#10 : Kata CINTA

16 15 0
                                    

Elang Devjiorjy

Aku terus mengelus tangannya yang dingin bodohnya aku, aku baru menyadari bahwa Shania hanya memakai seragam saja tidak memakai jaket makanya aku terus memberi kehangatan padanya melalui elusan di tangannya. Sampai akhirnya aku sudah sampai di tempat yang akan aku tunjukkan kepadanya aku mematikan mesin motorku dan turun dari motorku aku menggandeng tangan Shania untuk duduk di kursi kayu di depan danau ini.

"Wow"kata itulah yang pertama kali keluar dari mulut Shania, matanya berbinar,matanya yang membulat sempurna dan mulutnya yang berbentuk 'o'

Menggemaskan

"Shania"panggilku karena Shania terlihat sibuk sendiri dengan pemandangan yang ada di depan ini

"Kak lo dapet dari mana tempat kaya gini?"tanya Shania sambil mengelus ngelus tangannya yang dingin dan duduk di sebelahku

"Banyak kali ah pemandangan kaya gini mah,kalo gue ada masalah gue suka kesini"jawabku

"Memang banyak tapi ini aneh depan danau dan belakang bukit kecil sepasang lagi, sumpah bagus banget,sama siapa lo suka kesini?"tanya Shania memperhatikanku dari tempat duduknya

"Mmm,gue suka sendiri sih kalo kesini, ribet kalo bawa orang"jawabku Sambil melepaskan jaketku

"Berarti lo ribet dong bawa gue"ucap Shania kecewa dari nadanya sumpah gemesin

"Maka dari itu lo orang Special"ucapku sambil berdiri dan menunduk menyamakan tinggiku dan shania

Aku mendekatkan wajahku terus mendekati wajahnya dan terus mendekati tinggal satu jengkal lagi hidungku dan hidungnya bersentuhan

Ya ampun stop lang ntar lo Khilaf gimana? 

"Orang yang pertama kali gue ajak kesini, tempat rahasia gue, untuk ya  merenungkan masalah, yang gue punya"sambungku sambil menjauhkan mukaku dan mencolek hidung Shania, aku bisa melihat pipi Shania bersemu merah

"Hah mm-- aahh masa Special ya?"tanya Shania gugup menahan malu

"Iya lo Special"ucapku dengan penekannan kata terakhirnya dan memberikan jaketku padanya

Memberikan ya bukannya memakaikan

"Ck, gue kira lo mau pakein ni jaket"grutu Shania

"Apa?"tanyaku pura pura tidak mendengar grutuan Shania

"Mm, Menurut lo gue martabak spesial ? pake jamur,telor,daging,baso?"tanya Shania tangannya asik melipat tangan jaket yang terlaru kebesaran

"Bukan martabak kali"jawabku ketus dan dia hanya tersenyum manis

Boleh gue bawa pulang lo dan ngurung lo di kamar gue?

Aku menggelengkan kepala

"Kenapa?"tanya Shania aku hanya menjawab dengan gelengan.

"Shania"panggilku

Ini saatnya! batinku berteriak yang di panggil menoleh dan masih tersenyum ke arahku

"Mungkin gue gak tepat bilang karena lo lagi di ambang sakit hati gue tau tapi lo ga usah jawab sekarang boleh lo pikir pikir aja dulu jadi-- shan loo--"

"Eh den Elang,mang sengaja kesini biasa na teh aden suka kesini kalo malam minggu mang bawain kacang rebus lagi den mau beli?"ucapan mang Cepi menghentikan ucappanku ke Shania dan Shania yang tadi mukanya tegang dan bersemu merah menghela nafas lega

Ck mang Cepi ganggu aja padahal tadi momentnya udah tepat

"Hah iya mang boleh"jawabku dan melihat ke arah Shania, Shania hanya menganggukan kepalanya seraya berkata ya

"Dua bungkus ya mang"sambungku ke mang Cepi

"Nih atuh den kacangnya teh masih hangat kasihin ke pacar aden"ucap mang cepi Shania hanya tersenyum malu

"Hehe amin mang"ucapku

Aminin aja bener ga, bener kan?
Shania yamg mendengar jawabanku langsung mengalihkan pandangannya pura pura tidak mendengar

Jangan sampai lo salah ngambil keputusan lang

"Makasih ya mang nih uangnya ntar minggu depan Elang kesini mang,mang juga kesini ya"ucapku sambil memberikan uang

"Ya sudah atuh den mang teh nguliling lagi"ucap mang Cepi seraya pergi meninggalkan aku dan Shania berdua

"Lo deket banget ya sama mang itu sampai dia tau nama lo"ucap Shania sambil merebut bungkusan kacang rebus dan memakannya dengan lahap

"Iya setiap gue kesini dia suka ada dan nemenin gue curhat dan gue suka kacang rebusnya manis"jawabku

"Ohh"Shania hanya ber "ohh" ria dan memakan kacangnya

"lo laper ya Shan?"tanyaku Shania hanya mengangguk dan melanjutkan makannya

"Mmm ntar pulang kita mampir ke warung mang Joni dulu ya"ucapku Shania menoleh ke arahku dan menautkan alisnya

"Mang Joni?siapa lagi?"tanya Shania

"Itu yang punya warung nasi goreng kita kesana dulu makan, lo kan laper"jawabku

"Oh kirain--"ucap Shania

"Kirain apa?"tanyaku

"Nggak wle"jawab Shania sambil menjulurkan lidahnya dan berjalan menuju danau dan jongkok di pinggir danau

Dia langsung jongkok menghadap danau dengan tangan yang membuka kulit kacang dan memakannya dengan lahap, Aku berjalan dan menghampirinya dan jongkok fi sebelahnya.

"Kalo gue ada masalah, gue ada disini dan ngelempar nih batu ke danau dan bilang apa aja yang mau kita lampiasin, trus teriak sesuka kita, disini ga bakal ada yang denger teriakan kita,soalnya disini ga ada pemukiman jauh, jadi terserah kita mau teriak kenceng sekencengmya juga"ucapku memegang batu dan jongkok di sebelah Shania aku sudah berdiri dan bersiap siap akan melempar batu itu dan berteriak..

"SHANIA GUE CINTA LOO--"

Sial otak,hati,pikiran, dan mulutku menyuruhku untuk mengatakan kalimat itu.

Teriakku dan melempar batu itu ke danau aku melihat ke arah Shania dan tersenyum, yang di lihat hanya melihatku bingung

Aku menjulurkan tanganku untuk menyuruh Shania berdiri dan sekarang aku sudah di hadapan dia tapi aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia menundukkan kepalanya aku meraih dagunya dan  mengangkatnya sekarang mata kami saling berpandangkan aku bisa melihat di matanya ada rasa bahagia,sedih,gugup,bingung,kesakitan semua bersatu

"Di sekolah gue suka ngepoin lo,makanya gue tau nama lo dan waktu lo ke caffe dan numpahin coffe itu gue ngikutin lo, waktu gue lari mau masuk kedalem lo udah keluar dan ya hasilnya kita tabrakkan dan lo numpahin coffenya ke kemeja gue"ucapku dengan kekehan mengingat kejadian itu sungguh lucu muka Shania saat itu

"Dan waktu di kantin, sebenernya kenapa tiba tiba gue ada di depan lo, gue itu mau ngobrol sama lo eh ternyata lo ga liat gue ada di depan lo ya hasilnya lo numpahin lagi minuman ke baju gue"sambungku dengan kekehan juga, aku menghirup nafas panjang sampai paru paruku terisi penuh dan menghembuskannya pelan pelan

"Disitu gue bisa ngenal lo liat muka lo secara langsung dan gue yakin gue Cinta sama lo, gue tau lo bakal"aku menggelengkan kepala "jadi gue ngasih lo buat perpikir"sambungku "tapi kalo lo nol--"ucapanku terpotong

"Gue juga CINTA sama lo Elang"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Cailahhh Elang Shania aja udah jadian, Kita kapan?

Yaaa dan mereka jadiannn
Ayooo setuju kan Shania sama Elang?

Dabel apdet kan?
Chap selanjutnya masih Shania sama Elang ya, jangan bosen

Eh iya itu mulmed tempat yang di tunjukin Elang ya

Vote and Comment ya

                                             -Dcn

LaboratoryLove Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang