Day's 3: Afternoon Tea

680 66 6
                                    

Setelah kejadian aneh itu, membuat Michelle harus berhati-hati. Kalau saja Ella akan menghantuinya lagi, tapi ia benar-benar tidak mengerti apa maksud dari mimpinya waktu itu. Karena terlalu asik melamun saat berjalan, dirinya sudah sampai didepan pintu ruangan dimana kakak pertamanya bekerja. Karena dirinya sudah terlanjur, akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam.

"Oh. Michelle, ada apa?"

Tak lupa menutup pintunya, ia langsung melangkah menuju meja kakaknya. "Bisa jelaskan bagaimana keadaan tubuhku yang asli?"

"Kau benar-benar ingin tahu?" Tanya Yukio sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"Iya."

Yukio berhela nafas sebentar, dan otaknya tengah mengarang kata yang cocok agar remaja perempuan yang baru saja menjadi bagian keluarganya tidak kebingungan. "Tubuhmu yang asli..." Dengan terpaksa Yukio menghentikan kalimat berikutnya karena penasihatnya mengetuk pintu ruang kerjanya. "Masuklah, Carl."

Pria yang dipanggil Carl itu langsung masuk dan tak lupa menutup pintunya. "Permisi tuan, anda sudah harus bersiap-siap. Tuan Justin mengundang anda untuk rapat." Jelas Carl yang diikuti oleh anggukan Yukio.

"Baiklah. Aku akan bersiap. Kau boleh pergi, Carl." Carl langsung membungkukkan badannya lalu keluar dari ruangan Yukio.

"Maaf, aku tidak bisa jelaskan sekarang." Michelle yang mendengarnya hanya bisa mencibir kesal karena Yukio menghentikan pembahasan mereka.

"Uh... Baiklah." Sebelum kakaknya keluar dari ruangannya, tangan remaja laki-laki itu mengacak-acak rambutnya dan membisikkan sesuatu yang membuat pipinya menjadi merah merona. Sebelum pada akhirnya, bayangan Yukio hilang dibalik pintu itu.

Sepertinya, pekerjannya sangat banyak. Batin Michelle sambil mengambil beberapa map dan membacanya sebentar. Apa aku harus membantunya? Ada baiknya jika aku mencari George dulu untuk membantuku. Batin Michelle lalu pergi mencari George, biasanya George mudah untuk diajak bekerjasama.

"George." Panggil Michelle dari jauh, dan matanya melihat George tengah menyirami beberapa tanaman ditanam. Ia pun menghampirinya. "George apa kau sibuk?"

George yang merasa dipanggil, ia langsung menghentikan kegiatannya dan membungkukkan badannya sedikit. "Apa yang bisa saya bantu, nona?"

Tanpa menjawab pertanyaan dari George, Michelle langsung menarik tangan George untuk mengikuti langkahnya. Hingga mereka berdua berada didepan pintu ruangan kerja Yukio, "ada apa nona? Bukankah tuan muda sedang pergi?"

"Karena itulah aku memerlukan bantuanmu." Michelle pun masuk dan diikuti langkah George dari belakang Michelle. "Aku ingin membantu kakakku mengerjakan pekerjaannya."

"Anda benar-benar sayang dengan tuan. Baiklah, saya akan membantu anda, nona." Michelle mengangguk lalu duduk di kursi dimana tadi kakaknya duduk.

***

Butuh waktu sekitar 3 jam bagi Michelle untuk menyelesaikan sebagian map yang harus kakaknya urus, kini tinggal 2 map lagi yang harus ia selesaikan. Tapi, matanya kali ini sudah benar-benar berat dan tanpa sengaja tertidur diantar tumpukan map-map lainnya.

Yukio yang baru saja pulang dari acaranya mencari-cari sosok adiknya, yang biasanya ia selalu melihat adiknya bersantai di gazebo dekat dengan taman. Tapi, kali ini ia tidak ada di situ. "Ada apa tuan?" Tanya penasihat Yukio yang masih berdiri dibelakang tuannya.

My Alterego [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang