mengangguk sambil memberikan sedikit polesan pada bibirnya.
"Selesai. Sekarang, anda benar-benar cantik." Puji Kate. Michelle hanya memandang dirinya dari pantulan kaca yang cukup besar, ia melihat dirinya dari atas hingga kebawah. Tiba-tiba, pintu kamar Michelle terbuka lebar menampakan 2 laki-laki yang begitu dewasa ketika mereka mengenakan pakaian kemeja dan jas serta kemeja mereka dengan lengan yang digulung.
"Adikku begitu cantik. Coba saja dia bukan adikku, mungkin kedua kakakmu ini akan merebut dan dinikahkan." Canda Liam membuat Michelle tersipu malu, Yukio masih diam tidak percaya kalau adik barunya benar-benar cantik.
"Kau lihat, bahkan kakakmu sendiri terpana dengan kecantikanmu." Michelle tahu siapa yang Liam maksud, Yukio yang mendengarnya kembali memasang wajah datarnya. Sementara, Liam tersenyum melihat tingkah kakaknya.
***
Pukul 20.00, Sebuah mobil Limousine berwarna hitam melaju perlahan meninggalkan kediaman mereka. "Tetaplah berdekatan dengan kami, jangan tertinggal. Jika ada sesuatu carilah aku atau Liam." Michelle mengangguk mengerti, dirinya sekarang benar-benar gugup. Mungkin kedua laki-laki yang duduk dihadapannya bisa mendengar suara jantungnya yang berdetak begitu kencang.
"Sepertinya kau gugup." Liam langsung berpindah kursi dan duduk di sampingnya dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Sedangkan, Yukio hanya menyibukkan dirinya dengan menyesap teh Barley dan memandang luar dari jendela Limousine. Berbeda dengan Liam, dirinya sedari tadi asik berbincang dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alterego [End]
FantasyAlterego. Apa yang kalian bayangkan ketika mendengar atau melihat kata tersebut? Jiwa baru? Gangguan mental? Manusia yang baru? Double personality? Atau yang lainnya? Satu kata untuk menjelaskan seorang remaja perempuan yang baru saja ditinggal oleh...