5th CASE - case closed

1.6K 334 22
                                    

Soonyoung POV

  Setelah sedikit bertanya pada noona dan juga wanita bernama Minji , aku tau bahwa Areum meminta minji untuk membuka tirainya.

   Minji dan juga noona tidak memiliki motif untuk membunuh Areum. Apa ini dilakukan oleh orang luar.

  Tapi bagaimana mungkin, yang bisa duduk di tempat ini bukanlah mereka saja. Atau ini pembunuhan secara random ?

   Taman kecil diluar sana hanya sebagai 'pencuci mata' , dengan kata lain yang bisa masuk ke area itu hanya lah staf melalui pintu khusus.

   Lewat jendela pun tak mungkin, karena terlalu kecil.

   "Beberapa hari ini , Areum selalu bicara yang aneh-aneh" suara noona yang sedang bicara dengan Seokmin. Aku menatapnya.

   "Dia bilang, hidupnya terlalu sulit, dia juga selalu menanyakan kapan kami menikah, dia bilang dia ingin segera melihat pendamping hidup kami" ujar noona.

     "Dia juga minta maaf atas kesalahan yang bahkan kami sendiri tak tau" sambung Minji.

    "Apa hari ini ia memesan makanan favoritnya?" tanya ku.

    Keduanya mengangguk , "dia sangat ingin makan itu hari ini, jadi kami mentraktirnya." jawab noona.

    "Siapa yang pertama kali datang?" tanya ku. Jawaban untuk pertanyaan ini sangat menentukan siapa pelaku sebenarnya.

    Jika itu dia , maka sudah jelas.

    "Areum sudah tiba lebih dulu"

     Benar dugaan ku.

     "Dia bunuh diri"

  Jawaban ku membuat noona dan minji terkejut.

   "Bagaimana bisa!?"

    "Aku tidak tau alasan kenapa ia mengakhiri hidupnya, kalian lah yang lebih tau" ujarku.

   Tak lama setelah itu , seorang petugas dari  tim forensik datang menghampiri kami.

    "Inspektur.  Kami menemukan ini dalam tas korban" ucap si petugas sambil menyodorkan sebuah buku harian.

    Seokmin mengambilnya dan membaca catatan terakhir dalam buku itu.

Hidup ku sudah berakhir sejak dulu, dan kini aku akan benar-benar mengakhirinya. Maafkan aku. Aku sayang kalian.

Noona dan juga Minji menangis , mereka terisak. Aku tak tau apa yang terjadi diantara mereka, yang aku tau , mungkin ini sulit untuk ketiganya.

  Kenapa ia harus repot-repot bunuh diri dengan crossbow. Atau ia berniat menuduh seseorang diantara dua temannya?

   Aku menghela napasku berat. Kalau boleh jujur , aku lelah. Melihat kematian tepat didepan mu itu bukan lah suatu hal yang baik.

-case closed-

xxx

Normal POV

"Soonyoung , ayo pulang dengan ku" ajak Wonwoo. Seokmin harus pulang lebih dulu , ia baru saja mendapat sebuah panggilan dari bosnya untuk segera bertugas.

Kini mereka berjalan bersisian, karena memang jarak yang tak terlalu jauh mereka lebih memilih jalan kaki.

"hm , hubungan mu dengan Jihoon apa?" tanya Soonyoung memecah keheningan diantara mereka.

"dia temanku." jawab Wonwoo singkat. Soonyoung hanya mengangguk paham.

"Soonyoung-ah , kenapa tidak mengganti warna rambut mu? kau tau pembunuh berantai itu masih berkeliaran" uajr Wonwoo.

"dia hanya mengincar pemuda berwajah ma-- tunggu , kau menganggap ku manis?" tanya Soonyoung tak terima.

Dengan santainya Wonwoo mengangguk, "kau tak sadar?"

Sebenarnya Soonyoung lebih tau. Sebenarnya Soonyoung peduli  tentang nyawanya. Tapi dia punya alasan--

"aku pemegang sabuk hitam taekwondo--" ujar Soonyoung.

Soonyoung punya alasan untuk tetap menjaga warna rambutnya yang mencolok itu.

"aku bisa menjaga diriku--"

Wonwoo masih menyimak setiap kata yang diucapkan Soonyoung.

"--makanya aku menjadikan diriku sebagai umpan"



to be continue...

Note :

makin pendek , iya tau kok :'D

abis ini kasus ke enam dan ke tujuh nya sama... udah tau kan ya tentang apa '-'


The Seventh CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang