quatro

632 85 10
                                    

[LUNA]

"Jadi dia menyewaku?!"

"Oh god, Patty! Yang benar saja?! Aku sedang tidak ingin disewa oleh siapapun! Termasuk gadis malang itu!"

aku mendengarnya. Apa mungkin ia sedang tidak ingin kusewa? Kalau begitu, lebih baik aku cari yang lain saja, daripada aku terkena imbasnya.

"Patty, Tidak!! Bukan begitu..." aku tersentak kaget mendengar teriakannya. Oh, ini sudah terlalu buruk.

Aku mengetuk perlahan pintu didepanku. Perdebatan diseberang hilang begitu saja ketika pintu telah kuketuk.

"Baiklah," ujar Harry pelan, sesaat sebelum pintu ini terbuka. Patty, sang pemilik tempat ini memperlihatkan senyum ramahnya padaku. Mungkin ada sedikit ekspresi puas diwajahnya.

"Jadi.. bagaimana?" Aku melihat learah Patty yang matanya begitu berbinar dan melirik kearah Harry yang melihatku dengan wajah datarnya.

"Sempurna! Kau bisa membawa Harry sekarang!" Jawabnya.

Aku tersenyum kecil dan melirik lagi kearah Harry. Lelaki itu hanya memasang wajah flat dan melewatiku begitu saja.

Gadis itu sangat annoying. Tidak ada yang menarik darinya. Aku sudah tau motifnya yang menginginkanku menjadi pacar palsunya. For fucksake, aku benar-benar badmood karenanya, batin Harry.

"Maafkan sikapnya. Dia memang suka seperti itu," bisik Patty kepadaku. Aku mengangguk berusaha untuk memakluminya.

"Sekarang lebih baik kau susul dia. Kamarnya ada di lantai dasar. Kuharap kau suka dengan pelayanan kami!"

------

"Jadi, dimana rumahmu?" Tanya Harry padaku yang sedang menyetir mobilku.

"Aku tinggal di apartement. Mungkin 1km dari sekolahku," jawabku.

"Oh. Berapa kamar yang bisa dipakai di apartementmu?"

"Tiga, sepertinya. Nanti kulihat lagi," aku membelokkan mobilku ke sebuah apartement elite dan memarkirkan mobilku di basement.

"Ayo!" Seruku.

Harry mengambil barang-barangnya dan mengikutiku yang sudah berjalan didepannya.

Aku menggantungkan mantelku dan menekan saklar lampu. Terlihatlah apartement yang minimalist namun masih terlihat mewah. Kesan klasik dari warna putih dan abu-abu menambah nilai plus dari apartementku. Papa memang paling tau bagaimana seleraku.

"Apartementmu boleh juga," Harry berkomentar sambil memandangi keseluruhan apartement dari ambang pintu.

Aku tersenyum kecil, berjalan kearah kamar disamping kamarku. Membuka pintunya, seketika aku terbatuk-batuk karena banyaknya debu didalam kamar.

Harry berjalan menghampiriku dan menekan saklar lampu yang berada di dalam kamar.

"Uh, sepertinya kamar ini tidak terlalu buruk. Hanya saja debunya sangat banyak," ucapnya sambil mengernyit.

[Normal]

"Jadi, apa kita bersihkan sekarang juga?"

Harry tersenyum kecil, "tentu."

Dia tidak terlalu buruk, batin Harry.

"Hei! Mengapa diam saja?" Luna mengayunkan telapak tangannya didepan wajah harry.

"Ah, aku tidak apa," jawab Harry.

"Ayo!" Luna menarik tangan Harry menuju gudang untuk mengambil segala macam peralatan bersih-bersih yang ada di apartement barunya.

***

"Jadi, apa yang harus aku lakukan ketika kita sedang dikeramaian?" Tanya Harry ketika mereka baru saja makan malam.

"Hm, menurutku sih biasa saja. Aku membutuhkan seseorang untuk melindungiku, bukan bermesraan layaknya orang lain," Jawab Luna.

Lalu mengapa ia menyewaku kalau cuma untuk melindunginya dari serangan segelintir manusia yang gabut? Mengapa ia tidak menyewa bodyguard saja?

"Eh, maksudku tidak begitu juga!" Luna yang mengerti perubahan ekspresi Harry segera memberi penjelasan.

"Mungkin kau berguna untuk membuat teman-temanku, bukan, maksudku- entahlah mereka siapa- merasa setara denganku, karena aku selalu dikucilkan disekolah. Apapun yang aku lakukan"

"Jadi, aku harus apa?"

"Tentu saja ikut bersekolah bersamaku!!"

---------
Fi kalian dari cerita gua yang kali ini itu apa?:3

Btw, gue nemu ide cerita ini pas lagi nyari game di playstore dan nemu game judulnya 'rental boyfriend'. Itu game gajelas, jadi gua saranin gausah di download:v

Btw lagi, maap pendek ya

Btw lagi, vomment!!!

Rental Boyfriend 📌 H.S (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang