-o-
"Permisi Pak, ada hal penting yang ingin saya sampaikan." Pemilik suara itu mendekati kursi yang Rean duduki.
"Duduk aja. Ada apa Mba?"
Rina, seniornya sekaligus kepala redaksi di Clee Publish. Rean bersyukur memiliki pegawai yang loyal dan tetap menghormatinya sebagai leader meski usianya tergolong lebih muda.
"Beberapa penulis minta pertemuan untuk evaluasi laporan penjualan dan perhitungan royalti untuk tiga bulan terakhir." jelas Rina seraya menunjukkan selembaran berisi daftar nama penulis.
"Yaudah Mba kasih aja, nanti jumlah royalti hak penulis biar bagian keuangan yang kelarin. Mereka tinggal cek transferan dari kita."
"Masalahnya ada satu orang yang gak mau kalo saya yang jelasin. Dia minta Bapak yang jelasin langsung laporannya."
Rean punya firasat buruk melihat nama berawalan L di urutan ke 6. Si ikan lamprey.
"Loh kan biasanya juga sama tim redaksi. Saya kan gak bisa kasih evaluasi ke penulis. Penulis itu dimana-mana tanggung jawab tim redaksi bukan saya." kata Rean menolak tegas.
"Kalo Pak Rean gak mau, Mba Laura bakal berhenti ngirim naskah-naskah karya yang baru ke kita. Dia akan dikirim ke penerbit lain. Pak Rean tau kan kalo buku yang ditulis Mba Laura selalu bestseller. Apalagi dia kesayangan Pak Agung. Mau ya Pak? sekali aja. Saya udah bujuk tapi ngotot mau ketemu sama Pak Rean." Rani memelas.
"Yaudah nanti saya yang kasih evaluasi." putus Rean terpaksa.
"Makasi Pak. Saya permisi."
Sial. Pake ngancem segala.
Agung, Dirut utama alias bosnya Clee Publish dan kakak kelas Rean sewaktu di kampus. Bosnya itu sangat suka dengan karakter tokoh yang diciptakan oleh imajinasi Laura. Bisa terkena serangan jantung mendengar Laura ganti penerbit. Tidak lama setelah Rina meninggalkan ruangan Rean menerima pesan di line dari akun queen of writer.
"Hello honey, nanti malem jam 8 ya di Bean Here. Jangan buat aku nunggu lama. Muah."
Rean tidak mengetik balasan. Membacanya saja sudah pening kepalanya.
Tahu dari mana lagi nomer gue si Lamprey.
Setahun yang lalu Rean masih menjalin hubungan dengan Ghina. Tidak ada yang berani mendekati Rean karena Ghina tidak segan-segan memberi pelajaran untuk cewek yang mencoba menyentuh miliknya. Ghina selalu melindungi Rean selama ini. Laura mungkin sudah mendengar kabar pernikahan Ghina dengan pria lain. Wanita itu mulai melancarkan aksi untuk mendapatkan Rean lagi.
Laura Kyoni. Penulis ambis.
-o-Rean berdiri di depan kedai kopi Bean Here di kawasan Kelapa Gading. Rean menghela napas panjang sebelum melangkah memasuki kedai. Bayangan buruk sudah berputar-putar dalam benaknya. Makan malam bersama Laura, the queen of writer yang centil sungguh merepotkan. Wanita itu punya kekuatan membuat orang darah tinggi. Rean sampai di meja nomor 19. Manik mata hazzel itu berhenti menghadap layar laptop berganti menatap Rean. Laura tersenyum, orang yang dia tunggu sudah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mr. Phobia
General FictionJanu Reandika. Cowok (29 th) ini wakil direktur utama di Clee Publish, sebuah perusahaan penerbit buku. Tubuhnya ideal dan tatapan matanya menghipnotis. Sayangnya Rean memiliki phobia langka yaitu Venustraphobia. Phobia ini mengharuskan Rean berhati...