Perlahan cahaya matahari mulai masuk melalui jendela dan membuat Yukio dan Liam terbangun karena silau cahaya yang masuk. "Hng.. ini sudah pagi?" Yukio masih mencoba untuk mengumpulkan nyawanya sebentar. Sementara, Liam masih menutupi wajahnya dengan selimut.
Kini ia tahu kenapa cahaya matahari bisa masuk lebih awal dari biasanya, Yukio hanya tersenyum tipis ketika melihat Michelle tertidur di kusen jendela. Apa ia tidak takut jatuh? Dia benar-benar berbeda. "Sepertinya, kau tidak tidur di ranjangmu yang empuk?" Gumam Yukio perlahan, ia takut jika adiknya terbangun dan jatuh kebawah sana.
Dengan perlahan ia menggendong adiknya lalu membaringkannya di samping Liam, dan ia kembali berbaring. Ia sudah lama tidak melakukan hal ini bersama kedua adiknya, dirinya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang menggantikan posisi ayahnya diusianya yang masih muda. Dirinya, yang harus menemani adik-adiknya. Tapi, ia malah menyibukkan dirinyadengan pekerjaan. Yukio benar-benar bersalah, namun dengan kehadiran Michelle. Ia berhasil membuat dirinya dan Liam kembali hidup.
"Hng... Kakak? Kenapa aku bisa tidur disini?" Tanyanya pelan agar Liam tidak terbangun karenanya.
"Kau ingin dirimu jatuh kebawah, hm?" Bisik Yukio pelan. Sekarang ia mengerti kenapa Yukio memindahkannya dan tidur bersama kedua kakaknya. Michelle terkejut ketika dua tangan besar memeluk pinggangnya, awalnya ia mengira itu adalah Yukio. Ternyata bukan.
"Kalian berbicara tanpa membangunkanku?" Apa kakaknya Liam begitu cemburu ketika ia dekat dengan kakak pertamanya?
"Lain kali, aku melarang kalian untuk minum hingga mabuk." Liam yang masih memeluk Michelle langsung mengubah posisinya menjadi duduk tidak peduli dengan rambutnya yang begitu berantakan.
"Ayolah..." Michelle tertawa kecil ketika Liam merengek padanya, padahal ia hanya bercanda pada kedua kakaknya. "Sudahlah. Kalian keluar sana. Aku harus mandi." Michelle mendorong kedua tubuh kekar itu turun dari ranjangnya.
"Hee~ kenapa kami harus keluar?" Goda Liam membuat wajah Michelle berubah menjadi kepiting rebus.
"Dasar kakak Liam mesum!" Daripada dirinya menahan malu ia langsung mendorong kedua kakaknya keluar dari kamar dan tak lupa menguncinya. Saat diluar Yukio langsung menjitak kepala Liam secara tiba-tiba, membuat Liam meringis kesakitan.
"Sakit kak... Uh... kenapa harus main pukul segala. Bisa-bisa ketampananku hilang begitu saja." Lagi-lagi Yukio menjitaknya untuk yang kedua kali.
"Kurangi rasa percaya dirimu yang nyaris saja Overdosis. Sudahlah, kembali ke kamarmu dan bersihkan dirimu." Mungkin bagi Liam, perbuatan kakaknya memang membuatnya kesal. Tapi, ia tahu kalau kakaknya sangat menyayanginya.
***
"Kakak lihat? Lagi-lagi adik kita begitu cantik walaupun tidak mengenakan riasan make up, dia lebih baik biasa saja." Kali ini bukan Yukio yang menjitaknya. Melainkan, Michelle mencubit pinggang Liam sehingga membuat Liam meringis kesakitan pada area pinggangnya.
"Berhentilah memujiku, atau aku akan mencubit pinggangmu lagi." Ancam Michelle sambil duduk di kursi yang sudah disediakan.
"Uh... kau dan kakak Yukio sama dinginnya." Michelle yang mendengarnya langsung tertawa kecil, bagaimana ia bisa-bisanya disamakan oleh kakaknya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alterego [End]
FantastikAlterego. Apa yang kalian bayangkan ketika mendengar atau melihat kata tersebut? Jiwa baru? Gangguan mental? Manusia yang baru? Double personality? Atau yang lainnya? Satu kata untuk menjelaskan seorang remaja perempuan yang baru saja ditinggal oleh...