Bagian_16

17K 1K 24
                                    

_Kicauan burung pagi ini terdengar merdu. Sama seperti suaramu yang selalu terngiang di telingaku, merdu dan mendayu, tersenyum, tertawa, bahkan bercanda di setiap waktu_

************************************
                                                          

Ya udahlah ya, mau gimana lagi. Walau targetnya nggak kesampaian, saya akan tetap menyelesaikan karya amatiran ini sampai selesai. Mungkin jadwal up-datenya aja yang nggak tentu, jadi harap maklum bagi yang masih berkenan membaca karya saya ini, semuanya tergantung mood saya.

Oh iya, saya mau promosi'in cerita saya yang lain.
Judulnya;
~.Harapan di Ujung Senja (cerita mengenai Arsakha Virendra, temannya Nara dari cerita Kumbang dan Bunga). Baru prolog sih, dan mudah-mudahan bisa menghibur.

~.Naungan Cahaya Rembulan (cerita mengenai Nur Annisa, gadis dari desa yang mempunyai kelebihan khusus dibandingkan orang kebanyakan). Kalau karya saya yang ini nggak ada sangkut pautnya sama karya yang lain.

Sok, bagi yang mau baca silahkan mampir di lapak saya yang lain. Dan saya akan sangat berterima kasih jika pembaca sekalian mau mengapresiasi karya saya dengan meninggalkan jejak di karya tersebut.

Segini aja yang bisa saya omongin. Kalau pembaca sekalian berkenan, jangan lupa tinggalkan jejak ya di karya saya yang ini. Selamat membaca dan semoga kalian terhibur!
                                                         
                                                         
Kelopak mata itu perlahan terbuka. Menampakkan sepasang mata sekelam malam yang selalu menyorot tajam setiap objek yang tertangkap indra penglihatannya.

Nara menghela napas kesal saat tangannya merayap ke sisi samping mencari wanita yang telah menjadi teman tidurnya selama beberapa hari terakhir, wanita yang dicarinya itu sudah tidak berada di sana. Padahal Nara berkeinginan memeluk tubuh lembut wanita~nya itu sampai sinar sang surya merembes masuk seluruhnya ke dalam kamar.

Tapi ya sudahlah, Nara tidak mungkin selalu bersikap manja yang mana seharusnya Ira yang bersikap manja padanya jika mengingat usia wanita~nya yang masih bisa dibilang baru beranjak dewasa. Jadi, secepat yang ia bisa, Nara membangunkan dirinya hingga terduduk di sisi ranjang, menyebabkan selimut yang menutupi tubuh polosnya tersingkap hingga ke pinggul. Dan tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya, Nara memilih menggapai celana pendek serta baju kaos yang ia kenakan semalam yang tergeletak tak berdaya di bawah ranjang karena pergulatan panas yang kembali mereka lakukan.

Tersenyum penuh kemenangan, Nara merasa sangat senang karena sekuat apa pun Ira mengatakan tidak, tetap saja reaksi yang ditunjukkan Ira malah sebaliknya. Lagi-lagi Ira selalu luluh di bawah kendalinya hanya dengan satu sentuhan saja. Meski begitu, Nara harus bisa mengontrol gairahnya seminim mungkin, agar pergulatan panas yang terjadi tidak sampai terdengar hingga ke luar kamar. Tidak enak rasanya jika suara desahan mereka terdengar penghuni rumah lainnya.

Setelah dirasa pakaian yang ia kenakan sudah cukup layak, tidak akan mengundang ledekkan dari seluruh penghuni rumah, Nara kemudian berjalan dengan tertatih, berpegangan pada sisi dinding agar tidak terjatuh. Satu lagi berkah yang Nara syukuri, karena olahraga ranjang yang sering ia lakukan bersama Ira, entah itu memang benar kenyataannya atau hanya sekedar omongan orang semata, Nara kini bisa berjalan, walau belum bisa seperti orang berjalan pada umumnya, masih tertatih dan terkadang meringis nyeri. Setidaknya kini Nara tidak memerlukan tongkat lagi jika jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.

Langkahnya yang tertatih membawa Nara menuju keruang makan yang jaraknya lumayan jauh dari kamar yang ia dan Ira tempati, semua itu karena Nara harus menuruni tangga terlebih dahulu untuk menuju ke lantai satu. Dan sosok wanita yang begitu menawan hatinya itu memang berada di sana, bersama tante Lastri, entah sedang melakukan apa, yang pasti kedua wanita itu sedang duduk dan berbicara.

Kumbang Dan Bunga [TTS #1 | TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang