"Bagaimana? Ini sudah 3 minggu bahkan lebih kan? Seharusnya aku sudah terbebas dari kau!" Bentak Jane pada Jelena yang sedang me-make up wajahnya di toilet.
Jelena memandang Jane dari kaca didepannya, "harusnya kau sadar bahwa ia sudah tidak membutuhkan sahabat tidak berguna sepertimu, Jane. Ia sudah mempunyai Harry yang sialnya sangat tampan juga manis. Aku harus merebutnya dari Luna. Ia tak pantas mendapatkan lelaki sesempurna Harry. Kau mau kan membantuku? Kalau tidak, sudah kupastikan perusahaan ayahmu akan bangkrut seminggu lagi."
Sial, batin Jane.
"Aku.tidak.akan.mau.membantumu! Kalaupun perusahaan ayahku bangkrut, itu namanya takdir. Rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Jadi, meskipun kau mencoba untuk menghancurkan karir ayahku, pasti Tuhan akan menggantinya dengan hal yang lebih besar," tungkas Jane.
"Tak usah menasihatiku, Jane! Ikuti saja permainan ini dan kau selamat. Selama Luna tak tau aku yang berada di belakang layar, dia tidak akan percaya jika aku yang menghancurkannya. Hahaha!" Jelena tertawa dengan liciknya sementara Jane hanya mengerutkan alisnya, tanda kekesalannya kepada jalang didepannya itu.
[Luna]
Hari ini Harry ada kelas tambahan. Entahlah, Mr. James bilang, Harry ada bakat dibidang sains, jadi ia disuruh untuk menghadap Mr. James dan membicarakan sesuatu dengannya. Mungkin Olimpiade sains.
Surat kaleng itu datang lagi hari ini ditambah dengan sebuah kalung dengan inisial namaku. Lucu sekali. Tapi, yang kubingungkan adalah isi surat yang ia tulis. Begini tulisannya;
Kau harus segera tau apa maksud dari Jane yang menjauhimu. Pergilah ke toilet belakang pada saat jam pulang sekolah. Mungkin 15 menit setelah jam pelajaran usai. Disitu akan kau temukan semua kebenarannya, xx.
Sungguh aneh kan? Akhirnya aku mengikuti kata-katanya dan berjalan kearah toilet. Aku memasuki toilet dan menemukan dua orang yang sudah benar-benar tak asing olehku.
Jane dan Jeline.
Sedang apa mereka disini? Apakah ini yang tadi ditulis sang pengirim kertas? Tapi, mengapa ada Jeline? Apa ia biangnya?
"harusnya kau sadar bahwa ia sudah tidak membutuhkan sahabat tidak berguna sepertimu, Jane. Ia sudah mempunyai Harry yang sialnya sangat tampan juga manis. Aku harus merebutnya dari Luna. Ia tak pantas mendapatkan lelaki sesempurna Harry. Kau mau kan membantuku? Kalau tidak, sudah kupastikan perusahaan ayahmu akan bangkrut seminggu lagi." Apa? Ada apa ini?
"Aku.tidak.akan.mau.membantumu! Kalaupun perusahaan ayahku bangkrut, itu namanya takdir. Rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Jadi, meskipun kau mencoba untuk menghancurkan karir ayahku, pasti Tuhan akan menggantinya dengan hal yang lebih besar,"
"Tak usah menasihatiku, Jane! Ikuti saja permainan ini dan kau selamat. Selama Luna tak tau aku yang berada di belakang layar, dia tidak akan percaya jika aku yang menghancurkannya. Hahaha!" Dasar nenek lampir!
Tidak, Luna. Jangan maju. Kau harus sabar dan dengarkan percakapan mereka sampai selesai. Setelah itu, kau boleh bertindak sesukamu, ujar batinku.
Benar juga. Aku harus menunggu disini sampai percakapan mereka selesai. Aku harus tau, apa yang mereka perbincangkan tentangku.
Jane, aku rindu padamu.. mengapa jadi seperti ini?
"Seharusnya kau malu Je! Tidak seharusnya kau merebut apa yang bukan milikmu!" Teriak Jane, "aku mau selesai sekarang!" Lanjutnya ketika tidak mendapat respon oleh Jelena.
"For fucksake, ikuti saja aku Jane! Masalah dare itu memang sudah selesai, tapi permainan baru akan segera dimulai. Sekarang pergilah kepada sahabat pecundangmu itu. Kau pasti sudah rindu dengannya kan?"
"Sialan, tentu saja aku rindu! Kau memisahkan kami dengan dare sialanmu itu! Apa maksudmu hah?! Mau menghancurkan Luna? Sudah kubilang kan, tidak akan bisa! Ia gadis yang baik dan akan selamanya mendapat perlindungan olehku, meskipun dari surat kaleng!" Apa? Dare? Surat kaleng? Jadi..
"Jadi kau masih berkomunikasi dengannya?!" Jelena berbalik kearah Jane dengan mata memincing dan dibalas dengan tatapan tak kalah sinis dari Jane.
"Memangnya kenapa? Masalah? Yang terpenting aku tidak menaruh identitas disana. Aku hanya ingin yang terbaik untuk sahabat terbaikku!" Oh no, Jane..
"Dasar nenek lampir sialan!" Aku keluar dari tempat persembunyianku dan menarik rambut dirty blondenya.
Didepanku, Jane hanya bisa menonton kami dengan mata membelalak dan mulut yang terbuka. Benar-benar masa bodoh. Aku sudah terlampau sabar melihat sikapnya pada kami, sesama orang yang tidak mempunyai kuasa apa-apa di sekolah ini.
"Sialan. Okay, aku mengaku! Aku yang menyuruh Jane untuk menjauhimu. Aku mengancamnya! Sejarang kau puas?" Ucap Jelena saat aku membawanya ke toilet belakang bersama dengan Jane. Pengikut-pengikutnya tak tau apa yang akan aku lakukan pada Jelena.
"Lalu, apa maksudmu membuat rekayasa seperti ini? Ingat Jeline, aku bisa meledak kapan saja. Jangan kau pikir, aku takut padamu. Jelas saja aku tak takut! Aku hanya malas mencari keributan dengan orang sepertimu!" Ucapku sambil mendekat kearahnya.
Ia tersenyum miring, "simple saja. Aku ingin membuatmu jatuh." Ia menepuk tangannya dan tersenyum manis kearahku. Apa maksudnya?!
"You can't do this to me. Nobody can drag me down. Aku bisa melakukan apa saja padamu, kapanpun yang aku mau Je, ingat itu!" Aku menarik Jane keluar dari toilet ini dan membantingnya dengan keras.
Aku ingin sekali membongkar ini semua. Mereka hanya tak tau apa yang aku rahasiakan.
Tapi, rahasia tetaplah rahasia. Ia hanya tidak tau, mereka hanya tidak tau, siapa Luna Johanna yang sebenarnya.-----
Taylor Swift as Jelena RooftGue gak ngehate Tay Tay loh ya, cuma make muka biar lebih menghayati peran..
Buat yang agak bingung, Jelena itu punya dua nama panggilan di sekolahnya. Yang pertama Jelena, itu nama aslinya alias yang terdaftar dalam kartu penduduk:v sedangkan Jeline itu cuma nama gaya-gayaan dia doang.dan, hai! Maaf menggantung di chapter ini, hehe
Sebenernya chapter ini hanya sebagai 'pelengkap' dan penyelesai konflik aja.Berarti, konflik Jane = clear✔
KAMU SEDANG MEMBACA
Rental Boyfriend 📌 H.S (COMPLETED)
Fanfiction[STYLES II] Rental Boyfriend, tempat dimana semua lelaki tampan berada. Tempat bertingkat dua yang menyerupai rumah, sehingga tidak ada yang tau apa isi tempat itu. Hanya orang-orang tertentu saja yang tau. Luna, gadis manis yang ingin mendapatkan p...