Minggu ini adalah minggu yang benar-benar tak adil untukku. Rasanya aku benar-benar ingin mati sekarang juga.
"Ini ibu nak, aku bukanlah ilusimu"
"Tidak, ayah tidak bercanda.."
"Kau bisa meninggalkannya."
"Percayalah kau akan dapat yang lebih baik."
Aku menghela nafas kasar, kemudian menarik rambutku. Tidakkah ada yang lebih buruk lagi setelah ini?
Ibuku tidak meninggal. Ya, dia tidak. Semua orang hanya aktor. Mereka membohongiku. Mereka membuatku kalap! Bahkan aku mengamuk disana.
Dan kau tau apa yang kudapat ketika Harry menenangkanku?
Ayahku menyuruhku meninggalkannya.
How stupid is he!
Bukannya aku durhaka kepada ayah, but why?!
Ketika aku sudah menemukan seseorang yang cocok denganku, dia menolaknya. Dia menyuruhku meninggalkan Harry, sedangkan ketika aku sedang terpuruk, kemana dia?
Aku hanya kesal. Dia tak bisa mengerti aku.
Ponselku berbunyi entah dari siapa. Aku tak masuk sekolah satu minggu dan masa Harry menjadi pacar pura-puraku pun sudah selesai. Dia sudah minggat dua hari yang lalu, tanpa kusuruh.
Aku memang ditakdirkan sendiri. Lihatlah apartement yang besar ini, hanya ditempati olehku. Aku kesepian, tak tahu arah, bingung harus berbuat apa, dan bahkan tak ada seorangpun yang tahan berada didekatku.
Oh please God, sepertinya umatmu ini mulai gila.
Baiklah, aku tak bisa seperti ini terus. Aku harus bangun dan berangkat ke sekolah.
Jam sudah menunjukkan pukul 07.08 ketika aku selesai membersihkan segala hal. kelasku dimulai pada pukul 07.30 yang artinya 20 menit lagi aku harus sudah sampai ke sekolah atau aku akan terkena masalah.
aku memakai kontak lensaku dan berlari keluar rumah, kemudian masuk kedalam taksi. Diperjalanan, aku sibuk memperhatikan jarum jam yang berdetak sesuai iramanya. Aku memang teledor, selalu memutuskan segala hal dengan mendadak. 10 menit lagi kelas akan dimulai, sedangkan aku masih dalam perjalanan. Oh man!
Aku bisa bernafas lega ketika taksiku berhenti didepan gerbang sekolah tepat pada pukul 07.30 yang artinya aku sampai tepat waktu. Tapi halaman sekolah bahkan masih dipenuhi siswa-siswi yang berkeliaran.
Seseorang menepuk bahuku dari belakang dan ketika aku menoleh, aku melihatnya. Melihat Harry yang digandeng oleh nenek sihir sialan yang menjelma menjadi gadis sok popular disekolah.
"Hai, Luna. Perkenalkan aku Jeline dengan pacar baruku, Harry Styles." Dia menekan kata 'pacar baruku' dengan memanyunkan bibirnya padaku tanda ia sedang meremehkanku.
Aku menaikkan alisku padanya dan melihat kearah Harry. Walau sakit, aku harus bisa menahannya. Aku harus membuat nenek sihir ini kapok bermain-main padaku. Aku lelah selalu berdiam diri ketika ia membullyku.
Dia pikir aku takut?
Aku mengeluarkan seringaianku yang bahkan tak pernah kukeluarkan. "oh, jadi ia pacar barumu? Sayang sekali Jeline. Kau sangat murahan karena mengambil bekasku!" Seruku kemudian terkekeh hambar. Ia memelototiku. Ayolah, bahkan matanya saja tidak bagus, tak usah ditonjolkan seperti itu.
"Bekas? Dia bukan hanya bekasmu saja bodoh! Bahkan kau yang lebih dulu mengambil bekas orang lain yang berarti kau lebih murahan dibandingkan aku! Harry bebas dimiliki siapa saja sampai batas waktu yang ditentukan dan aku tau pasti ia tersiksa karena berada didalam kurunganmu selama lebih dari 2 bulan!" Murid-murid langsung ber 'uh' ria dan menertawakan aku.
Aku melihat kearah Harry, "kau yang memberitahunya?" Ia menaikkan satu alisnya padaku tanda mengiyakan ucapanku. Ia kembali lagi seperti dulu, ketika aku baru pertama kali bertemu dengannya.
Jadi yang ia lakukan selama ini padaku, kissing, makeout, hangout, laughing, etc, semuanya hanya akting?
Kunobatkan, minggu ini sebagai minggu favoriteku karena telah mengacaukan segala hal yang ada dihidupku.
"You--" aku mengepalkan tanganku dan menatap Harry dalam, namun yang ditatap hanya menatapku dengan pandangan meremehkan.
Aku muak. Kugerakkan kakiku dan berjalan pergi meninggalkan gerombolan itu dengan air mata yang berusaha kutahan. Kumasuki taksi yang ternyata sedari tadi belum juga meninggalkan tempatnya dan menyuruh sang supir untuk kembali lagi ke apartementku. Aku tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Setetes air mata bahkan kubiarkan mengalir begitu saja. Aku sudah bosan dipermalukan, sudah terlalu lelah.
Mereka lihat, apa yang akan terjadi nanti. Akan kubuat Jeline kapok.
---
Next chapter, Luna bawa cogan baru. Siapa ya? Undi yuk
Mau siapa?
Kalian mau Luna kek gitu aja tampilannya, atau berubah jadi cakep?:v
Comment ya!!
Next chap bakal seru dah kayaknya, soalnya Lunanya ngelakuin banyak pemberontakan disana.
Ku late update banget ya?:v hee maap maap
![](https://img.wattpad.com/cover/88219788-288-k10244.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rental Boyfriend 📌 H.S (COMPLETED)
Fanfiction[STYLES II] Rental Boyfriend, tempat dimana semua lelaki tampan berada. Tempat bertingkat dua yang menyerupai rumah, sehingga tidak ada yang tau apa isi tempat itu. Hanya orang-orang tertentu saja yang tau. Luna, gadis manis yang ingin mendapatkan p...