1. Angry Boss (Tasya)

557 54 13
                                    

Mira melirik jam di pergelangan tangan dengan gelisah. Putaran jarum jam terasa secepat motor balap yang berputar di arena sirkuit .

"Bang printan punya saya udahan belom?" Mira merengek.

"Sabar mba, abis punya adek-adek yang ini saya print punya mba." kata penjaga warnet.

Mira menatap kesal trio bocah sekolah yang menghalanginya dan otomatis membuang waktu berharganya. Mereka sedang menggarap tugas makalah.

"Cup, masa makalah gue cuman 16 halaman. Lo berapa?"

"Dikit Mud gak beda jauh, cuman 17 an."

"Gue 30 halaman masa." sela yang lain polos.

"NAJONG KOPAS KOPAS DOANG LO."
Anak-anak itu tertawa santai, tidak ada yang memperhitungkan waktu. Tugas makalah mereka dikumpulkan besok pagi sedangkan tugas Mira harus dikumpul beberapa menit lagi, jelas berbeda situasinya.

Dasar bocah gak tau apa gue dikejar deadline batin Mira. Dengan satu mesin printer dan halaman mereka yang digabung jadi setebal buku pelajaran. Mira meringis mengingat file miliknya hanya memiliki 7 halaman. Mira tidak bisa kembali ke StarIn dalam waktu 5 menit meskipun dengan lari maraton kecuali dia punya doraemon.

"Udah neng, 6 ribu aja."

"Makasi bang." kata Mira sambil menyodorkan lembaran uang dan langsung angkat kaki meninggalkan warnet.

Jarum jam sudah menunjukan pukul 19.20-tamat. Meeting penting hari ini dimulai pukul 19.00 wib. Mira berlari secepat yang dia bisa, karena idenya setidaknya harus dibaca oleh Tasya minimal judulnya. Tinta printer di kantor kompak habis. Siapapun yang boros memakai printer hari ini, berhasil menyumbang kesialan hidup Mira.

Malam ini meeting khusus membahas tentang tema interior rumah seperti apa yang akan direkomendasikan ke clien. Bukan sembarang orang yang memakai jasa StarIn. Pelanggan kali ini merupakan aktor terkenal yang masuk ke dalam list idola anak muda seIndonesia termasuk Mira sendiri. Mira optimis ide uniknya berpeluang terpilih mewakili StarIn karena dia cukup mengenal sifat clien itu. Mira juga followers instagramnya.

"Maaf telat bu, ada kendala sedikit." ucap Mira setibanya di ruang meeting di lantai 4 agak menundukkan kepala. Nafasnya masih terburu-buru setelah menaiki puluhan anak tangga.

"Kapan sih kamu pernah on time? Sana duduk." sindir Tasya.

Awas Bos galak- read Tasya. Bosnya ini memiliki tubuh ramping dan tinggi seperti model dengan wajah mulus terlihat lebih muda dari usianya. Usianya baru 26 tahun tapi cerewetnya selevel nenek Mira yang tinggal di kampung.

"Makasih Bu." balas Mira dengan ceria. Akhirnya mendapat kesempatan kedua diperbolehkan duduk.

"Aduh sampai lupa belum makan malam ya kita." kata Tasya sambil tertawa sambil melirik Bella-Anak emasnya. Bella adalah bawahan yang diperlakukan paling adil oleh Tasya. Mira yang masih menjadi anak kemaren sore tidak bisa disamakan dengan Bella. Wanita itu selalu mengerjakan tugas dari Tasya tanpa cacat. Dan dengar-dengar mereka teman sebangku sewaktu SMA.

"Iya kasian lambung kita belum keisi, jadi gak konsen rapatnya." keluh Bella dengan muka cemberut.

"Bu kita order makanan aja gimana?" Usul Rehan. Cowok berbadan gempal itu kalau mendengar makanan langsung semangat mau perang. Biasanya suka asal comot saja makanan jatah orang.

"Enaknya kita order ayam penyet pedes yang sering kantor kita pesen Bu." kata Mira.

"Wah iya enak tuh penyetnya pedesnya ngusir ngantuk. Yaudah karna kamu telat sekarang kamu pesenin kita ayam penyet."

"Oke Bu."

Mira baru membuka aplikasi online untuk memesan makanan tersebut dan belum sempat mengisi kolom nama restoran. Tasya menghentikan jari tangan Mira dengan kalimat andalannya.

"Almira ! Kamu kok malah mainin hp?"

"Pesen ayam penyet kan Bu."

"Kamu sendiri yang pesen. Jangan pakai online nanti kalo orangnya salah beli gimana coba. Pesen 10 kotak ya plus tempe goreng." kata Tasya sambil tersenyum persis Laverna yang ada di Barbie Fairytopia. Mira teringat keponakannya yang masih TK. Keponakannya itu suka kesal sendiri melihat Laverna berbuat jahat terhadap Barbie. Gak tau aja tantenya ketemu sosok jelmaan Laverna di dunia nyata.

"Tapi Bu saya belum presentasi tema desain yang saya buat..."

"Upsss lupa kamu kan telat ya jadi gak tau tema punya Bella sudah terpilih mewakili StarIn untuk clien kita. Rapat ini bukan membahas tema lagi Mira tapi kita sudah mulai membahas teknis lapangan. Sekarang kamu beli makan ya. Kita semua perlu energi buat mikir." tungkas Tasya tanpa jeda.

"Tapi saya udah buat, tolong Ibu baca."

"Iya kapan kapan ya kamu kasih ke saya lagi. Mungkin bisa buat cadangan untuk permintaan clien lain. Sekarang kamu keluar beli ayam penyet." Tungkas Tasya.

Cadangan ? Maha karya gue cuma dijadiin cadangan sungut Mira dalam hati. Mira sampai begadang dan lupa waktu makan demi menyelesaikan proposalnya dan hanya sebatas ini yang dia terima dari Tasya. Mira beranjak pergi dari ruangan. Tangannya meremas kuat lembaran kertas proposalnya sampai tak berbentuk lalu membuangnya ke tong sampah.

"Tasya awas aja suatu saat gue bakal bales semuanya."

Lain kali Mira akan mendesain rencana jahat untuk membatasi otoritas Tasya. Tidak boleh ada kata pasrah. Barbie saja bisa mengalahkan Laverna. Ada hikmahnya juga film tontonan Salwa, keponakannya.

[Revisi]

Hello Mr. PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang