-Chapter 04-

1.7K 214 34
                                    

This story owned granitdiorit (a.k.a Kak Furi)

Note : Di FF ini Icha ganti marga nya papih jadi 'Jeon Seungcheol' bukannya 'Choi Seungcheol'. Maaf baru ngasih tau nya sekarang readers 🙏 Icha harap kalian ngertiin..

Take all my loves, my love, yea, take them all:

What hast thou then more than thiu hadst before?

No love, my love, that thou mayst true love call--

All mine was thine before thou hadst this more.

Then if for my love thou my love receivest,

I cannot blame thee for my love thou usest;

But yet be blamed, if thou thyself deceivest

By wilful taste of what thyself refusest

I do forgive thy robbery, gentle grief,

Although thou steal thee all my poverty.

And yet, love knows, it is a greater grief

To bear love's wrong than hate's known injury

Lascivious grace, in whom all ill well shows,

Kill me with spites; yet we must not be foest.*

-Jeon

Jisoo menemukan secarik kertas beraroma lemon dan berwarna ungu-hijau keabuan di dalam lokernya. Tanpa perlu mencari tahu pun Jisoo bisa menebak kalau si pengirim berasal dari asrama Thyme -ungu hijau keabuan dan aroma lemon merupakan ciri khas asrama Thyme- tapi yang menjadi masalahnya adalah,

Terlalu banyak yang memiliki marga Jeon di asrama Thyme!

Jisoo mendengus. Si pengirim jelas bukan Wonwoo -tulisan si pengirim terlalu bagus untuk seorang Jeon Wonwoo- tapi Seungcheol...

Tunggu, kalau si pengirim adalah Seungcheol bagaimana?!

"Hey, apa yang kau dapatkan?"

Jisoo buru-buru memasukkan kertas itu ke dalam saku blazernya begitu Jun mengintip di belakangnya. Ia tak menampik kalau dirinya merasa senang mendapatkan 'kejutan' ini. Tapi, biarlah hal ini menjadi rahasia yang akan Jisoo simpan dan selidiki sendiri -biarlah Jun tak perlu tahu soal ini. "Bu-bukan apa-apa kok! Ini cuma... Yah, kertas contekan Herbologi."

Jun mendecih. "Dasar. Sudah ku bilang kau harus belajar untuk ujian, jangan mengandalkan kertas contekan terus. Kau tidak bisa selamanya bergantung pada orang lain, Soo."

Jisoo menatap Jun malas. "Ya, ya. Terimakasih untuk nasihatnya dan aku akan belajar di ujian selanjutnya."

Jun mengacungkan jempolnya ke arah Jisoo. "Bagus! Sekarang ayo kita makan, kau tahu aku lapar sekali~"

Jisoo tertawa dalam hati. Pintar sih, tapi sayangnya, kau terlalu mudah ditipu, Wen.

________________________________________

Sugar Rush [WonShua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang