Bagian_12

21.1K 1K 15
                                    

_Kau dan aku telah menjadi satu. Tidak ada lagi kau atau pun aku, yang ada hanyalah kita. Kau seutuhnya telah menjadi milikku, begitu juga sebaliknya aku yang telah utuh menjadi milikmu. Mulai sekarang teruslah tersenyum untukku, kan kuberikan seluruh duniaku di bawah kakimu_

************************************

                                                         
21+

Nggak tau harus ngomong apa! Yang penting aku udah mencantumkan batasan usianya.

Tolong, bagi kalian yang belum cukup umur di harapkan segera tinggalkan karya aku ini!!!

Bukan karena sok-sok'an menganggap karya aku ini bagus, hanya saja takutnya yang baca pada muntah saking jeleknya.

Satu pesan saja kalau boleh! Bijak-bijak lah memilih bacaan, sekiranya bacaan tersebut belum sesuai dengan usia kita, sebaiknya jangan dibaca.

*******

                                                         
"Sakit om...,"

Nara menghembuskan napas beratnya berulang kali. Ingin berhenti tapi sudah kepalang tanggung. Jika tidak di teruskan malah akan membuat Ira tambah sakit, dan Nara sendiri pasti merasakan sakit di kepalanya, pusing yang pasti sangat terasa.

"Om, sa...,"

Suara Ira terhenti akibat bibir Nara yang telah menempel sempurna di bibir Ira. Suara gadis itu teredam, tenggelam dalam cumbuan bibir Nara yang menuntut, kasar dan dalam.

Nara tidak ingin lagi mendengar ucapan Ira lebih lanjut. Bukan karena ia tega melihat gadis itu kesakitan, hanya saja Nara sudah berada di persimpangan jalan. Dengan sekali hentakan, Nara berhasil menenggelamkan dirinya ke dalam lembah surgawi Ira. Tentu saja Ira terlonjak, ingin berteriak, namun bibir Nara yang masih menguasai bibirnya membuat tak ada satu pun suara yang berhasil ia keluarkan, hanya rintihan samarnya yang terdengar.

"Maaf...," ucap Nara dengan suara tertahan setelah melepas cumbuannya dibibir Ira, antara rasa bersalah juga rasa nikmat yang ia rasakan secara bersamaan.

Ira memejamkan mata, menarik napas panjang untuk memenuhi paru-parunya. Bagian bawahnya terasa sakit, penuh juga sesak. Namun, Ira juga merasa bahwa ia telah merasa utuh, jiwanya seakan telah lengkap akibat penyatuan yang terjadi di antara mereka.

"Maafin om ya, Ra! Sungguh, om sudah berusaha sepelan mungkin, tapi om nggak tahan, terlalu lama malah akan membuat kamu tambah sakit,"

Ira membuka matanya, memandang seraut wajah tegas nan tampan di atasnya. Air mata memang masih mengalir di sudut matanya, namun anehnya Ira malah tersenyum.

"Ra...,"

Sekali lagi Nara memanggil nama gadis~nya. Bukan! Ira sudah bukan lagi gadis melainkan sudah menjadi wanita karena mereka telah menyatu dengan sangat erat. Wanita~nya itu sedari tadi hanya terdiam sembari memperhatikan dirinya dengan senyum lembut yang masih setia melekat di bibirnya yang membengkak.

"Nggak pa-pa, om!" akhirnya Ira bersuara.

"Lalu, kenapa kamu menangis?"

"Ini air mata bahagia, bukan air mata kesedihan. Sebab, Ira merasa kini Ira telah lengkap, seutuhnya telah menjadi miliknya om Nara."

Nara menghembuskan napas lega. Menatap penuh sayang wanita pujaannya.

"Om Nara nggak mau bergerak ya?" Ira sengaja menggoyang sedikit pinggulnya walau pun masih terasa nyeri.

Kumbang Dan Bunga [TTS #1 | TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang