Yeri POV's
Angin mengibarkan pelan rambutku saat aku baru saja membuka helm berwarna merah ini.
"Berikan." Aku pun memberikan helm tersebut kepada sang pemiliknya.
"Baiklah, kajja!" Serunya padaku lalu menggenggam tanganku. Hangat.
Saat dia hendak berjalan sembari menggenggamku, aku pun menahan tangannya.
"Kau tidak perlu repot-repot seperti ini lagi, Mark." Senyumku tipis padanya.
"Wae? Apa karena pacar sialanmu itu? Bahkan dia saja pergi dengan wanita lain." Ucap Mark mulai menaikkan intonasinya.
"Yak, kau ini! Aku hanya tak ingin dia salah paham. Aku tak ingin dia menyakiti sahabatku yang satu ini. Dan jangan bahas lagi masalah itu, aku sudah lebih cukup tau." Ucapku tulus padanya sembari melepaskan genggaman tangan kami.
"Bisakah kau berjuang sampai disini saja? Kau, aku, kita berdua tau sikapnya dari sejak kita kecil. Dan aku yang tumbuh bersamamu, bagaimana bisa membiarkanmu seperti ini oleh lelaki yang bahkan juga tumbuh bersama kita? Jungkook, dia-"
"Waah, apa kalian sedang membicarakanku?" Tiba-tiba Jungkook datang memotong pembicaraan Mark, lalu merangkulku.
"Kau sangat percaya diri, tuan Jeon." Kekehku.
"Iya, kami sedang membicarakanmu." Ucap Mark terdengar kesal.
"Apa yang kalian bahas? Apakah kalian membicarakan ketampananku ini?" Canda Jungkook.
"Kami membahas dirimu yang-"
"Dirimu yang selalu saja mendapatkan nilai enam di setiap ulangan." Potongku cepat saat mengerti arah pembicaraan Mark. Lantas Mark memberikanku tatapan sendu.
"Yak! Otakku memang sudah takdir seperti ini. Tidak seperti otak kalian berdua yang kelewat batas kepintarannya." Balas Jungkook.
"Iya, Yeri benar. Kami memang tadi membahas itu. Membahas bagaimana bodohnya dirimu." Ucap Mark dingin sebelum meninggalkan kami berdua disini.
"Yak!! Ada apa dengannya?" Kesal Jungkook.
Bodohnya aku. Melindungi satu orang, namun malah menyakiti yang satunya.
Tapi, apa ada pilihan lain selain memilih salah satu? Bukankah dunia memang selalu ada pilihan? Dimana kita hanya bisa memilih salah satu, namun berdampak menyakiti yang tak terpilih.
Apakah tak ada pilihan, sehingga diantara mereka tidak ada yang tersakiti? Hanya cukup, aku saja yang menanggungnya.
.
.
.
.
."Yerimiee, cepatlaah!! Aku lapar, jeongmal!" Rengek gadis di sebelahku ketika Kang saeng baru saja meninggalkan kelas.
"Sabarlah, Joyiee. Apa kau tidak sarapan lagi?" Tanyaku seraya merapikan peralatan tulisku.
"Kau tau 'kan tadi aku hampir terlambat. Yaah ini semua karena si bodoh Park Chanyeol yang lebih memilih menjemput pacaranya dibanding mengantar adiknya sendiri." Ucap Joy cemberut.
"Alasan yang terus saja berulang, Joy. Jangan menutupi alasanmu sebenernya yang dikarenakan drama yang baru saja kau download sehingga membuatmu begadang, dan akhirnya kau pun terlambat bangun." Ucapku lalu menyentil dahinya keras, sehingga terdengar ringisan.
Bukannya marah, Joy malah mencubit pipiku gemas.
"Baiklah, baiklah nona genius yang tak bisa di bohongi. Namun, sayang. Terkadang kau sengaja membodohi dirimu karena mengetahui suatu hal."Aku pun hanya membalasnya dengan senyuman, mengerti maksudnya namun tak ada niatan membalasnya.
"Kajja!!" Ucapnya lalu menarik tanganku.
Kami terus saja berceloteh ria, terkadang membalas sapaan yang lainnya.
Hingga saat kami hampir sampai menuju kantin.
Mataku menangkap Mark yang baru saja keluar dari kantin menenten tas plastik. Dia terlihat berjalan kearah kami. Dengan wajah yang terlihat marah?
Aku yang terus menatap matanya sampai jarak kami tinggal beberapa senti. Dan saat dia berlalu dari hadapanku, aku terkejut.
Karena aku merasakan sebuah genggaman kuat menarikku sehingga membuatku otomatis berbalik kearah orang itu yang kini menyeretku.
"Yak, Mark! Kau mau kemanakan Yeri?" Teriak Joy geram.
"Kau pergilah sendiri ke kantin Joy. Di kantin sangat panas, aku tak ingin Yeri makan dengan kepanasan disana." Terdengar suara yang sangatku benci dari Mark, suara dinginnya.
Dan saat aku berbalik menghadap Joy, terlihat dia tengah tersenyum. Ada apa dengannya?
"Mark benar, aku akan ke kantin sendiri saja. Kau tak perlu ikut ke kantin." Ucap Joy memaklumi.
Tunggu, sebenarnya apa yang mereka bicarakan? Mengapa aku tak mengerti?
Kantin? Panas?
Heol, bahkan kantin di sekolah ini sudah seperti cafe. Dan jangan lupakan AC yang ada di setiap sudut cafe. Bahkan saat musim panas pun, di dalam kantin tidak terasa panas. Apalagi pada musim yang hampir memasuki penghujan ini. Sungguh aneh.
.
.
.
.
.Dan disinilah kami, memakan sebuah roti cokelat di bawah pohon rindang.
"Mark, aku haus." Ucapku manja.
Terdengar kekehan di sebelahku.
"Ini tuan putri. Dasar manja."Aku pun hanya tersenyum kecil saat Mark memberikanku sebotol air mineral. Aku pun menerimanya dengan senanga hati lalu meminumnya.
Saat aku telah usai meminumnya lantas aku pun hendak menutup botol tersebut. Namun, tiba-tiba Mark malah mengambilnya dan meminumnya.
Aku pun terkejut. Dia meminum tepat di tempat bekas bibirku.
"Wae? Aku juga haus. Lagi pula aku hanya membeli satu botol saja." Ucapnya enteng lalu kembali menggigiti sisa roti cokelatnya.
"Mark." Ucapku pelan, yang dibalas dengan gumaman olehnya.
"Apa tadi di kantin ada Jungkook?" Tanyaku pelan.
Setelah beberapa lama tak mendapati jawabannya, aku pun menoleh kearahnya. Dan mendapati dirinya yang tengah menatapku.
Aku tersenyum menatap matanya, terlihat jelas mata itu memberikan jawaban atas pertanyaanku.
"Aku tak apa-apa, Mark. Kau tidak perlu sekhawatir ini. Kasihan Joy jadi makan sendiri di kantin." Ucapku lalu menyenderkan kepalaku di bahunya.
"Ternyata sulit membohongimu, Kim Yerim. Apa alasanku yang tadi terdengar sangat bodoh dan konyol?" Tanyanya menyerah.
"Manhi." Ucapku lalu tertawa yang lantas diikuti olehnya.
Aku menyakitinya, namun dia melindungiku.
Aku melindunginya, namun dia menyakitiku.Bodohnya aku. Meski aku mengetahuinya, namun tetap saja semuanya terus berjalan seperti itu tanpa ada perubahan.
Lantas apa yang harus aku lakukan?(***)
Annyeong^^ Yun kembali!
Terimakasiih banyaak yaa buat chingu yang nyempetin baca FF abstrak kedua Yun ini. Meski emang readers nya, toh ini FF juga gak ada bagus-bagusnya.
Toh Yun publish FF ini untuk melampiaskan hasrat Yun akan menulis FF hehee..
Jangan lupa vomment chingu^^
#maaf typo berserakan
Yun 🐼
![](https://img.wattpad.com/cover/95077325-288-k83472.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sadness [MARKRI & JUNGRI]
FanfictionKebahagiaan sejati. Mengapa sangat sulit untuk mendapatkannya? Mengapa sangat sulit untuk meraihnya? Satu hal yang tidak pernah terlintas dalam hati seorang Kim Yerim, keegoisan. Bohong bila seseorang tidak pernah ingin egois dalam suatu hal. Nam...