20. Stupidity

167 13 8
                                    

-o-

Mira tersenyum saat Elno berlari ke arahnya. Tubuh mungil itu baru berhenti saat menubruk kaki depan Mira. Ada kehangatan yang terbit di hati Mira menerima pelukan manis dari Elno.

"Asik ante ikut main." kata Elno girang.

Rean menatap tidak suka. "Elno, gak sopan kaya gitu kalo ketemu orang yang lebih tua kasih salam terus cium tangan."

Elno langsung cemberut setelah ditegur. Tindakan Rean tidak salah. Caranya yang masih keliru. Terkesan sedang menegur bawahan. Emosi anak kecil masih belum stabil. Tegas sedikit kesannya malah galak dan si anak jadi takut.

Mira berjongkok agar posisinya sejajar dengan Elno. "Anak pinter, tante mau denger salamnya dong."

"Assalamualaikum ante."

"Waalaikumsalam. Mana kissnya?"

Pipi kanan Mira disambut kecupan pelan dari Elno. Mira balas mencium pipi Elno. Membujuk anak butuh resep sabar dan kreatif. Buktinya Elno bisa berlaku sopan tanpa tekanan.

"Pinter banget. Emang Elno lagi main apa sih kalo boleh tau?"

"Main sama Brony." Elno menarik tangan Mira mendekati kabinet tv.

Rupanya Brony yang dikenalkan Elno adalah seekor marmut berwarna coklat. Marmut itu kini bersantai dekat kabinet tv. Gak heran daun selada dan wortel dibiarkan berceceran di lantai.

"Wah lucu ya si Brony."

"Iya tapi Brony kalo uyah kenyang jadi males main kaya sekalang."

Kedekatan keduanya membuat seseorang yang berdiri di belakang menelan kecewa. Rean merasa tersingkir, walaupun sedikit.

"Ehmm. Elno katanya mau nonton toothless sama om." sela Rean membuat jeda obrolan Mira dan Elno tentang Brony.

Elno menggeleng pelan. Menolak.

"Gimana kalo main ksatria pembela kebenaran?" rayu Rean.

Curi perhatian anak kecil kok jauh lebih sulit dari perhatian cewek.

Elno memilih mengabaikan Rean namun berbisik lirih ke telinga Mira.

"Elno mau sama ante aja. Om lagi gayak. Selem."

Mira terkekeh ringan lalu balas berbisik. "Maklum om cemburu karna tadi tante cium Elno."

"Oh iya, sama kaya Papa suka galak kalo Mama lagi cium Elno." ucap Elno polos, masih dalam mode berbisik.

Demi Tuhan Mira hanya mengarang cerita. Ngibul sedikit asal gak kelewat bolehkan. Kasian juga lihat Rean dimusuhin Elno. Mira hanya ingin mengembalikan keakraban hubungan antara om dan keponakan.

Rean jengah menonton aksi bisik-bisikan keduanya. Seharusnya mereka belum sedekat ini kan.

"Mira bisa kita ngomong sebentar ? Elno tunggu di sini ya sambil kasih makan si Brony."

Mira mengangguk lalu mengekori langkah panjang Rean menuju dapur.

"Hari ini saya gak ada kerjaan. Saya bisa jagain Elno sendirian jadi kamu bisa pulang." terang Rean.

"Tapi Pak.."

"Nanti saya bilang ke Tasya kamu udah bantu jagain Elno. Jadi gak usah cemas." lanjut Rean, membaca arah protes yang akan disampaikan Mira.

Jadi ini rasanya diusir secara halus?
Bukannya senang dibebas tugaskan Mira justru keberatan. Padahal kalau pulang Mira bisa mencuci baju, menggosok baju, membereskan kamar. Bisa juga nonton vlog orang untuk referensi untuk mendesain interior baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello Mr. PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang