#8 : .............................

11 13 2
                                    

Suara shower di kamar mandi membangunkanku, aku meraba ke sebelahku kak Rama sudah tidak ada

Aku memaksakan untuk bangun dan meregangkan  otot otot ku yang terasaa kaku

"Kak tumben lo udah mandi"teriakku pada kak Rama yang sepertinya sedang di kamar mandi

"Lo liat jam Shan"balas teriak kak Rama,aku langsung melihat ke arah jam Weker yang ada di kamar kak rama Hasilnya jam menunjukkan jam

"Shit fuck kak, lo kenapa gak bangunin gue"teriakku pada kak Rama ,kak Rama tidak menjawab hanya tertawa

"Ga lucu tau kalo gue telat gimana  kak"teriakku frustasi sambil berlari keluar ke kamarku.

Aku bergegas mengambil handuk dan mandi bisa di bilang sih mandi ular kenapa? Karena aku mandi yang basah cuma kepala doang hehe.

Aku ga mandi seminggu aja badanku masih wangi kok,iya itu yang Papaku katakan.

Aku langsung keluar kamar mandi memakai seragam cepat karena sekarang sudah jam 8 lebih aku memakai bedak tipis dan lipblam tipis menutupi bibirku yang terlihat pucat aku mengambil tasku dan handphoneku.

Aku mencari kontak Lia dan menelfonnya.

"Hallo i--"belum juga aku melanjutkan omonganku Lia sudah menjawab duluan

"SHANIA LO DIMANA BE?"ucap Lia berteriak ( Be is Bego )

Otomatis aku hindarkan ponselku dari telingaku Sial dia ingin telingaku copot!

"Jirr biasa ajaa kali, gue kesiangan ia sekarang gue langsung cabut, disana ada-"ucapanku lagi lagi terpotong

"Gak gak ada osis yang jaga semua pada nonton finally sepakbola buruaannn si Sen--"aku langsung mematikan sambungan telfonnya karena aku tau pasti Lia akan mengatakan nama Dia

Aku langsung berlari kecil menuruni anak tangga, di tengah rumah sudah ada ka Rama sedang menalikan tali sepatunya

"Kak lo bawa mobilkan gue nebeng lah?"tanyaku

"Jisss sekolah gue sama lo beda arahh"jawab ka Rama sambil berdiri akan berangkat

Memang sekolah ka Rama dan aku beda aku tidak ingin satu sekolah lagi dengannya masa waktu SMP saja banyak sekali Fansnya yang selalu saja menitipkan benda atau makanan kepadaku untuknya karena mereka tau aku adiknya, dan karena kejadian itu aku tidak ingin lagi satu sekolah dengannya.

"Lo tega kak gue? belum sarapan terus ke sekolah jalan kaki nungguin angkutan umum lama, ntar kalo gue pingsan di jalanan gimana? papah gak ada di rumah gimana kak?"cerocosku tanpa jeda

"Mmm terus aja teruss kurang panjang"ucap ka Rama pergi ke tempat kunci mobil di gantung

"Kakk ih seriuss"ucapku sebal

"Buruan pake sepatu gue hitung sampe 5 lo harus udah selesai"ucap ka Rama dengan aba aba hitungnya

Satuuuu

Duaaaa

Tig---

"Ayo kak gue udah sele--"ucapanku terpotong

"Biasa aja jangan ngagetin bisa?" mengusap dadanya "Kirain gue lo pake sepatu cuma 3 detik  " ucap ka Rama 

"Heheh sorry, pake mah di mobil juga jadi"jawabku dengan kekehan

"Cepett sana lo buka gerbang gue ngeluarin mobil"ucap ka Rama

Akupun membuka gerbang rumah ka Rama mengunci rumah dan masuk ke dalam mobil  .

Sekarang aku sudah ada di dalam mobil bersama ka Rama, ka Rama fokus pada jalanan di depan sedangkan aku gelisah di pinggirnya

Ngomong

Engga

Ngomong

Engga

Ihhh ngomong ajalah

"Mm kak gue sekarang mau dengerin penjelasan sendi selama ini dia ninggalin gue"ucapku cepat dan membungkuk memakai sepatuku

"Mmm bagus lo harus dengerin dulu penjelasan dia biar lo plong" jawab ka Rama

Huhh untung responnya gitu doang

Setelah aku mendengarkan jawaban ka Rama aku hanya bisa melamunkan bagaimana nanti aku dan Sendi akan berbicara empat mata di taman belakang sekolah setelah 2 tahun belakang ini tidak pernah mendengar kabarnya.

Tak terasa aku sudah sampai di gerbang sekolah aku pamitan pada ka Rama dan pergi masuk ke sekolah tapi di gerbang ada yang berjaga

"Jritt osis bukan? mana gue pake sepatu sama kaus kaki bebas lagi"gumamku sambil melangkah pelan menuju gerbang

Eh pas di liat liat lagi itu mah mang Didin penjaga sekolah

"Ehh neng Shania, neng kesiangan?"ucap mang Didin, ya mang Didin orang Bandung kerja di sini

"Iya mang hehe,gerbang di buka kan mang? Shania boleh masuk kan mang?"tanyaku

"Nya iya atuh neng boleh,mang Didin di sini teh kan buat yang datengnya telat"ucap mang Didin membukakan gerbang

"Makasih mang"ucapku sambil masuk ke dalam sekolah dengan santainya

Aku melihat jam tanganku ternyata sudah jam 9 lebih aku langsung berlari kecil ke kelas ternyata di kelas tidak ada siapa siapa di lapangan juga cuma ada pemain sepang bola dari Sma Pelita yang sedang berfoto foto, aku melihat ke segerombolan anak pelita Sendi tidak ada apa mungkin sudah di taman belakang..

Aku langsung berlari kecil menuju taman belakang kasian Sendi jika Menunggu lama..

Hiss apasih?!

Elang  Devjiorjy

Aku terus memanggil nama Shania tapi Shania sama sekali tidak menoleh ke arahku dia semakin mempercepat larinya, aku yang ada di belakangnya hanya bisa mengikuti dia arahnya sih menuju taman belakang. Aku terus mengikuti dia sampai akhirnya, aku melihat Shania sedang mengobrol dengan seorang pria sepertinya aku kenal dia, dia pemain Sepakbola dari Sma Pelita kan? aku melihat Shania dari kejauhan sepertinya dia menangis aku juga melihat dia mengusap pipinya dengan kasar aku tak tega melihatnya aku langsung menghampiri mereka tadinya aku akan meninju pria itu Beraninya bikin nangis cewe tapi Shania langsung memelukku dan menangis di pelukkanku.

"Elang, ya elang dialah pacarku,puas?!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hiii guys maaf janji aku Bulsit yang mau apdet pagi tapi malah malem maaf ya, biasa orang sibuk

Maaf chap ini Pendek

Apa yang ngebuat Shania sampe nangis gitu? Sendi ngomong apa?

Ada di chap selanjutnya makanya

Vote sama Commen yaaa 💋

                                               -Dcn

LaboratoryLove Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang