Anggi tak henti hentinya berdecak kala melihat beberapa Siswa dan Siswi yang datang ke mejanya. Semua karena Angga, laki laki itu yang menyebar undangan. Tapi dirinya malah di libatkan untuk menjawab semua pertanyaan pertanyaan konyol mereka
"Eh! Kalian denger ya.. Angga besok Ultah. Dateng ke rumahnya jam tujuh malem, jangan lupa pakai topeng. Semuanya boleh dateng, asalkan bawa undangan. Ngerti kan? Gak usah nanya lagi. Bolot banget sih" ketus Anggi kesal
Saat kerumunan para murid sudah mulai pergi. Angga melepas tawanya dengan kencang, "Lo lucu banget Gi! Kaya emak emak komplek" tawa Angga keras
Anggi menatapnya sebal, "Lain kali kalo Ultah, lo umumin pas Upacara. Biar gak pada Bolot nanya terus" ujar Anggi kesal
"Iya.. iya.. suka suka lo deh. Yang penting dateng ya Gi" ujar Angga
***
"Menurut lo kemeja Biru atau Putih?" Tanya Angga
Anggi menatap sahabatnya dengan kesal, ia sudah dikurung lebih dari tiga jam. Bahkan hanya untuk memilihkan Laki laki ini kemeja, Tuksedo, dan warna Dasi saja.
Ia sampai harus di kurung dengan paksa satu kamar dengan Pria rempong ini. "Udah Ga, yang ini aja" ujar Anggi menunjuk kemeja berwarna Biru
"Lo pake dress apa?" Tanya Angga
"Ngapain nanya nanya?" Tanya Anggi kemudian ia berjalan menuju pintu. Tapi lagi lagi ia mendengus, "Buka gak?!!" Teriak Anggi kesal
Angga menyeringai senang, "Jawab gue dulu nona manis" ujar Angga kemudian mengeluarkan sebuah kunci dari kantung Celananya
Sial. Laki laki ini menjebaknya
Anggi menghampiri Angga dengan kesal, ia mencoba meraih kunci yang ada di tangan Angga. Namun sialnya lagi, ia terlalu pendek dan sulit untuk mencapai tangan sahabatnya ini
Jelas Anggi. Kamu hanya sebatas pundaknya, apa yang bisa kamu lakukan?
"Fine! Dress putih.. puas lo?!!" Teriak Anggi kesal
Kemudian Angga mengacak rambutnya pelan dan berjalan menuju pintu lalu membukanya. "Silahkan Keluar Nona Manis" desisnya kemudian diikuti Anggi yang menghentakkan kakinya kesal dan keluar
***
"Thank you buat kalian yang bersedia dateng kesini. Gue seneng kalian antusias buat hadir ke Sweet Seventeen gue. Ini terkesan Alai banget, tapi Big thanks to Keluarga gue dan Anggi yang udah siapin ini semua. Aku cinta kalian" ujar Angga mengedipkan matanya kearah Anggi yang disambut pelototan oleh gadis itu
Kemudian Acara itu dibuka dengan acara tiup Lilin, doa bersama dan potong kue, ditambah dengan tiga suapan yang membuat Angga menyeringai senang
"Ini yang gue tunggu" ujar Angga kemudian mengambil sepotong kue dan memotongnya dengan sendok
"Kue pertama buat siapa Ga?" Teriak Rama, salah satu temannya. Angga menatap kue tersebut kemudian menyuapi mamanya dengan senang
"Buat nyokap gue tersayang. Yang udah berbaik hati mau lahirin anak kaya gue, Thank you for Everything Ma.. I Love you" ujar Angga
Rahma, menerima suapan itu dengan Bahagia. "I Love you to Darling.." kemudian mencium kening anak satu satunya itu dengan terharu
Kemudian Angga mengambil satu suap lagi untuk Papanya. "Yang kedua, buat My Hero.. Bokap yang lebih dari sekedar Ayah. Sosok dia yang selalu ada disaat gue butuh. I love you Pa--"
"Papa bukan Homo Angga"
Dalam sekejap, tawa kencang menguar keluar. Angga menatap sang Ayah tidak percaya, "Angga juga bukan! Astaga!" Dengus Angga kesal
"Papa nih, bikin malu Angga aja!" Ujar Angga kemudian menyuapi Papanya dengan sedikit kesal
Kemudian ia menatap kue tersebut sesaat, "Gue mau tiga Suapan.. kali ini ada salah satu diantara kalian yang beruntung di suapin gue" Ujar Angga menyeringai senang
Mendadak suasana hening sekejap, banyak perempuan perempuan disana menatap penuh dengan minat. Bahkan beberapa ada yang menunjuk dirinya dengan bangga
Angga menatap seorang Perempuan yang kini sedang memainkan ponsel milikNya, nampak sangat asik bermain games disana hingga tanpa sadar tertawa kecil kala dirinya memenangi games tersebut
***
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Or Relationship (FOR)
Teen FictionHanya Pahit dan Manisnya kisah cinta remaja.