2nd CASE

2.2K 368 36
                                    

      Soonyoung kesal bukan main ,kemarin ia menunggu di gerbang sekolah setengah jam lamanya karena inspektur bodoh itu melupakan janji nya untuk mentraktir Soonyoung. Saat datang pun inspektur hanya mengantar Soonyoung pulang karena ia harus membuat laporan atas kasus pembunuhan kepala sekolah.

      Alhasil baru hari ini lah janji itu terealisasikan, berhubung inspektur Lee sedang bebas tugas, katanya.

      Soonyoung masih mengenakan seragam lengkapnya. Ia hanya tidak peduli kemana Seokmin akan mentraktirnya , asalkan Soonyoung tak mengeluarkan uang sepeser pun.

       Soonyoung menghembuskan napasnya, Seokmin ini benar-benar.

       "Dulu permen , sekarang apa?" tanya Soonyoung mengikuti langkah Seokmin masuk kedalam cafe yang ia ketahui khusus untuk makanan makanan manis.

       Bunyi Ting dipintu masuk mengiringi kedatangan Seokmin dan Soonyoung , mereka memilih meja kedua dari counter.

      "Oh , Jeon Wonwoo!" seru Soonyoung saat matanya menangkap sosok Wonwoo yang duduk disudut cafe.

     Wonwoo hanya mengangkat dagu nya sebagai sapaan.

     "Apa yang kau lakukan?" tanya Soonyoung. Ia dapat melihat sebuah laptop dan beberapa buku diatas meja Wonwoo.

     "Membuat tugas" jawab Wonwoo. Cafe ini memang disediakan wifi , wajar saja terkadang banyak remaja yang datang hanya memesan minuman tapi bertahan ditempat duduknya berjam-jam.

    Sedari tadi Soonyoung berbicara dengan Wonwoo dalam posisi berdiri. Setelah dirasa cukup diabaikan --mereka memang tidak dekat-- ia pun duduk membelakangi Wonwoo.

     Seokmin melihat-lihat menu, "kau mau apa?" tanya Seokmin.

     Tanpa melihat menu , Soonyoung langsung menjawab "makanan dan minuman yang paling mahal" , Soonyoung tidak pilih-pilih makanan, kecuali makanan pedas.

     "Kau ingin menguras dompet ku ya?" tanya Seokmin dengan cengirannya.

     "Tentu saja" jawab Soonyoung yakin.

      Setelah memesan mereka hanya diam. Sebelum akhirnya Seokmin membuka suara.

      "Kau tau--" , "tidak!" potong Soonyoung.

       "Aku belum selesai bicara"

       "Hm ,hm lanjutkan" kata Soonyoung.

      "Polisi sedang mencari pembunuh berantai" ucap Seokmin.

       "Itu bukan urusan ku Inspektur" kata Soonyoung.

      "Tidak, tidak, aku tidak bermaksud melibatkan mu. Hanya saja aku khawatir" ujar Seokmin, dan Soonyoung tau, Seokmin serius.

      "Khawatir? Padaku?" tanya Soonyoung.

      Seokmin mengangguk , "korbannya random, tapi ciri-ciri setiap korban sama ,yaitu pemuda manis dengan warna rambut mencolok."

       "Lalu apa hubungannya dengan ku?"

       "Ck, kau itu manis , dan warna rambut mu itu mencolok."jawab Seokmin sedikit kesal.

       "Ya ya ya , terserah kau saja"

        Pesanan mereka pun akhirnya datang, meski Soonyoung tak begitu addict dengan makanan manis , tapi matanya bersinar ketika melihat makanan di hadapannya.

      "Kau harus banyak-banyak makan-makanan manis , untuk menutrisi otakmu." kata Seokmin

      "Harusnya aku yang bilang itu untuk mu inspektur"

The Seventh CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang