_Ini memang bukan pengalaman pertamaku. Namun, tidak ada yang secantik dirimu. Sosokmu laksana bidadari yang memancarkan cahaya diseluruh tubuhnya. Inginku, kau seperti ini terus. Tertidur didalam pelukku disepanjang waktu_
***********************************
Nara terbangun dari tidurnya pagi itu dalam suasana hati yang sangat baik. Bagaimana tidak baik? Ada sesosok bidadari yang menemani tidurnya hingga ia membuka mata. Bidadari yang sangat penurut, tidak pernah membantah atau pun berkata tidak padanya.Sesosok gadis belia yang sangat digilainya itu kini meringkuk didalam pelukkannya. Sungguh, Nara merasa kembali muda lagi, layaknya laki-laki polos yang baru pertama kali bersentuhan dengan seorang gadis. Padahal Ira bukanlah gadis pertamanya. Sebelum Ira, bahkan sebelum Eleora, Nara sudah pernah melakukan hubungan intim dengan beberapa mantannya dulu, walau setelah memutuskan menikah Nara tidak pernah lagi menjalani kehidupan bebas seperti dulu, tetap saja Nara sudah sangat berpengalaman.
Dipandanginya lagi lekat-lekat wajah tidur Ira dari samping. Nara berani menjamin, jika tidak dibangunkan, Ira pasti akan tidur hingga pukul 9. Gadis itu kelelahan, tentu saja semua karena ulah Nara yang membuat waktu tidur Ira berkurang.
Posisi tidur Ira yang membelakanginya, membuat tangan Nara dengan leluasa menyusup kebagian depan tubuh gadis itu. Tangan Nara yang nakal langsung menangkup salah satu bongkahan kenyal didada Ira. Setelah merasa tangkupannya pas, Nara mulai meremas secara perlahan, hingga lenguhan kecil keluar dari bibir Ira yang membengkak akibat ciuman kasarnya tadi malam. Sebelah tangan Nara yang masih menganggur ia arah kebawah, kebagian pangkal paha gadis itu yang masih tertutup rapat celana piyamanya, mengelusnya secara perlahan.
Badan Ira mulai menggeliat resah. Sepagi ini, tidur nyenyaknya kembali terusik. Pelakunya pastilah om-om tua yang sudah haus belaian, tidak pernah merasa puas hanya dengan sekali pelepasan.
"Bangun sayang ...," suara Nara terdengar serak akibat gairahnya yang kembali bangkit.
"Sebentar lagi, om. Ira masih ngantuk."
Nara gemas sendiri jadinya melihat Ira yang tidak juga mau membuka mata. Hanya ada satu cara ampuh yang baru Nara pelajari, yang pasti bisa langsung membuat mata gadis itu terbuka.
Maka, Nara mendekatkan bibirnya ketelinga Ira. Awalnya hanya kecupan kecil yang ia berikan disana. Tapi, lama-kelamaan bibirnya berganti gigi. Nara menggigit kecil telinga mungil gadis itu. Menunggu sejenak belum juga mendapatkan reaksi, Nara menjulurkan lidah, kemudian mulai menjilati telinga gadis itu, bahkan Nara memasukan lidahnya kedalam telinga tersebut.
Benar saja, sedetik kemudian Ira terbangun. Gadis itu bahkan langsung terduduk diatas tempat tidur tanpa memperdulikan tubuh setengah telanjangnya.
"Om Nara ih, jorok banget." gerutu Ira sewot sembari mengelap telinganya.
Nara tertawa lepas. Reaksi yang Ira tunjukkan sungguh jauh berbeda. Jika wanita-wanita yang dulu menemaninya bergumul diatas ranjang pasti mendesah nikmat, Ira justru sebaliknya.
"Malah ketawa lagi." Ira semakin kesal ditertawakan.
"Maaf ...maaf. Jangan marah, om hanya senang saja melihat reaksi kamu yang berbeda." jawab Nara setelah bersusah payah menghentikan tawanya.
Ira mencebik. Tangannya ia sedekapkan dibawah dada hingga payudaranya terhimpit, membusung keatas, terlihat lebih besar dan sangat menggiurkan bagi pandangan mata Nara yang lapar.
Laki-laki yang juga tidak mengenakan pakaian itu serta merta menarik Ira hingga kembali rebah diatas dadanya. Membuat Ira langsung gelagapan begitu melihat mata Nara yang telah tertutupi oleh kabut gairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumbang Dan Bunga [TTS #1 | TAMAT]
RomanceTakluk's The Series #1 [#wattys2018 longlist] - Dihapus sebagian - Sudah tersedia di google play dalam bentuk e-book. Binara Aaraju, pria berusia 37 tahun. Tampan, mapan, dan memiliki usaha perkebunan karet dan kelapa sawit di beberapa kota. Semua k...