"Bagaimana keadaan Shon?maaf saya tidak jadi kesana karena Shania "
"..."
"Jaga dia baik baik Shel"
"..."
"Iya,Shania baik baik saja"
"..."
"Paa" Ucapku memanggil Papa karena suara Papa lah yang aku dengar setelah aku membuka mataku secara perlahan.
"Aku tutup dulu Shania sudah siuman"
"Hai sayang syukur kamu sudah siuman" Ucap Papa sambil mengusap kepalaku
"Mmm pah aku kenap--aww" Ucapanku terpotong tergantikan dengan rasa linu di dada.
"Tunggu sayang Papah panggilkan dokter dulu" Ucap papa sambil pergi meninggalkan ruanganku dengan raut cemas
Aku melihat sekeliling ruangan yang semuanya bernuansa putih dan di ruanganku terasa hening yang ada hanya suara mesin yang ada di ruanganku. Aku tidak tau itu apa tapi yang aku lihat di ftv-ftv kalo itu pengukur detak jantung.
Tapi aku masih bingung mengapa aku ada di ruangan ini?lebih tepatnya rumah sakit?
Yang aku ingat semalam aku tidur di kamar kak Rama.Krekk...
Suara pintu ruanganku terbuka,aku menoleh ke arah pintu yang memunculkan kepala kak Rama "Ehh princess kaka udah bangun dari tidurnya"ucap kak Rama sambil menghampiriku dan duduk di kursi yang ada di sebelah ranjangku
Rasa linu itu sudah hilang batinku
"Geli tau kak"ucapku "Papa mana?"tanya kak Rama sambil melihat sekeliling ruangan
"Tadi keluar manggil dok-- aww"ucapanku lagi lagi terpotong karena rasa linu itu yang tiba tiba menyerang lagi.
"Shania" ucap kak Rama khawatir "Mana yang sakit?"tanya kak Rama raut mukanya sungguh sangat lucu jika saja rasa linu itu tidak semenyakitkan ini mungkin aku akan tertawa, tapi ini bukan waktunya utuk itu.
Sungguh aku ingin menangis ini menyakitkan.
"Kakak"air mata yang tadi di bendung sudah terbebaskan
"Huss udah ga ada apa apa, mana yang sakit?"tanya kak Rama lembut dan mengelap air mataku yang terus saja turun.
"Hai Shania"sapa Dokter yang datang bersama Papa
"Mana yang sakit"tanya Dokter
"Da-- dada dok"jawabku tercekat karena menahan isakkan dan melap pipiku yang basah
Dokter tersemum seperti menguatkan.
Dokter menghampiriku dan langsung memeriksa dadaku,Dengan benda yang menempel dingin di dadaku,Aku tidak tau nama benda itu tapi aku melihatnya jika menonton Ftv.
"Tidak apa apa itu efek dari panas tingginya. Rasa linu itu karena obat penahan sakitnya sudah habis,dan Shania jangan lupa makan obatnya dan makan ya"ucap dokter ramah sambil melihat ke arah Papa yang sepertinya menunggu jawaban dari dokter
"Jika ada sesuatu lagi panggil saya saja, saya permisi "ucap Dokter sambil pergi meninggalkan ruanganku.
Aku hanya memandang Kaka dan Papa bergantian yang di pandang hanya menyibukan diri masing masing. Sepertinya tidak ingin aku menanyakan sesuatu.
"Papa Kaka aww"aku pura pura merintih kesakitan dan benar saja usahaku berhasil papa dan kaka langsung menghampiriku dengan kecemasan yang terlihat di raut wajah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LaboratoryLove
Teen FictionMaaf ini cerita aku yang pertama maaf banget kalo ceritanya masih amburadul 😂what amburadul? *apathoramburadul? Ah pasti kalian juga tau lah kalo orang bandung mah. Udah ahh kenapa jadi masalahin AMBURADUL😭 Jadi aku minta maaf banget kalo penyampa...