dezessete

400 64 18
                                    

A/N : kalimat yang ditulis italic itu flashbacknya Luna ya. Jadi jangan bingung :)

------

"Luna, apa yang Harry bicarakan padamu sehingga kau menjadi pendiam seperti ini?" Tanya Louis dengan nada khawatirnya padaku. Aku tak menanggapi ucapannya karena sejujurnya, ucapan Harry terus membekas dipikiranku.

"Dia berbahaya, Luna!" Pekik Harry tertahan. Aku memutar bolamataku. Kalau dia tau Louis berbahaya, kenapa dia masih bersama Jeline? Kenapa tidak kembali padaku?

Aku tidak butuh ucapan, tapi aku butuh tindakan. Sedangkan pria seperti dia bahkan hanya bisa berbicara padaku. Itupun dengan nada membentak yang tak seharusnya ia keluarkan pada wanita.

"Kau dengar aku tidak?" Nada bicaranya berubah menjadi rendah. Aku menggeleng, "untuk apa mendengar ucapanmu? Kau hanya bisa berbicara, tidak bertindak"

"Mengingatkanmu adalah salah satu tindakanku untuk mencegah hal-hal yang bisa saja membahayakanmu. Jadi jangan pernah bilang bahwa aku hanya bisa berbicara!"

"Lalu bagaimana dengan kau yang tiba-tiba datang bersama Jeline dan menghinaku ketika aku jatuh? Apa hal itu tidak membahayakanku juga? Jika aku bunuh diri bagaimana? Apa kau bahagia?" Aku menghela nafas, "kita tidak bisa seperti ini terus, Harry. Kau ambil jalanmu, begitupula aku. Kita sudah tidak ada urusan apa-apa."

"Bagaimana dengan ciuman dan hal-hal lain seperti waktu itu? Apa itu bukan 'apa-apa' namanya?" Lirihnya.

Aku mematung menatap dalam mata indahnya. Mengapa lelaki ini rumit sekali, sih? Dia sangat.. labil. Disaat dia tau aku dalam bahaya bersama Louis, ia tidak melakukan apa-apa, hanya mengingatkan. Hell, jika ia hanya mengingatkanku tanpa berada disisiku untuk menyelamatkanku, apa gunanya? Apa ia berpikir aku akan mendengarkan ucapannya? Tentu saja tidak.

"Dengar, hari itu.. adalah sebuah kesalahan besar. Anggap saja semua tidak pernah terjadi. Kau dan aku hanya sekedar partner kerja dan bam, kita selesai pada waktunya." Aku berlalu melewatinya yang masih berdiri disana.

"Louis bisa saja melecehkanmu, Luna! Aku hanya mengingatkanmu. Kalau kau merasa tingkahnya aneh, hubungi aku!" Teriaknya. Aku bisa merasakan panas dipunggungku akibat tatapannya yang menusuk.

Biarlah semua terjadi. Aku dan dia sudah selesai. Ia tidak bisa mengaturku seenaknya karena memang kami tidak ada apa-apa.

"Luna?" Aku mengerjap kaget. Melihat kearah Louis, kuperhatikan ia masih saja bingung dengan tingkahku. Apa aku harus jauh-jauh darinya? Tapi ini bahkan belum 2 minggu. Kalau aku mengembalikan Louis ketempatnya, bisa rugi aku.

"Luna? Mengapa melamun? Ponselmu terus berbunyi sedari tadi"

Aku langsung mengalihkan pandanganku pada ponselku. Tertulis nama Jane disana. Ada apa dia meneleponku? Biasanya ia langsung datang jika ada sesuatu.

"Jane?"

"Luna-- aku takut. Bisakah kau kemari?"

"Kau dimana?"

"Aku tak tau. Aku kabur dari rumah. Rumah ayahku dikepung, Lu. Aku--"

"Bisakah kau mencari nama jalannya?"

Tak ada sahutan disana. Yang ada hanya suara kaki Jane yang terus berjalan. Tak lama, ia kembali membalasku.

"St. Johand Gross"

Suara engahan terdengar diseberang sana. Aku segera mematikan teleponnya dan menarik Louis untuk menemaniku menjemput Jane.

"Baiklah, Luna. Sekarang kau jelaskan, apa yang terjadi pada sahabatmu itu?"

"Diamlah Tomlinson! Aku sedang terburu-buru. Sekarang, cepat kendarai mobil sialan ini dan jangan banyak bicara. Kita ke St. Johand Gross sekarang juga!" Mendengar aku yang panik, seketika Louis juga ikut panik.

Dengan jantung yang berdegub kencang dan kulit yang terlihat keriput karena warna pucat yang mendominasi, Louis mengendarai mobil milikku dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Sepertinya didekat sini jalannya." Louis memperhatikan sekitarnya. Jalanan masih ramai karena memang sekarang masih pukul 03.00 pm.

Begitu Louis mematikan mesin mobil, aku langsung keluar dan berusaha untul mencari Jane. Pencarian cukup menyusahkanku karena Jane tidak mengabari dimana posisinya saat ini.

"Luna!!" Aku menoleh kebelakang dan melihat Louis yang tengah memeluk Jane. Dengan perasaan lega yang membuncah, aku menghampiri Jane dan memeluknya.

"Bagaimana bisa kau kabur?" Walaupun aku rasa ini bukan saat yang tepat untuk menanyakan segala hal yang menyangkut kaburnya Jane dari rumahnya, tapi aku merasa harus tau apa yang terjadi saat ini.

"Tolong aku, Lu. Please.." aku menatap Louis yang tengah menatapku juga.

"Baiklah. Lebih baik kau ikut bersamaku dulu, okay? Kita akan memikirkan cara untuk memecahkan masalahmu."

------

Haa, kalo bukan karena surprise yang berlipat ganda, gue tadinya males update:v gue udah mulai bingung mau nerusin ni cerita. Padahal tinggal dikit lagi ya, hehe.

Ada yang nyangka gak sih, Liam udah jadi Daddy?😢
I'm so surprise!!😂 It's incredible!!
Gue gak pernah nyangka sih, gue kira berita hamil Cheryl cuma isu ajaa
Eh kiranya beneran:' 🎉🎉🎉

Ada yang nyangka gak sih, Liam udah jadi Daddy?😢 I'm so surprise!!😂 It's incredible!!Gue gak pernah nyangka sih, gue kira berita hamil Cheryl cuma isu ajaaEh kiranya beneran:' 🎉🎉🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terus, si Harry ngeledek banget, upload foto white boxes doang:'v iya gue tau tanggal 7 April nanti dia bakal rilis single. I know

Ah, udah mau UN, ada aja kejutan yang bikin gue speechless 😖

Ya, intinya gue salah satu Directioners yang masih betah di fandom ini. Terlalu nyamaaan🙏🙏

Vote ya:v

Rental Boyfriend 📌 H.S (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang