6th CASE

1.7K 342 41
                                    


[a/n] akhirnya sempat buat ngelanjutin ini :') warn typo(s)!


Soonyoung POV

"Jangan gila Soonyoung!" bentak Wonwoo. Yah , aku tau dia akan bilang sesuatu seperti itu. Tapi aku aku sudah bertekad. Aku hanya merasa jika aku tidak mengumpan diri ku maka akan ada lebih banyak korban lagi.

Ide 'mengumpan diri' memang lah gila, tapi aku percaya, jika aku bisa mengubah semuanya. Naïf memang.

Aku dan Wonwoo berjalan memasuki sebuah gang sempit, itu adalah jalan paling singkat menuju apartemen ku. Saat pertama kali bertemu Wonwoo juga di gang ini. Rumah ku berada tak jauh dari ujung gang ini.

Langkah kami terhenti ketika ada beberapa polisi –dan juga Seokmin, mengitari sesuatu yang aku tak tau apa karena terhalangi oleh para petugas. Kami berjalan mendekati Seokmin, aku menepuk pundaknya dan ia menoleh ke arah ku dengan tatapan yang aku tangkap sebagai tatapan khawatir. Ehm—mungkin.

"kau tak apa-apa?" tanya nya. Aku hanya menggeleng maksud mengatakan jika aku baik-baik saja.

"ada apa?" tanya ku.

"pembunuh itu sudah berada didekat sini, ku mohon ganti lah warna rambut mu Soonyoung" pintanya memelas. Aku memilih untuk mengabaikannya dan tidak memberitahunya tentang tujuan ku menjaga warna rambutku.

"kenapa dia?" tanya ku mengalihkan rasa khawatirnya.

"seorang remaja menemukan mayat ini setengah jam yang lalu" ujar Seokmin.

Aku mengangguk , beberapa petugas tampak mengangkat sebuah kantung jenazah dengan terburu-buru. Begitu pula Seokmin yang tampak gusar.

"ini catatan untuk korban hari ini,dia menghilang satu minggu yang lalu. jangan mebahayakan dirimu, telpon aku jika kau butuh bantuan" ujar nya sambil memberiku selembar kertas hvs yang dilipat tiga kali, setelah itu ia berlari ke ujung gang untuk segera pergi ke kantor polisi katanya.

"Soonyoung , jangan libatkan dirimu terlalu jauh"ujar Wonwoo. Aku hanya diam.

Tak terasa kini kami sudah sampat didepan apartemen ku, Wonwoo hanya mengantar ku sampai gerbang, aku memaksanya untuk segera pulang dengan mengolok-olok-nya jika ia juga punya wajah yang manis, tapi dia lebih memaksa ku untuk segera masuk baru ia akan pergi. Ia mengusak rambutku lalu berkata , "jaga dirimu Soonyoung. Aku khawatir, padamu juga Jihoon" lalu ia tersenyum yang menurut ku terlihat tampan.

Ketika sampai didepan pintu flat ku , aku melambaikan tangan dan berteriak 'terimakasih' , ia masih berdiri didepan pagar sampai aku benar-benar masuk.

Sudah pukul 4 sore. Aku merebah kan badan ku di sofa tunggal ,membiarkan kaki ku menggantung. Aku memejamkan mataku, rasanya lelah. Aku lalu duduk dengan normal dan mengeluarkan catatan-catatan tentang pembunuh berantai itu , aku hanya membolak-baliknya asal. Aku menghela napas ku. Mungkin jika mandi air hangat akan menyegarkan pikiranku yang mungkin saja sedang membeku karena cuaca dingin diluar.

Setelah menyelesaikan acara mandi , aku membuat secangkir coklat panas dan meletakkannya diatas meja ku, mengambil selimut untuk menutup tubuh ku yang sedikit kedinginan. Aku menyalakan computer ku dan mencari-cari artikel tentang pembunuh berantai itu. Terlalu banyak artikel.

Menurut artikel ini , korban pertama di temukan oleh seorang pendaki gunung yang saat itu sedang mendaki bersama beberapa temannya , sekitar 6 bulan yang lalu pada sore hari. Aku membuka catatan yang diberikan Seokmin , sudah agak lusuh memang, disana Seokmin menulis korban meninggal karena kehabisan napas , korban juga termasuk dalam daftar orang hilang , dia menghilang selama 8 hari lalu ditemukan dalam keadaan tanpa nyawa. Menurut catatn Seokmin juga korban ditemukan saat ia sudah tak bernyawa selama 30 jam.

Aku membaca artikel demi artikel ,lembar demi lembar catatan yang diberikan Seokmin. Korban yang sudah ditemukan termasuk yang baru saja di temukan sudah ada 7 korban, daftar orang hilang yang memenuhi kriteria si pembunuh ada 10 orang termasuk dengan adik Seokmin, Lee Jihoon.

Dari setiap korban maupun orang hilang itu tak satupun dari mereka yang memiliki hubungan alias tak saling kenal. Pembunuh ini benar-benar memilih korban berdasarkan warna rambut dan wajah yang manis. Biar kuduga , kalau dia adalah seorang psikopat.

Satu hal lagi yang aku ketahui dari semua informasi ini, aku mengambil peta daerah tempat tinggal ku, aku memberi tanda silang pada setiap tempat korban di temukan , dan BINGO! , jarak paling jauh dari setiap korban hanya sekitar 7kilometer. Yang itu artinya pembunuh berdarah dingin ini benar-benar dekat.

Selain itu , aku tau. Korban menghilang selama satu minggu sebelum akhirnya ditemukan terbunuh.

Adik Seokmin sudah pergi selama lima hari , itu artinya ada kemungkinan—jika ia benar-benar bersama si penculik—maka ia kan terbunuh dua hari dari sekarang.

Ada dua kemungkinan tentang lokasi dibuang nya mayat-mayat tak berdosa itu. Kalau tidak di tempat yang luas tapi sepi , maka di tempat sempit tetapi ramai.

Aku mengambil kembali puzzle yang beberapa hari lalu dikirim kan Wonwoo untuk ku, dia bilang jika temannya Jihoon yang memberikan untuknya. Seingat ku ada beberapa toko yang menjual mainan anak.

Cokelat panas yang tadinya ku abaikan kini sudah tak terlalu panas, aku meneguknya dalam satu tegukan. Aku akan keluar untuk mencari toko itu , siapa tau ketemu dengan si pembunuh.

Sebelum pergi , aku mengirimi Seokmin dan juga Wonwoo pesan untuk terus memantau lokasi ku dengan GPS, kalau-kalau aku hilang malam ini, ckck , aku terlihat begitu siap menjadi sandera,

Soonyoung POV-end

Waktu sudah menujukkan pukul 7 malam , Soonyoung merasa sangat lapar setelah berkeliling lingkungan sekitarnya. Sudah ada tiga toko tapi percuma , puzzle ini dibeli beberapa hari lalu mana mungkin ada yang ingat.

Soonyoung pun melangkahkan kakinya kesebuah kedai kecil, memesan makanan untuk mengisi perut kosongnya. Setelah merasa cukup ia memutuskan untuk melanjutkan kembali perjalanannya.

Tanpa ia sadari seseorang dengan pakaian serba hitam sedang mengikutinya.

Tidak—Soonyoung tau ia sedang diikuti, bahkan ia sadar sejak lama, ia sadar jika tuan penguntit ini mengikutinya sejak ia keluar dari pagar apartemen sederhananya. Ia hanya berpura-pura tidak tahu. Oleh karena itu ia sengaja membawa dirinya serta orang yang sedang mengikutinya masuk kesebuah gang kecil. Soonyoung sengaja, benar-benar sengaja. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku mantel. Meraih ponselnya dan mengirim ulang pesan untuk Seokmin dan Wonwoo untuk tetap mengawasi posisinya.

Tubuh Soonyoung sedikit bergetar ketika derap langkah itu semakin mendekat, jantungnya berpacu dua bahkan tiga kali lipat, bagaimana pun Soonyoung takut mati, tapi ia berusaha untuk tenang , bahkan ketika sesuatu seperti sapu tangan menempel di area hidung dan mulutnya yang ia yakini sudah disemprotkan klorofil terlebih dahulu. Ia mencoba memberontak , tidak—bukan mencoba,ia sengaja memberontak, tujuannya untuk mengetahui ciri-ciri si pembunuh sebelum akhirnya efek dari klorofil itu membuatnya tak sadarkan diri. Membiarkan tubuhnya dibawa entah kemana oleh tuan penguntit ini.


Benar kata Soonyoung , menunggu targetnya adalah tipe seorang psikopat. Pembunuh ini seorang psikopat.



to be continue....


Note :

gada case closed nya , setelah ini langsung kasus ketujuh dan mungkin bakal diselesaikan dalam satu chapter '-'

2-3 chapter lagi selesai deh kayaknya '-'

sebenernya aku udah ngasih clue di 2nd case (klo gasalah) '-' , kalau ada yg ngeh ssst ,,, jangan dibocorin entar spoiler '-'

The Seventh CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang