5 years ago..
"Apa kau masih sering memakai krim untuk perutmu?" Tanyaku ketika Jane datang dengan crop tee andalannya.
"Tentu saja! Aku ini sudah melahirkan tiga anak. Bagaimana bisa aku tak pakai krim? Kau mau aku tak cantik lagi?" Rengeknya sambil memajukan bibirnya.
Aku terkekeh, "oh, ayolah! Siapa yang tak suka denganmu?"
Dia menatapku kemudian tersenyum miring, "lalu bagaimana denganmu?" Pertanyaan ini membuatku mengernyit.
"Apanya yang bagaimana?"
Ia menghela nafas jengah. "Maksudku, kapan kau menikah? Luna, kusarankan, tak usah menunggu laki-laki itu lagi. Ia hanya bermain-main denganmu! Buktinya sekarang sudah ingin berganti tahun menjadi 2023 dan kemana dia?" Penuturan Jane sedikit membuatku sadar.
Lima tahun telah berlalu. 2017-2022 adalah waktu yang singkat, menurutku. Namun yang terasa lama adalah, menunggu kehadiran Harry yang bahkan benar-benar tak ada kabar sama sekali. Kupikir, jika seperti ini, berarti ia hidup bahagia disana. Bahagia tanpa kehadiranku.
Ya, benar. Jane benar. Dia hanya ingin menenangkanku namun tak benar-benar menenangkan. Ia malah membuatku menunggu dan menunggu.
"Bagus, sekarang kau malah diam bagaikan patung." Ucap Jane. "Sudah, tak usah dipikirkan. Suamiku memanggilmu. Kau tau kan, kalau jadwalmu sangat sibuk menjelang natal ini?" Lanjutnya.
Aku memutar bolamataku, "iya, iya! Aku akan menemui suami tercintamu dulu." Aku bangkit kemudian berjalan menuju taman belakang untuk bertemu suami Jane.
"Ah, Luns! Perusahaan di Los Angeles membutuhkan jasamu." Ucapnya begitu melihatku.
"Perusahaan papa?" Tanyaku yang dibalas anggukannya.
Aku menghela nafas, "apakah tak bisa nanti-nanti, Lou? Maksudku, awal tahun." Ucapku. Aku takut, jika aku pergi jauh, Harry berniat pulang ke kota ini.
"Ayolah, Luns. Saatnya kau bangkit! Mungkin saja jika di los Angeles nanti kau bisa bertemu dengannya, iya kan?"
Aku menggigit bibir bawahku dan berpikir keras. Apa aku harus ke Los Angeles?
"Baiklah, Lou."
*
Aku berjalan ditengah koridor yang sepi. Lima menit lagi meeting akan dimulai. Perusahaanku -benar-benar real tanpa campur tangan papa- sedang berkembang saat ini, sehingga banyak yang mengajukan kerja sama, termasuk perusahaan papa di Los Angeles.
Awalnya aku hanya ingin membuat cemilan tiga tahun yang lalu. Namun entah mengapa rasanya sangat lezat. Padahal aku hanya mencampurkan sisa sisa makanan yang ada di kulkas. Akhirnya aku memberanikan diri membuka cáfe kecil-kecilan. Dan finally, berkembang sampai sekarang.
"Apakah produk sudah kau bawa, Lou?" Louis mengangguk dan memperlihatkan produknya.
Oh, biar kuperjelas. Jadi, satu tahun setelah kepergian Harry, Jane dan Louis menikah. Aku tak tau bagaimana bisa mereka bertemu dan saling mencintai. Aku tak pernah bertanya pada Jane. Mereka sudah mempunyai tiga orang anak. Dua lelaki dan satu perempuan.
Louis beralih profesi menjadi asisten manager di cafe-ku dan bersamaku membangun cafe itu dari nol. Rasanya seperti mimpi! Aku yang dulunya sangat sampah, sekarang menjadi orang yang sukses. Aku bersyukur karena itu.
"Luns? Mengapa kau tak masuk?" Tanya Louis.
"Ah, iya!" Balasku dan membuka pintu ruang rapat ini. Ruangan ini sangat besar, dengan sebuah meja persegi panjang ditengah ruangannya. Sudah lebih dari setengah meja terisi, dan sepertinya CEO mereka belum datang. Padahal seharusnya rapat sudah dimulai satu menit yang lalu.
Aku duduk di barisan depan dan membelakangi pintu masuk. Bisa kudengar hentakkan sepatu darisana, tanda ada seseorang yang masuk. Dari bunyi alasnya, aku sangat mengetahui jika ini adalah sepatu mahal. Tak salah lagi. Pasti sepatu itu milik sang CEO.
"Maaf, saya terlambat." Orang itu langsung menduduki meja dihadapanku, sehingga aku langsung menatap dirinya.
Pandangan kami bertemu. Awalnya aku ragu jika itu dirinya, namun mataku melebar didetik berikutnya, begitupula dia.
Bagaimana bisa dia disini?
Aku menarik nafasku yang tiba-tiba sesak.
"Harry?"
Ia mengedip satu kali. "Luna?"
Dan aku merasakan duniaku benar-benar runtuh.
---
Berasa fsog:'v
Laa sabodo laa~~
Gue tau endingnya berasa bukan ending alias gantung. Kalau kalian bertanya-tanya, 'ini ngapa endingnya begini? Gaasik!'
I knoooowwww
Gue emang dari awal yaa, dari nemu ide cerita ini, yang gue pikirin dari awal pasti ending. Yah, untung aja gak melenceng kayak gml😆
Walaupun begini, tapi gue puas dengan kekonsistenan gue di cerita ini. Yah, jadi jangan kecewa ya~
Ooo iya
Jangan hapus cerita ini dari library kalian dulu, karna gue mau kasih pengumuman setelah ini~
KAMU SEDANG MEMBACA
Rental Boyfriend 📌 H.S (COMPLETED)
Fanfic[STYLES II] Rental Boyfriend, tempat dimana semua lelaki tampan berada. Tempat bertingkat dua yang menyerupai rumah, sehingga tidak ada yang tau apa isi tempat itu. Hanya orang-orang tertentu saja yang tau. Luna, gadis manis yang ingin mendapatkan p...